-Follow dulu sebelum membaca-
Family Goals. Begitulah predikat yang disandang oleh keluarganya. Kehidupan Johan Alvarez beserta istri dan seorang putrinya, kerap menjadi sorotan di lingkungan tempat tinggal mereka. Selain sebagai pengusaha yang suks...
Hallo....yeyyy!!! besok senin, semoga harimu jadi weekend lagi setelah baca Cerita ini yah🫰🏼
Maafkan jika ada typo terselip, harap maklum.
Jangan lupa Klik votenya ya, Gratis koo... ga bayar🤭, supaya aku tetep semangat buat berkarya.
Timakaciii... Selamat membaca
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Sore ini adalah jadwal Belle untuk berenang. Julia menemani gadis kecil itu dengan duduk di pinggiran kolam. "Ronan... maafkan aku, aku tidak bisa mengabarimu" Batin Julia yang resah memikirkan Ronan.
Ia merasa tidak enak, kepada pria itu. Selain itu pikiran Julia saat ini sangat berkecamuk, mulai dari Johan yang tadi malam mengusirnya hingga tadi pagi pria itu mengabaikannya semua itu bagaikan menumpuk di otaknya.
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
"Julia..! tangkap!" Seru Belle sembari melempar bola karet ke arah Julia dan langsung mengenai wajahnya, karena Julia sedang tidak fokus.
"awh!" Julia terkejut sekaligus menahan perih akibat bola karet yang menghantam wajahnya. "Maafkan aku Julia, apakah sakit?" Belle merasa terkejut dan bersalah.
"Tidak apa-apa nona, bolanya hanya sedikit mengenai wajah saya" Ucap Julia sembari tersenyum ke arah Belle, ia tahu jika gadis kecil itu merasa bersalah kepadanya. * Seperti Janji yang johan katakan tadi pagi. Hari ini Ia pulang sangat awal, sekitar jam empat sore.
"Sayang, kau belum siap-siap?" Ucap Johan yang langsung masuk ke dalam kamar.
"Awal sekali..." Takjub Caitlyn saat melihat Johan memasuki kamar.
"Aku kan sudah berjanji..." Ucapnya kemudian mengecup kening caitlyn. "Kalau begitu aku mandi dulu ya" Johan mengangguk, membiarkan Caitlym masuk ke dalam kamar mandi.
Johan berdiri di depan jendela kamar, melihat anaknya yang sedang bermain air. Julia pun tak luput dari pandangannya, ia bersedekap betah memandangi mahkluk indah itu.
Di bawah sana, Julia dapat merasakan bahwa ada seseorang yang sedang memperhatikannya, kemudian ia pun mendongakkan wajahnya, melihat tepat ke arah di mana Johan sedang menatapnya.
