49. Buat dia menderita, balaskan kematian adikmu

75 13 4
                                    

Publish: Sabtu, 4 mei 2024.

Warn!: (17+) Mature Content, dan tindak kriminalitas.
Jangan ditiru! Setiap adegan dilakukan oleh profesional.

Jangan ditiru! Setiap adegan dilakukan oleh profesional

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Sebenarnya, Lionel tidak pernah diberitahu secara spesifik apa tujuan utama Joves menginginkan Leonia dalam kondisi hidup-hidup.

Walaupun di permukaan terkesan memang untuk membalaskan dendam Galina atas kematian Darya. Namun, sepertinya lebih dari itu, ada alasan yang jauh lebih besar.

Satu-satunya yang mengetahui tujuan dan alasan Joves sebenarnya hanya Damien, sebagai tangan kanan selama ini. Lionel dan Galina tidak pernah diajak bertukar pikiran.

Selain itu, hubungan Lionel dan Darya selama ini memang tidak memiliki ikatan darah, hanya sekadar saudara dalam status, tapi mereka sangat dekat. Terutama karena sama-sama dilatih tim kepercayaan Joves untuk menjadi agen rahasia, jadi sudah seperti saudara kandung.

Kematian Darya di tangan Leonia juga memancing kemarahan Lionel yang sama seperti Galina. Hanya saja mampu ditahan selama ini dan terus bersikap seolah tak terpengaruh emosi pribadi.

Lionel bekerja di bawah kendali Joves, tanpa benar-benar mengetahui apa tujuan tugasnya dilakukan. Karena Damien pernah berkata, mereka hanya harus menuruti perintah, tanpa bertanya apalagi membantah. Agar hidup terjaga, nyawa aman, dan masa depan terjamin.

Pintu kamar yang tidak terkunci dengan mudah dibuka dari luar, suara kenop diputar mengisi keheningan di tengah malam. Lionel masuk perlahan, cahaya redup dari lampu tidur cukup untuk membantu penglihatan.

Langkah berhenti di sisi tempat tidur, untuk beberapa saat hanya berdiri diam, menatap sosok terlelap di balut selimut. Berbaring lurus seperti putri tidur yang patuh, kedua tangan terlipat di atas perut, menunggu sang pangeran datang mencium.

Sorot mata Lionel berkilat tajam selama sekian detik sebelum normal kembali, tangan terulur menyentuh pundak Leonia, menepuk pelan seolah-olah ingin membangunkan tapi tidak benar-benar membangunkan.

"Nia ...." panggilnya setengah berbisik.

Tidak ada reaksi.

Napas Leonia masih stabil, dada bergerak naik turun perlahan, ekspresi tenang menunjukkan sisi terlemah seorang perempuan.

Tepukan Lionel di pundak kecil itu menjadi lebih keras, dan panggilan diperjelas.

"Nia, bangun."

Sayangnya, atau beruntungnya, masih tidak ada respons dari Leonia yang tampak tidur seperti orang mati.

Dua kali memanggil, dua kali diabaikan, cukup bagi Lionel untuk memastikan obat tidur dalam aromaterapi sudah bekerja sempurna. Menarik tangan ke sisi tubuh kembali, menekan dengkusan menghina sebelum menyibak selimut.

Schiavo Del MafiosoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang