rumah

109 9 3
                                    

Sesampainya dirumah naren langsung naik ke kamar atas,awalnya mamanya ingin membantu naren untuk keatas,tapi naren menolak karna naren tau ada omanya,naren pun mulai beranjak dari kursi rodanya,dengan sekuat tenaganya naren mulai menaiki anak tanga itu,sebenarnya kakinya terasa sakit jika harus naik turun tangga,tapi naren menahan itu semua karna naren menuruti apa kata omanya.

"Biar mama bantu ya nak,kaki kakak kan sakit,naik lift aja ya"

"Gpp ma,naren kuat kok,belajar jalan juga,udah gpp naren bisa kok" naren mencoba menyakinkan mamanya,sejujurnya kakinya gemetaran setiap menaiki anak tangga,dengan sisa tenaganya naren berhasil sampai dilantai atas,dia langsung mengambil wallker miliknya yg berada persis di samping anak tangga itu,ya selain menggunakan kursi roda,naren juga dibantu wallker untuk berjalan.

Sesampainya dikamarnya,naren langsung mandi dan bersiap-siap karna hari sudah beranjak sore dan sebentar lagi masuk waktu magrib.

Selesai mandi,naren tak lupa mengosongkan urine bagnya,setelah sudah kosong naren pun mulai berganti baju dan memakai sarung,ya naren memang lebih suka memakai sarung ketika dirumah.

Setelah berganti baju dan sarung,naren pun berjalan ke arah tempat tidurnya untuk merebahkan badannya,naren pun menaruh bantal di belakang punggungnya untuk dia jadikan sandaran.
_____________________________________

Setelah sholat magrib,naren masi bersandar di tempat tidurnya,tadi dia sempat memijat sebentar kakinya karna mulai terasa sakit lagi,setelah memijat kakinya naren pun membuka kancing bajunya dan mengusap dadanya menggunakan minyak kayu putih,dadanya masi cukup terasa sesak,naren pun memasang oksigen yg berada tepat di samping tempat tidurnya.

Naren pun memejamkan matanya dan memegangi dadanya terus,sementara itu diarah luar ada nares yg akan masuk ke kamar

Setelah membuka pintu kamar,nares melihat kakaknya yg memegangi dadanya sambil sambil sesekali menghela nafas panjang.

"Nape lu" mendengar suara nares,naren langsung membuka mata dan tersenyum ke arah adiknya,seolah dia tak mau nares sampai tau apa yg sedang dia rasakan.

"Gpp dek"

"Adek dari mana aja?"

"Main lah,emang lu,dirumah mulu,sekalinya main kerumah sakit"

"Ngapain lu megangin dada lu mulu tadi"

"Enggak,tadi kaka habis pake minyak kayu putih dek"

"Adek nanti keluar gak?"

"Kenape emang"  ucap nares ketus disertai lirikan tajam.

"Kaka mau nitip obat,obat kaka ada yg habis"

"Males,beli aja sendiri"
"Lagian lu yg butuh ngapain gua yg harus repot"

"Yaudah gapapa,nanti biar kaka turun beli sendiri"

Nares pun langsung masuk kamar mandi untuk bersih-bersih,sedangkan naren masi tetap di tempat tidur,naren merasa semakin hari badannya semakin lemas,meskipun dia rutin minum obat tapi rasanya tak ada bedanya.

Naren pun mulai beranjak dari tempat tidurnya,karna nares tak mau membelikan obat akhirnya naren pun harus membelinya sendiri,naren awalnya ingin turun dengan tangga tapi kakinya terasa sakit jika harus turun dengan tangga,jadi naren memutuskan untuk turun dengan lift,baru saja naren turun dari lift,naren langsung di tatap dengan tajam oleh oma ygsedang duduk di ruang keluarga itu.

"Siapa yg nyuruh kamu turun pake lift?"
"Kamu goblok apa gimana dibilangin gak bisa"

"Maaf oma,tapi kaki naren sakit kalo harus naik turun tangga"

730 Hari bersama NarendraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang