39. The wedding of Gasha and Anggara

28 1 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter tiga puluh sembilan.☺️

Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪







Selamat membaca





"Baby," panggil salah satu abangnya Honey ketika ia melihat Badsha yang berada di taman kampus.

Badsha yang sedang asik main game di handphonenya, langsung menoleh ke sumber suara. Ia lihat ada salah satu dosen sekaligus calon abang iparnya berdiri tak jauh dari tempat duduknya.

"Em, kenapa, Pak?" sahut Badsha bangkit dari duduknya.

Rafkan, orang yang memanggil Badsha menggelengkan kepalanya, keras kepala juga Badsha. Dirinya sudah berulang kali memerintahkan Badsha untuk memanggilnya dengan sebutan abang di semua tempat ketika mereka ketemu, termasuk kampus.

"Sudah berapa kali abang perintahkan kamu untuk memanggil abang, Baby?" tanya Rafkan duduk di samping Badsha seraya mengelus rambut calon suami dari adiknya itu.

"Hehe, ini 'kan di kampus, Bang. Masa aku manggilnya abang juga sih?"  jawab Badsha yang terdengar bertanya.

"Tidak peduli mau itu di kampus, atau di manapun tetap panggil abang, oke?" pinta Rafkan yang mendapatkan anggukan oleh Badsha, "good job," pujinya mengelus kembali rambut Badsha.

"Sudah makan?" tanya Rafkan menatap wajah tampan Badsha yang terlihat menggemaskan di matanya.

"Udah, Bang," jawab Badsha mengangguk.

"Kampus, udah selesai?" tanya Rafkan lagi yang mendapatkan anggukan kepala lagi oleh Badsha, "ya sudah, ayok kita pergi," ajaknya berdiri sambil menarik tangan Badsha, namun sang empunya tangan tidak beranjak sedikit pun.

"Why?" tanya Rafkan mengerutkan dahinya bingung kenapa sang calon adik iparnya tidak mau berdiri.

"Mau ke mana, Bang? Aku di sini nungguin Saka," tanya sekali beritahu Badsha tujuannya duduk di kursi taman karena tadi saat ia dan sahabat dari rahimnya itu baru ke luar dari kelas, Saka pamit ingin ke toilet.

"Ke mana dia?" tanya Rafkan mengedarkan pandangannya untuk mencari keberadaan Saka.

"Toilet," jawab Badsha memasukkan handphonenya ke dalam tas kampusnya.

"Woi, Badsha!" teriak Saka berlari menghampiri Badsha dan Rafkan, "gue kira udah pulang," ucapnya saat sudah berdiri di depan Badsha.

"Mana ada gue pulang," sanggah Badsha berdiri, "ayok, Bang. Tadi mau ngajakin ke mana?" tanyanya menatap Rafkan yang memperhatikan interaksi ia dan Saka.

"Ke suatu tempat, tapi gak sama Saka," jawab Rafkan yang membuat Saka membulatkan matanya.

Saka langsung mendorong Badsha ke belakang tubuhnya, dirinya merentangkan kedua tangannya untuk menjadi tameng sang sahabat dari dosennya. Badsha yang di dorong dan hampir jatuh, pun merasa tidak terima ia langsung mendorong balik tubuh Saka hingga tersungkur ke tanah.

"Buset, Badsha! Bangsat, Lo!!" teriak Saka merasakan perih dan sakit pada bokongnya akibat terhantam ke tanah cukup keras.

"Ya lagian ngapain juga lo dorong-dorong gue ke belakang?" balas Badsha membela dirinya sendiri.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang