03

1.1K 129 3
                                    

"Elgar!"

"Bunda marahnya nanti dulu, itu Arvy nangis nyariin bunda."

--

"Adek tenang dulu ya, nanti bunda kesini kok."

Arvy menggeleng air matanya terus keluar, tangis Arvy makin mengeras kala ia tak melihat wanita yang menjabat sebagai bundanya.

"Baby udah dulu ya nangisnya, nanti sesek loh"

Wtf men?

Baby?!

Ga salah denger Arvy?

"Yailah gini banget nasib gue."

Bukannya apa Arvy menangis, ia menangisi nasibnya sendiri.

*Kita kembali lagi ke beberapa saat yang lalu...*

Setelah kata-kata mutiara yang keluar dari mulut Arvy, bayangan putih terlihat dari jauh.

"Apaan tu, hantu kah?"

Arvy memundurkan langkahnya perlahan, gini-gini dia takut sama makhluk transparan diluaran sana cuy.

"Woi setan, lo kalo ngerti bahasa manusia mending sekarang pergi deh. Ga usah lo nakut-nakutin gue."

Bayangan putih itu tetap mendekat ke arah Arvy yang semakin memundurkan langkahnya.

"Woi ngerti ga si lo, lagi ga mood gue sumpah tan."

"Zy."

Arvy diam, ia melihat kearah bayangan putih yang hampir berada didepannya.

"Zy."

"OH JADI ELO PELAKUNYA."

"BANGS—###"

*🐦🐦🐦🐦*

Arvy kini duduk diam disamping bocah yang sedang menangis.

Salahnya sendiri menguji kesabarannya, udah manggil-manggil nyamperin pake bentukan kerabatnya setan gitu.

Apa ya ga emosi Arvy ini.

"Udah napa cil nangisnya."

Bayangan transparan putih tadi ternyata seorang bocah laki-laki yang sekarang sedang sesenggukan gara-gara habis Arvy pukul.

Reflek emosi katanya.

Bocah itu mendelik tak terima, "cal cil cal cil, gini gini gue lebih tua dari lo ya dek."

Arvy mengerutkan keningnya tak suka, "dak dek dak dek aja lo, ya lagian pendek amat si tu badan."

"Gue kasih kaca juga."

Arvyn tak membalas ucapan bocah atau kakak? Yang ada disebelahnya itu. Ia terus mengamati wajah yang tampaknya familiar di ingatannya.

"Gue tau gue ganteng, ga usah terpesona gitu lah."

Arvy mendecak sebal, ia merolingkan matanya "najis, pede banget."

"Ya lo sendiri ngapa ngeliatin gue gitu banget."

Arvy kembali melihat anak laki-laki itu, "wajah lo familiar sumpah, tapi siapa ya?"

"..."

"..."

"INI KAN WAJAH GUE SETENGAH HARI TADI KAN!?"

"YA GAUSAH TERIAK JUGA KALI!"

- KalaWhere stories live. Discover now