Assalamualaikum, halo, ketemu lagi dengan Babang di chapter lima puluh lima. ☺️
Jangan lupa vote, komen serta follow 🤗
Babang akan update chapter selanjutnya dalam waktu dekat. Jadi tetap
Semangat untuk membaca cerita absurd ini juga menjalani hidup dan selalu tersenyum walaupun hari ini tidak berpihak padamu. 💪💪💪
Selamat membaca
★
★
★
★
★"Selamat siang, Buk," sapa seorang karyawati saat Daysha ke luar dari ruang kerjanya.
"Siang, kamu jaga restoran bentar ya, saya mau makan siang dulu," balas Daysha sekaligus berpesan pada sang karyawannya yang memang menjadi kepala karyawan.
"Oh iya, Buk, siap," jawab karyawati itu dengan membungkukkan tubuhnya setengah.
Daysha melanjutkan langkahnya menuju ke luar restoran, dirinya melihat ke sekeliling untuk memantau situasi sekitar restoran. Panas, itulah cuaca di siang hari ini. Ia berjalan menuju mobilnya yang terparkir lalu masuk dan melaju meninggalkan restoran. Ia berniat untuk makan siang di rumah saja, sekalian main dengan sang keponakan.
Sesampainya di rumah, wanita berhijab itu langsung masuk ke dalam rumah. Suara tangisan balita menyambut kedatangannya, dirinya langsung berlari menuju sumber suara.
Dapat ia lihat sang keponakan dan papa berada di teras samping rumah dengan Kaivan duduk di kursi juga Badai yang berjongkok di depan bocah dua tahun itu.
"Ututu, kenapa keponakannya Tante ini, hm?" tanyanya berjongkok di depan Kaivan, sampai Badai.
"Mamain, ante," jawab Kaivan dengan berlinang air mata seraya menunjuk-nunjuk kearah halaman rumah. (Main, Tante)
"Mau main, iya?" tanya meletakkan Kaivan kepangkuannnya.
"Kamu yang jaga Kaivan dulu ya Daysha," pinta Badai bangkit dari jongkoknya, "Papa mau istirahat dulu, capek dari pagi nemani Kaivan main. Aktif kali dia," sambungnya yang mendapatkan anggukan setuju oleh Daysha, kemudian dirinya berjalan masuk untuk beristirahat sejenak di kamar.
"Nah opa istirahat, Kaivan sama tante dulu ya?" ucap Daysha mengusap air mata Kaivan serta ingusnya.
"Mamain," ujar Kaivan yang masih nangis dan bergerak dengan random dipangkuan sang tante sehingga tubuh melorot ke bawah. (Main)
"Iya, Sayang, kita main," balas Daysha berdiri dengan Kaivan digendongnya, lalu ia berjalan memasuki rumah, namun sang keponakan justru semakin mengencangkan tangisannya, "iya-iya, Sayang, kita main ini," ucapnya yang sedikit kesusahan menggendong Kaivan karena anak itu bergerak dengan rusuh yang membuatnya hampir jatuh.
Karena takut anak dari sang kakak terjatuh, Daysha akhirnya menurunkan Kaivan dari gendongan. Kaivan justru semakin kencang tangisannya, balita itu menangis hingga berguling-guling di lantai.
"Ck, mau main aja kek gini," gerutu Daysha yang pusing mendengar tangisan Kaivan yang tak ada tanda ingin berhenti, yang justru semakin kencang, "lebih baik aku ajak ke taman dekat sini aja deh," gumamnya kembali menggendong balita laki-laki itu lalu membawanya ke luar rumah.
★★★★★
Sesampainya di taman dekat rumah, tangisan Kaivan berhenti seketika. Balita itu langsung meminta turun karena ia melihat ada beberapa anak yang memiliki usia di atasnya bermain dan berlari di taman.
KAMU SEDANG MEMBACA
02. My Husband Is a Student Part 2 [On Going]
RandomFOLLOW DAN VOTE DULU SEBELUM MEMBACA‼️ ★Alghifhari The Series★ 🔞 Kelanjutan dari "My Husband Is a Student" Bisa di baca terpisah, tetapi disarankan membaca season sebelumnya dulu biar ngerti alur. 🙃 ★★★★ Kisah rumah tangga Alghifhari Badaindra dan...