BAB 1

47 6 0
                                    

Happy Reading.

Suasana kampus Nusa Bakti sangat ramai hari ini. Terbukti dari suasana kantin yang bahkan sangat berdesakan di dalam. Meja-meja yang ada sudah dipenuhi oleh para mahasiswa maupun mahasiswi yang sedang bersendariau.

"Nar, Zenia kok belum muncul sih," tutur sorang gadis berambut panjang. Wajahnya sangat cantik dan merupakan salah satu primadona di kampus ini.

Dia, Shannon Geleryan. Gadis itu lumayan populer di kalangan seniornya sejak saat pertama kali masuk ke kampus ini.

"Lagi kebo mungkin," jawab Nara.

Kim Nara, gadis imut yang merupakan blasteran Korea-Indonesia ini tidak terlalu terkenal namun dia merupakan salah satu primadona kampus. Gadis itu terlalu lembut, hingga membuatnya sering dibully seniornya yang iri dengannya. Namun gadis itu tidak pernah menceritakan apapun mengenai hal itu kepada sahabat-sahabatnya.

"Mana ada, udah jam segini ... bentar lagi kelas mulai." Sergah Shannon sambil membuka layar ponselnya. Nara hanya mengidikkan bahunya lalu menyeruput jus alpukat yang ada di depannya dengan santai.

Brakh

Suara itu dari arah pintu kantin. Beberapa senior mahasiswa memasuki kantin itu dengan cara yang tidak sopan. Bahkan suara dentuman dari pintu itu membuat beberapa mahasiswa yang ada di sana terkejut.

"Apa, nggak suka?" Tantang salah satu dari antara mereka yang bernama Calista kepada seorang mahasiswi yang mengumpat saat kaget.

"Udahlah nggak usah dilandeni, dasar sampah!" Tutur salah satu lagi yang bernama Intan sambil menatap gadis tadi dengan sinis. Sedangkan gadis yang membanting pintu tadi mengedarkan pandangan, mencari seseorang. Selang beberapa saat, dia berjalan menghampiri meja yang dia maksud.

"Ngapain tu cewek ke sini," gumam Shannon tak suka sambil melirik Nara. Gadis itu tampak ketakutan namun berusaha mati-matian untuk terlihat biasa saja.

"Gue pinjam teman lo sebentar," tutur gadis itu sambil menatap tajam Nara. Shannon yang mendengar permintaan baik-baik dari seniornya itu mengijinkan Nara untuk pergi bersama ketiga gadis itu.

"Itu si Mahasiswa abadi ngapain ngajakin cewek gue," rutuk salah satu Mahasiswa yang merupakan pengagum rahasia Nara.

"Mana gue tau, mungkin mau diulti ..." balas salah satunya lagi dan berhasil mendapatkan tapokan manja di bibirnya.

Shannon menatap Nara yang berjalan mengikuti ketiga gadis itu. Dia agak ketakutan namun Shannon bukan gadis yang peka seperti Zenia. Gadis itu memilih untuk menghubungi Zenia.

Di sini, di ujung kordidor dekat toilet. Gadis itu berdiri dan terus menunduk karena ketakutan.

"Mana skripsinya, gue butuh sekarang juga!" Pinta gadis yang bernama Lisa Leonord. Dia mahasiswa abadi yang berkuliah sudah sangat lama, hampir 5 tahun karena belum bisa menyelesaikan skripsinya. Beberapa kali hampir di DO dari kampus, namun berkat koneksi keluarganya bisa membuatnya tetap bertahan.

"Tapi kak ... gue baru semester 4 dan gue belum paham betul soal Skripsi. Kita juga beda jurusan," jawab Nara sambil menatap nanar wajah Lisa. Gadis itu sangat keras kepala dan karena sering berlaku semena-mena terhadap mahasiswa baru, banyak yang tidak mau berurusan dengannya.

"Gue nggak peduli!" Sentaknya sambil mendorong tubuh Nara hingga terbentur ke tembok.

"Pokoknya hari ini juga, bawa skripsi itu ke hadapan gue!" Lanjutnya sambil menarik rambut Nara hingga membuat yang empunya mendongakkan kepalanya menahan rasa sakit.

