04

1K 111 0
                                    

Hanin tampak melihat orang-orang yang ada disana, melihat kembali pada Arvy yang menuntut jawaban darinya.

"Mereka keluarga kita sayang."

--

Arvy sungguh dibuat bingung sekarang, fakta yang ia ketahui beberapa saat yang lalu membuatnya bingung dalam bersikap.

Kini ia sendiri, masih dikamar tempat ia bangun tadi tanpa ada seorang pun yang menemaninya.

Ya, dia berhasil mengusir keluarga  tadi untuk meninggalkannya sendirian.

Keluarga ya?

Arvy mengacak rambutnya sebal, "jadi ini maksudnya 'Arvy' ini ponakannya bunda, terus ibu kandung 'Arvy' ini yang tadi itu?"

"Ah pusing," jam kini menunjukan pukul 2 pagi yang berarti sudah hampir 3 jam dari ditinggalkannya Arvy sendiri dan kini ia masih frustasi dengan fakta yang tiba-tiba ia terima.

"Ya Tuhan Arvy, idup lo napa banyak teka-teki gini dah."

"Ini idup sejalan ama maze runner kali ya."

*Mari kita kembali beberapa jam yang lalu...*

Arvy menatap bingung bundanya, "maksudnya keluarga?"

Hanin duduk disebelah Arvy dan memeluknya, "maaf, bunda selama ini udah bohong sama Arvy. Wanita disamping bunda ini," Hanin melepaskan pelukannya perlahan.

"Ini ibu kandung Arvy."

Arvy diam, ia menatap gantian kedua wanita yang berada dihadapannya.

"Nak, ada banyak penjelasan yang harus kau dengar. Kami mengambil keputusan ini demi melindungi mu."

Kalimat itu terlontar dari om brewokan yang tadi sempat Arvy nilai penampilannya seperti sugar daddy itu.

Didalam hatinya Arvy gelisah, "mampus gue, ini maksudnya gimana. Gimana ni gue tanggepinnya."

Ga mungkin kan nunggu tamggepan Lesti.

"Arvy."

Panggilan lembut itu datang dari wanita disebelah bunda, paras cantik dengan rambut panjang yang digelung dengan sempurna menambah kesan ayu dari wajahnya.

"Boleh mommy peluk kamu?"

"..."

Arvy hanya diam, ia dari tadi tak mengeluarkan reaksi apa-apa dan membuat beberapa orang di sana tampak khawatir.

Arvy yang dikhawatirkan orang-orang disana sedang menundukkan kepalanya menyembunyikan ekspresi bingung dan kesalnya.

"Vyn anjing emang, anak babi ya lo itu."

Yap.

Ia dari tadi hanya menyumpah serapahi orang yang ditemuinya dimimpi tadi.

"Kasih ingat lo brengsek. Gue bingung harus gimana ini, paling ga bantuin gue lah lo."

Seakan mendengar permintaan Arvy, sekelibat ingatan tiba-tiba memasuki memory otaknya dan membuat kepalanya kembali pusing.

"What the fuck men, pusing ini lagi?"

Sungguh, Arvy hanya bisa mengumpat didalam hati.

Gelagat yang aneh dari Arvy ditangkap oleh pengelihatan mereka.

"Dek?"

Pria berjas dokter itu maju untuk melihat kondisi Arvy yang tampak tak baik?

- Kalaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें