04. MY LIBRARY

239 130 376
                                    


"Terima, dan jalani, terkadang dunia lebih tau jalan yang terbaik"
-Fiolla Anggelina-

💜🤍💜

~HAPPY READING~

Juli-01-2023

"Kalo gitu gue daftar kesini aja, gapapa soal tertekan atau engga gue pasti bisa, asal papah gue bangga dan tau kalo anak nya bisa masuk sekolah keren kaya gini," tungkas Fiolla dan berlari keluar dari kamar Annisa begitu melihat ponselnya menerima sebuah telepon dari Ibunya.

"Bentar gue angkat telepon dulu," teriak Fiolla.

"Olla, Olla, lo udah bebas dari kebanjiran, malah mau  masuk kebakaran," celetuk Annisa dalam hatinya.

"Hallo, assalamualaikum anak bunda," sapa lembut seorang wanita di sebrang telpon sana.

"Waalaikumsalam bunda, tumben bunda nelpon biasa nya juga spam," balas Fiolla dengan kekehan kecil di akhir kalimatnya, saat ini Fiolla tengah berada di ruang tengah lantai dua, ia berdiri tepat di hadapan jendela yang terbuka, udara hari ini terlihat begitu segar meski matahari kini mulai terik.

"Anak bunda sehat kan? Bunda denger kemarin nabrak pedagang yah pas pulang?" tanya Hanna, ibu anak satu itu terdengar begitu cemas dari suaranya.

Fiolla terkekeh mendengarnya, pasti bunda nya tau dari Annisa, "Iya, fio ga papa ko bun, bunda gimana kabarnya? Kemarin papah pulang kerumahkan?" tanya Fiolla mulai membuka pembicaraan.

"Iyah kemarin papah pulang ...," jelas Hanna. suara hembusan nafas gusar kini mulai terdengar. Di ikuti dengan hembusan nafas lega dari bibir Fiolla, "syukurlah," ucap Fiolla.

"Fio ... kalau kamu mau pilih, kamu mau ikut bunda atau papah?" tanya Hanna tiba-tiba.

Fiolla terdiam membisu, jantungnya kini mulai berdetak cepat tak karuan, hembusan angin yang tadi terasa segar, sekarang terasa sangat dingin menusuk kulit pipi Fiolla, entah lah ia merasa kata-kata itu sangat ambigu dan membuatnya takut, "maksud bunda?" tanya Fiolla pelan.

Helaan napas berat kini mulai terdengar, "kemarin, bunda sama papah udah sepakat untuk berpisah," lirih Hanna, suaranya terdengar begitu berat, sepertinya ada banyak hal yang ia pendam selama ini.

Ketakutan yang Fiolla rasakan benar-benar terjadi, sekarang Fiolla dibuat bingung dengan keadaan, "kenapa mereka mau cerai?" tanya batin Fiolla. Apakah mungkin karena dirinya pergi dari rumah? atau apakah karenanya yang akhir-akhir ini mengecewakan mereka? atau karna dia yang sering di pukuli papahnya? Jujur saja setiap kali dirinya kena pukul, kedua orangtuanya secara otomatis akan bertengkar. Tapi, setahunya papahnya akan selalu mengalah pada bundanya.

"Apa karena fio?" lirih Fiolla.

"Bukan, bukan karena kamu, ini keinginan bunda, bunda rasa sudah tidak ada lagi kecocokan dengan papah mu," ujar Hanna, terdengar dari nadanya sepertinya ia tidak berat mengucapkannya, tandanya mungkin itu memang benar.

"Tapi bunda nanti-,"

"Udah ga usah khawatir, selama 4 bulan kedepan kamu tinggal saja dulu dengan Annisa, penceraian kami akan selesai pada bulan Desember, setelah itu, kamu harus pilih akan tinggal dengan siapa, bunda tidak memaksa mu memilih bunda, tapi bunda tau kamu akan nyaman bersama siapa," tutur Hanna halus, ucapan yang begitu pelan tenang dan lembut, meski masih merasa takut, tapi Fiolla kini mulai sedikit memahami keadaan, mungkin itu yang terbaik untuk mereka.

PUZZLE PIECES  [ ON GOING ]Where stories live. Discover now