bab 01. perpindahan dunia

365 44 0
                                    

Sebuah mobil hitam berhenti tepat didepan rumah megah bertingkat lima, dengan bangunan bernuansa serba putih yang dipadukan dengan warna cream ke-emasan, yang menjadikan bangunan tersebut terlihat sangat elegan, gadis yang mengendarai mobil tersebut pun turun dan langsung berlari menuju ke dalam rumah nya, para pelayan yang sedang bekerja pun membungkukkan badan memberi hormat kepada tuan nya.

Tak menghiraukan para pelayan, gadis itu pun langsung menuju ke dapur dan segera mengambil mangkok dan sendok yang berlapis emas, untung nya disetiap lantai rumahnya memiliki dapur.

Pelayan yang melihat nona muda nya mengambil mangkok sendiri pun segera melarang, tapi gadis itu tetap kekeuh untuk melakukan nya sendiri, dengan cepat ia pun membuka kantong kresek yang berisi makanan yang sudah lama ia idamkan untuk memakan nya.

Mencium aroma nya saja sudah membuat nya tergiur untuk langsung menyantap sekarang juga, kini makanan tersebut telah terhidang di mangkok, sekali seruputan dari kuah nya yang begitu lezat membuatnya menggelengkan kepala tidak percaya dengan rasa yang tercipta dari makanan tersebut.

Pelayan yang saat ini sedang bekerja didapur pun menatap nona muda nya tidak percaya, bagaimana bisa? Orang kaya seperti dirinya memakan makanan yang sangat familiar seakan tidak pernah memakan makanan tersebut.

Merasa di perhatikan gadis itu pun menatap pelayan tersebut dengan nyalang. "Apa lo lihat-lihat? Mau gue pecat?!"

"E-enggak nona, maaf! Karena telah lancang menatap anda." Pelayan tersebut membungkukkan badannya lalu kembali melakukan pekerjaan nya.

"Ngomong gitu doang kok langsung mau dipecat, dasar!" Gerutu Amel tersebut dalam batin. "Gue sumpahin lo keselek kuah seblak terus mati!"

Ukhukk... Ukhukkk...

Mendengar suara batuk dari nona muda nya membuat pelayan itu memperlihatkan nona nya, raut wajah gadis itu sudah tak secerah tadi, kini wajah dan mata nya memerah seperti monster.

"A-air, to-long amb-ilin g-gue ai-r" ucap gadis tersebut terbata karena menahan rasa sakit yang sudah menjalar ke seluruh tenggorokan nya.

Pelayan yang berada disana pun segera mengambil air minum untuk nona nya, dia panik bukan main melihat kondisi nona nya yang sangat memprihatikan, terlebih lagi dia teringat dengan sumpah serapah yang beberapa detik lalu ia ucapkan. Apakah sumpah nya akan terkabul?

"Duh, gimana kalo dia mati beneran? Apakah gue akan dosa? Gue tarik kembali deh ucapan gue, kasian kalo dia mati sekarang," batin pelayan tersebut yang saat ini tengah kalang kabut.

"Nona, saya panggil yang lain dulu ya, biar bisa bantuin nona ke rumah sakit," mendengar ucapan dari pelayan, dirinya hanya bisa mengangguk kan kepala.

Beberapa detik telah berlalu, Amel kembali dengan beberapa teman nya, sedangkan nona nya saat ini sudah memejamkan mata nya dengan kepala yang bersender dipunggung kursi. Para pelayan pun langsung menghampiri nona nya, alangkah terkejutnya ketika mendapati nona nya sudah tak bernyawa, dan semua pelayan menuduh jika Amel lah yang membunuh nona nya.

"Mel, apa yang kamu lakuin ke nona?"

"Iya, lo apain nona?"

"E-enggak, aku nggak ngapa-ngapain nona kok, dia tadi keselek kuah seblak," jelasnya.

"Halah, bohong, aku aduin kamu ke nyonya biar kamu dipenjara."

"Jangan, aku nggak bersalah, nona beneran keselek kuah seblak,"

Mereka yang berada disana memojokkan Amel, seolah Amel yang salah, padahal nyata nya tidak, atau dia bersalah? Karena telah menyumpahi nona nya?

•••••

Di sebuah hutan belantara, seorang wanita tua terbaring lemah dengan dikelilingi beberapa binatang buas, seperti, macan, harimau, singa, dan sebagainya.

Beberapa detik berselang, wanita tua tersebut pun mulai membuka mata nya, betapa terkejut dirinya saat menatap sekeliling nya banyak binatang buas, dia pun langsung berdiri dan sebisa mungkin dia berlari dari tempat tersebut, tapi kenapa rasanya berat sekali kakinya untuk di ajak berlari?

Wanita tua itu menatap ke belakang, mata nya membulat sempurna kala melihat binatang buas tadi mengikuti dirinya, tubuh nya ambruk ke tanah dengan nafas yang tersengal-sengal dan jantung yang berpacu sangat kencang.

"AAAAAAAAAAA"

"TOLONG! SIAPAPUN TOLONG GUE!" Teriak wanita tua tersebut dengan sekuat-kuatnya, menyadari bahwa suara nya terdengar berbeda, dia pun mencoba berteriak lagi.

"AAAAAA" benar, suaranya berbeda, ini bukan seperti suara nya.

Wanita tua tersebut menatap baju yang ia pakai, dia sangat terkejut ketika menatap baju yang sekarang ia pakai, baju kebaya berwarna putih usang dengan kain hitam selutut yang melingkar di pinggang nya.

"Ini kenapa gue pake baju ini? Tadi bukan nya gue pake dress mahal yang beli kemarin di Singapura, kenapa ganti jadi baju jelek kayak gini?"

Dia juga terkejut menatap tangan nya yang berkeriput dan berwarna coklat kehitaman. "Kenapa tangan gue kayak gini? Kenapa gosong?"

Dia menangis sejadi-jadinya, binatang buas yang berada disana hanya diam mematung ditempat sembari menatap wanita tua tersebut yang saat ini sedang menangis.

"Selamat datang tuan."

Tangisan nya berhenti ketika mendengar suara tapi tak terlihat wujud nya. "S-siapa lo?"

"Saya sistem, tuan."

"Sistem? Lo siapa? Jangan main-main sama gue! Gue nggak takut sama lo!"

"Saya yang akan membantu anda menjelajahi dunia ini tuan."

"Dunia ini? Maksudnya?"

•••••

Halooo!
Gimana menurut kalian, suka nggak? Semoga suka yaa!!
See you di part selanjutnya.

TRANSMIGRASI VEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang