bab 12. perkara gurita

141 24 0
                                    

"Bagus, ini akan mempermudah kan aku untuk membuatmu jatuh cinta. Biarlah aku pura-pura menyukai nya, yang penting misi dari sistem selesai." Ucap batin Vey, dia tersenyum licik saat mengatakan itu.

Kaisar menatap Vey dengan wajah penuh tanda tanya, kenapa dia tersenyum seperti itu? Pikir kaisar.

"Kenapa kamu senyum seperti itu?" Tanya kaisar, Vey yang mendengar itu pun senyumnya langsung hilang.

Vey terdiam sejenak, dia sedang memikirkan sesuatu. Tidak mungkin kan jika dia harus menjawab kalo Vey akan berpura-pura menyukai nya?

"Em, aku terpesona karena ketampanan mu kaisar." Ujar Vey dengan mata yang berkedip satu.

"Benarkah?" Vey mengangguk kan kepala nya beberapa kali. "Aku sudah tau jika aku sangat tampan, jadi aku memaklumi jika kamu suka sama aku."

Rasanya Vey ingin tertawa terbahak-bahak disana namun ia tahan, sungguh tingkat kepercayaan diri kaisar sangatlah tinggi. Memang benar jika kaisar sangatlah tampan, tapi baru kali ini Vey menemukan seseorang dengan mudahnya mengatakan jika dirinya sangat tampan.

"Aku menyukai mu karena tampan, kan? Jadi, kamu juga harus suka sama aku karena aku cantik. Asal anda tau, aku adalah wanita paling cantik sedunia." Ujar Vey dengan percaya diri.

Semua atensi mata orang yang berada disana pun menatap nya, begitu pula dengan pangeran Stevan, semua yang berada disana memang mengakui jika Vey sangatlah cantik, bahkan Shabrina yang merupakan wanita tercantik di benua itu pun kalah dengan kecantikan Vey.

"Dia tidak boleh lebih cantik dari aku." Ujar batin Shabrina, tangannya terkepal sangat kuat.

Pangeran yang melihat Shabrina mengepalkan tangannya pun langsung memegang tangan nya. "Kamu kenapa, hmm?"

Shabrina tersentak kaget saat tangannya dipegang oleh pangeran, dia menatap pangeran dengan wajah yang dibuat semenyedihkan mungkin. Pangeran yang melihat itu langsung panik.

"Kenapa? Sakit?" Tanya pangeran, dia memegang kening Shabrina.

"Pengen tidur, ngantuk." Ujar Shabrina dengan bibir mengerucut, pangeran yang melihat itu pun merasa gemas sendiri.

"Ya udah, ayo aku anterin kamu ke kamar." Pangerang berdiri lalu menarik tangan Shabrina, namun Shabrina enggan untuk bangkit dari duduk nya.

"Gendong," Shabrina merentangkan kedua tangannya, pangeran pun menuruti kemauan dari kekasihnya itu, dia segera menggendong Shabrina ala bridal style.

Vey menatap kepergian dua sejoli itu, dapat Vey perhatikan jika saat ini Shabrina sedang menjulurkan lidahnya ke arahnya.

"Hah? Maksudnya apa coba? Mau gue lempar ke planet pluto, kah?!" Ucap batin Vey.

•••••

Pagi ini Vey memutuskan untuk pergi ke pasar bersama beberapa pelayan istana, sebenarnya pelayan sudah menolak Vey supaya tidak ikut bersama nya, namun Vey tetep kekeuh ingin mengikuti nya. Dan juga jika pelayan menolak Vey untuk ikut, maka mereka akan dikeluarkan dari istana, mereka tidak mau jika harus kehilangan pekerjaan nya.

Vey berjalan berdampingan dengan salah satu pelayan, sebenarnya pelayan ingin berjalan dibelakang Vey namun karena Vey tidak tau daerah ini jadi Vey menyuruh salah satu pelayan untuk berjalan disampingnya.

"Kalo boleh tau, nama kamu siapa?" Tanya Vey setelah beberapa saat diam membisu tak ada percakapan di antara mereka.

"Saya Lylia, nona." Vey mengangguk kan kepala nya. "Kalo nona, namanya siapa?"

TRANSMIGRASI VEYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang