42. Bukan museum

75 17 3
                                    

Publish: Sabtu, 6 April 2024.

Vote udah kek data statistik kripto, naik turun naik 💀

Vote udah kek data statistik kripto, naik turun naik 💀

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

***

Pagi hari selanjutnya, Leonia sudah merasa bangun lebih awal dari biasanya, tapi tetap saja lebih lambat dari pengaturan waktu Vincenzo. Terbukti dari saat membuka mata, sisi lain tempat tidur sudah kosong, menyisakan kasur dingin.

Ada suara samar-samar gemericik air dari kamar mandi, menjawab pertanyaan tak langsung dari Leonia tentang ke mana Vincenzo pergi. Memang memesan satu kamar saja, otomatis akan tidur bersama di satu ruangan dalam beberapa malam ke depan.

Setelah mengumpulkan sisa kesadaran yang tercerai-berai dari alam mimpi, Leonia bangkit duduk, merangkak perlahan turun dari tempat tidur. Mendekati satu dari sejumlah paper bag di atas meja, itu adalah pakaian yang dibeli tadi malam sebelum ke hotel, dibayar menggunakan uang Vincenzo.

Karena Leonia tidak membawa sepotong pun pakaian dari Roma, jadi diharuskan membeli di sini sesuai gaya negara ini. Untuk beberapa hari ke depan, Vincenzo berkata akan tinggal di Moskow untuk melakukan bisnis, selain menghadiri pameran galeri.

Leonia tidak keberatan, semua perjalanan dengan Vincenzo bisa dianggap tugas sekaligus liburan. Menutupi kekurangan pengetahuan tentang negara-negara sekitar atau wilayah Eropa lain. Terlebih, di musim ini kebetulan memiliki cukup padat festival di Rusia, pasti banyak hal menarik akan bisa dilihat.

Suara pintu kamar mandi terbuka menarik perhatian Leonia dari menilik isi paper bag warna putih. Menoleh, menemukan Vincenzo keluar dengan tubuh dibungkus handuk kimono putih. Rambut masih terlihat basah, dan beberapa tetes air mengalir turun dari pelipis ke sisi wajah.

"Pameran galerinya diadakan siang hari, kan?" tanya Leonia sambil menegakkan postur berdiri dari condong ke meja.

Vincenzo mengangguk. "Setelah sarapan, aku akan membawamu ke suatu tempat dulu," katanya tenang, sudah berdiri berhadapan dengan Leonia dekat tempat tidur.

"Ah, museum negara?"

Leonia menebak, teringat kembali obrolan dengan Vincenzo saat di ruang tunggu bandara kemarin. Mengangguk singkat sebagai tanda mengerti, lalu melenggang ke arah kamar mandi tanpa menunggu jawaban pasti. Tidak lupa membawa paper bag pakaian ganti beserta sabun mandi pribadi.

Meninggalkan Vincenzo di tempat, memperhatikan punggung gadis itu pergi sampai menghilang di balik pintu. Barulah menunduk untuk mengambil salah satu paper bag tempat menaruh setelan jas sendiri. Mengenakan pakaian sambil menunggu jam sarapan.

Tidak sampai satu jam kemudian, Leonia selesai, keluar kamar mandi sudah dengan pakaian lengkap. Atasan berupa wrap blouse putih berkerah V, dipadukan bawahan celana cargo berwarna senada, berbahan wol agar menjaga suhu tubuh tetap hangat. Di lengan tersampir juga mantel wol putih dan syal rajut abu-abu muda, satu-satunya warna berbeda.

Schiavo Del MafiosoWo Geschichten leben. Entdecke jetzt