BAB 10

17 5 0
                                    

Happy reading.

Suasana kampus hari ini lumayan ramai seperti biasanya. Beberapa mahasiswa terlihat sedang bersendagurau di area parkiran sampai akhirnya sebuah motor ninja berwarna hitam memasuki kawasan parkiran dan berhasil menarik atensi mereka semua.

"Kiw-kiw, cewek gue dateng nih," ucap pria gondrong yang sedang bersandar pada motornya. Namanya Leonardo, sering disapa Leon. Cercahannya berhasil mendapatkan tatapan tajam dari seorang pria yang sedari tadi menghisap rokoknya.

"Cari mati lo?" Balas pria itu sambil mematikan rokoknya lalu segera melemparnya ke tong sampah terdekat.

"Canda bang, canda ..." balas Leon sambil tertawa.

"Serius juga boleh," ucap pria tinggi dengan kumis tipis yang menjadi ciri khasnya, itu Tio.

"Gue pastiin, habis ini lo berdua babak belur." Ucap salah satunya lagi sambil beralih duduk di atas motornya. Namanya Bara, anaknya baik namun agak brutal kalo marah.

"Bodoh emang, brengsek juga, lo kalo suka ungkapin Din, jangan sembunyi layaknya pengecut di balik kata persahabatan," lanjut Bara yang terlihat kesal dengan pria di depannya ini.

"Heyo, guys ... Shannon yang paling kece datang, katakan i love you!" Teriak Shannon sambil merentangkan tangannya. Gadis itu bergeming karena tak ada respon sama sekali dari mereka.

"Lo semua kenapa? Kerasukan Jin jahanam atau emang lagi jadwalnya menjelma jadi pria-pria bodoh bin payah." Cercah gadis itu sambil meneliti teman-temannya satu persatu.

"Dino, lo kenapa? Leon, lo juga. Bara, jelasin ke gue ... lo semua kenapa sih?" Merasa dikacangi Shannon menendang kaki mereka satu persatu hingga terdengar ringisan pelan.

"Bar-bar kalik kau, ayo masuk." Cercah Bara dan langsung meninggalkan mereka menuju ke kelasnya.

Shannon mencemberutkan bibirnya kesal, "i love you," ujar Leon tiba-tiba. Shannon sontak bertepuk tangan heboh diikuti Tio. Dino sontak menatap tajam pria itu.

"Ayo dek, masuk." Ajak Leon dan hendak merangkul gadis itu, Dino langsung mendahuluinya dan merangkul posesif tubuh Shannon, "gue antar ke kelas lo," ucap Dino lalu menyeret gadis itu.

"Apaan sih, lepasin woi. Main seret-seret aja lo kutu kupret," omel gadis itu lalu melepas paksa rangkulan Dino dari bahunya.

"Gue marah sama lo." Ucap Dino dan berusaha secool mungkin.

"Sorry, kemarin gue nggk bisa datang karena Eyang nggak enak badan." Jelas Shannon.

Dino melempar tatapannya ke sekitar, "ntar malam ngumpul. Abang gue udah balik dan semua tanggungjawab komunitas gue balikin ke dia. Capek ngurusin kalen semua," dumel Dino sambil menghembuskan napasnya kasar. Shannon hanya mengangguk paham.

Komunitas motor yang di kelola Dino lumayan mendapatkan banyak apresiasi dari kalangan pencinta motor, namun sebenarnya komunitas itu bukanlah miliknya, dia adalah tangan kanan kakaknya. Dia membantu kakaknya yang sedang melanjutkan pendidikannya di London, dan karena sudah selesai, dia akan mengembalikan tanggungjawab itu kepada kakaknya.

"Awas aja kalo nggak dateng," ancam Dino sambil memajukan wajahnya menatap tajam mata Shannon.

"Iya bacot, gue datang." Balas Shannon sambil menoyer dahi pria itu. Mereka melajutkan perjalanan menuju kelasnya Shannon. Dino dan yang lain memilih jurusan yang berbeda dengan Shannon, Zenia dan Nara.

"Cieee, cieeee ... dianterin nih ciee," heboh Rana, siswa super pintar dikelasnya Shannon.

"Iihhh Ranaa, kamu apaan sih," Shannon mendorong pelan tubuh Rana ke samping. Gadis itu sebenarnya tidak memiliki rasa apapun terhadap Dino, hanya sebatas teman dekat, itu saja.

BODYGUARD LOVE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang