🖤

726 93 3
                                    

Renjun terlalu hanyut dengan pelukan itu sampai dia hampir tertidur juga, mencium aroma dari tubuh Jaemin yang berada tepat di bawah hidungnya.

Bagaimana dia tidak terhanyut jika baunya sungguh menenangkan dan sesejuk itu.

Tapi Renjun teringat kalo dia harus menyiapkan makan malam untuk Jaemin, Jadi lupakan untuk tidur bersama karena Jaemin lebih lelah dari dia yang hanya pergi berbelanja itu juga sebari di bantu Yoona dan Hye Rin jadi sebenarnya Renjun tidak terlalu lelah karena mereka berdua yang membawa barang belanjaannya.

Akhirnya Renjun segera bangun, dia mengecup kening Jaemin lembut terlebih dulu sebelum dia turun untuk memasak.

Membiarkan Jaemin istirahat sebelum makanannya siap, tapi Renjun memang tidak berniat membangunkan Jaemin sampai dia benar-benar bangun dengan sendirinya.

-

Setelah makanan siap, Jaemin masih tertidur dengan lelap.
Seperti niat awal yang Renjun pikirkan, dia tidak akan membangunkan Jaemin sehingga membiarkannya.

Setelah pekerjaannya selesai, dia menyalakan televisi di ruang tengah
Menonton sambil menunggu Jaemin bangun.

Dan setelah kurang lebih 30 menit Renjun menonton tv, dia mendengar suara keras yang datang dari arah kamarnya,
Itu jelas seperti orang yang terjatuh,
Segera setelah itu Renjun berlari untuk menghampiri Jaemin di kamar mereka.

Dan benar saja, ketika pintu kamarnya terbuka, Jaemin tergeletak dengan ekspresi meringis yang kesakitan di wajahnya.
Melihat itu, Renjun panik dan berteriak memanggil Jaemin tepat di hadapannya.

"JAEMIN-AH....!"

Renjun mengambil kepala Jaemin yang jatuh tengkurap kemudian membaliknya..
Dan ada tetesan darah yang mengalir dari hidung Jaemin.
Tubuh Jaemin juga sangat dingin ketika Renjun menyentuhnya membuat dia sangat panik sampai wajahnya juga ikut memucat karena mengkhawatirkan Jaemin.

"KAMU TIDAK Apa-apa?!!"

"TIDAK! Hidung kamu berdarah!! Ayo Pergi Ke Rumah Sakit!!.."..

"Jaemin-ah.. Hic.. Kamu mendengar ku.!??"...

"Kamu tidak apa-apa?..~ Maafkan aku.. Hic,, Maafkan aku..~~ Heukkk.."

"Jaemin-ah.~~ Heukk!..Heukk!.."

Isak Tangis Renjun tidak terbendung lagi melihat keadaan Jaemin yang terlihat buruk, itu karena Jaemin tidak menjawabnya ketika dia memanggil dia. Hormon kehamilannya membuat Renjun kehilangan kekuatan untuk membawa Jaemin pergi, dia merasa Frustasi sampai tangisannya pecah tak tertahankan.

"Jaemin-ah..!! Bangun!!!..Hic- Huwah..!! Heukk... BANGUN!!"

.

Bukan Jaemin tidak mendengar Renjun, dia hanya terlalu pusung untuk membuka matanya. Itulah kenapa dia memejamkan matanya
Tapi tangisan Renjun membuatnya khawatir saja.

Tangan Renjun mengusap panik darah yang mengalir di hidungnya, dengan air mata Renjun yang berjatuhan di pipi Jaemin, menusuk setiap sudut perasaanya membuat dia merasakan bagaimana jika dia sungguh-sungguh meninggalkan Renjun dan apa yang akan terjadi pada Renjun di dunia ini,,
Jaemin tiba-tiba menjadi orang penakut setelah dia memikirkan itu semua.

Renjun yang sebelumnya memikirkan jika dia tidak akan melepaskan Jaemin apa pun yang terjadi, hatinya terasa di remas saat merasakan tubuh Jaemin yang dingin. Dia sangat takut sampai membuat tubuhnya menggigil dan gemetar hebat.

Jaemin di bawah itu, merasakan bagaimana tubuh Renjun yang gemetar ketakutan. Kepalanya masih terasa sangat sakit sehingga dia tidak mampu membuka matanya.
Tapi untung saja tidak semua indranya tidak bisa dia kendalikan.
Jaemin berusaha menggerakkan tangannya yang kaku untuk memeluk tubuh Renjun yang meringkuk di tubuhnya yang terbaring.
Memeluk tubuh Renjun dengan kekuatan yang maksimal meskipun masih terasa pelan karena dia tidak memiliki kekuatan yang cukup untuk hanya menggerakkan tangannya.

이루시은🌈. [Jaemren]Where stories live. Discover now