"Baru semester empat udah ngelunjak lo, haha ..." tawa Calista mengejek Nara yang terlihat sudah menangis sekarang.

"Maaf kak ... argkh tolong lepaskan, ini sa-kkit ..." ringis Nara sambil berusaha menahan tangan Lisa yang semakin kuat menjambak rambut Nara.

"Udah, gunting aja rambutnya. Gue benci lihatnya," suruh Intan sambil menyondorkan sebuah gunting berwarna hitam kepada Lisa. Nara langsung menggeleng dan memohon agar rambutnya tidak di gunting.

Lisa memperhatikan gunting itu sesaat lalu tersenyum remeh.

"Lo tau bayarannya apa kalo lo nggak ngikut apa kata gue?" Nara menggeleng sambil terus mengatup kedua tangannya meminta maaf.

"Maaf kak ... tolong jangan ... argkh," Lisa menjambak rambut Nara lalu memotongnya. Kedua temannya tersenyum puas melihat adegan sadis itu.

"Lain kali jangan main-main sama gue," final Lisa setelah mengunting rambut Nara. Rambut gadis itu yang awalnya panjang dan tergurai indah sekarang terlihat pendek dan sangat menyedihkan. Ketiga gadis itu pergi dari sana setelah menoyor kepala Nara bersamaan.

"Menyedihkan," lirih Nara menertawakan dirinya. Gadis itu mengusap air matanya lalu meraih gunting yang kebetulan tertinggal di sana dan segera memasuki toilet.

"Ya ampun, Nara ... lo kemana aja, kita udah nungguin lo dari tadi," ucap Shannon agak kesal. Mereka saat ini sudah berada di kelas dan bersiap untuk menunggu Dosen masuk.

"Rambut lo kenapa?" Tanya seorang gadis yang duduk di samping Shannon.

Itu, Zenia Queensanya. Gadis cantik blasteran Cina-Indonesia itu menatap lekat wajah sahabat polosnya itu dan mulai menduga-duga. Zenia adalah mahasiswa yang paling populer di kampus karena sifatnya yang bodo amat dalam suatu hal. Namun begitu, dia mempunyai banyak penggemar di sini.

"Eh iya, tadi kan rambut lo panjang. Rambut lo kenapa?" Timbal Shannon sambil memegang rambut Nara yang sudah pendek sebahu dan sudah lumayan rapi potongannya.

"N-nggak, nggak kenapa-napa kok," Jawab Nara yang sedikit gugup sambil membalikkan posisi tubuhnya menghadap ke depan. Shannon hanya mengangguk sedangkan Zenia tidak. Gadis itu merasa ada yang salah di sini. Nara tidak pernah ingin menggunting rambutnya, dia sangat mencintai mahkotanya itu sampai untuk menggunting sepotong saja, dia harus menangis lebih dahulu.

Dengan sigap Zenia menarik baju kameja Nara hingga memperlihatkan area bahunya yang terlihat sedikit memar di sana. Nara dan Shannon membulatkan matanya sempurna dengan aksi tiba-tiba dari Zenia.

"Apaan sih," sontak Nara sambil kembali menaikkan bajunya. Zenia menatap tajam Nara kali ini.

"Siapa yang ngelakuin itu!" Tekan Zenia sambil terus menatap tajam Nara. Gadis itu terlihat melempar padangannya untuk menghidari kontak mata dengan Zenia. Shannon menatap tak percaya.

"Jangan bilang itu Lisa," ucap Shannon sambil menarik wajah temannya itu untuk menghadap ke arah mereka.

Damn it! Nara langsung menangis. Shannon menariknya kedalam pelukannya dan berusaha menenangkannya sedangkan Zenia, gadis itu sudah melenggang keluar dari kelas. Walau berpapasan dengan Dosen yang hendak masuk, Zenia tidak mempedulikan hal itu dan memilih untuk terus melanjutkan langkahnya.

"Zenia Queensanya, kembali ke kelas!" Teriak Dosen yang bernama Clara Bianca. Gadis itu tidak menghiraukannya. Begitulah dia, saat sedang marah dia sangat susah mengendalikan dirinya.

To be continue















BODYGUARD LOVE Where stories live. Discover now