50. Menemani Cucu Main

26 3 0
                                    

Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter lima puluh. ☺️

Gak nyangka udah lima puluh chapter aja, semoga semangat bacanya dan jangan bosan ya. 🥳

Jangan lupa vote, komen serta follow. 🤗

Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪

Selamat membaca





"Makin sepi aja rumah ini," gumam Badai yang duduk di sofa ruang tamu, ia mengedarkan pandangannya untuk melihat bingkai foto pernikahan anak-anaknya yang sudah terpasang indah di dinding rumahnya. Dirinya tidak menyangka kalau sudah empat anaknya yang menikah, tinggal tiga lagi yang belum.

"Namanya anak-anak udah pada nikah, Pah," jawab Quinnsha meletakkan secangkir teh untuk sang suami tercinta yang selalu ia lakukan setiap harinya.

"Iya, juga sih. Aku gak nyangka anak-anak secepat ini habis, itu berarti tinggal kita berdua dong yang ada di rumah ini," balas Badai tersenyum dengan mengambil teh buatan istri lalu menyeruputnya.

"Iya," jawab Quinnsha mengangguk, ia menyenderkan punggungnya di sandaran sofa dekat Badai, "keknya tinggal Daysha aja deh, Pah, yang belum ada pasangan nya," celetuknya mengingat sang anak keduanya saja yang belum pernah membawa pria yang dekat dengan anak itu.

"Iya juga, apa gak laku anak itu?" tanya Badai menatap sang istri, dirinya baru ingat kalau Daysha belum memiliki pasangan ataupun pacar.

"Gak boleh ngomong gitu!" Quinnsha menegur sang suami dengan mencubit pahanya yang hanya tertutup sarung.

"Aw, iya. Suka banget sih nyubit," gerutu Badai yang mengelus pahanya bekas cubitan sang istri.

"Kaivan kok gak datang ke sini ya?" tanya Badai setelah beberapa menit keduanya terjadi keterdiaman, ia kangen dengan sang cucu yang semakin aktif itu.

Memang Kaivan, anaknya Kaysha dan Fahmi itu sering bermain ke rumah kakeknya. Semenjak orang tuanya Fahmi meninggal, Kaysha sering menitipkan Kaivan ke rumah Badai karena ia sibuk bekerja membantu sang suami untuk mengurus perusahaan peninggalan Hanafi dan Kaina.

"Ya mana aku tah-" balasan Quinnsha terpotong karena suara orang yang menjadi topik pembicaraan mereka terdengar.

"Opa!" teriak Kaivan berlari ke arah Badai dengan sesekali jatuh akibat belum terlalu lancar berjalan.

"Eh, cucunya Opa udah datang. Opa kangen banget sama kamu," ucap Badai langsung mengangkat tubuh kecil Kaivan ke gendongannya.

"Opa Adai," panggil Kaivan menatap sang opa dengan mata bulatnya yang berbinar cerah.
(Opa Badai)

"Kenapa, hm?" sahut Badai menciumi wajah Kaivan akibat terlalu gemas dengan sang cucu yang membuat Kaivan tertawa geli.

"Mamain ana," jawab Kaivan dengan mencondongkan tubuhnya ke depan seraya menunjuk ke arah ruang tv untuk mengajak Badai bermain.
(Main sana)

"Iya-iya, kita main," balas Badai berjalan menuju tv tempat biasanya ia menemani sang cucu bermain.

"Mah," ucap Kaysha seraya menyalami punggung tangan Quinnsha dengan diikuti oleh Fahmi.

02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang