05. SELECTION

120 55 300
                                    

"Disini kami mencari murid yang cerdas, tapi kejujuran dan adab lebih utama bagi kami."
-Pak Zidan-

💜🤍💜

~HAPPY READING~

Gadis berambut panjang terurai dengan baju berwarna putih itu, terlihat tengah berjalan menyusuri koridor. Kantong matanya yang sedikit menghitam akibat begadang menghapal materi pelajaran, dengan bibir yang pucat pasi tak berwarna itu kini mulai terlihat menarik seulas senyuman kala menemukan sebuah ruangan bertuliskan LABKOM, ruangan yang sejak tadi ia cari .

Fiolla kini mulai memasuki ruangan tersebut. Di dalamnya sudah ada beberapa peserta lain yang sedang menunggu. Saat ini Fiolla tengah berada di SMA ANGKASA, sekolah yang ia impikan sejak 2 hari yang lalu.

Fiolla duduk disalah satu bangku dibarisan kedua jajaran ketiga. Jujur saja sebenarnya hatinya tengah gelisah, ia tidak yakin akan lolos seleksi saat ini.

Sebelumnya ia sudah mencoba mendaftar menggunakan jalur raport dan prestasi, tapi tetap tidak lolos. Sekarang harapan satu-satunya hanyalah mengikuti tes tertulis melalui media komputer yang telah disediakan oleh sekolah.

Jika melihat peserta lain, Fiolla cukup dibuat insecure dengan kacamata yang sedang mereka kenakan. kacamata minus yang terlihat begitu tebal, ciri-ciri orang pintar dan berambisi akan prestasi. Sementara dirinya? Apalah dia apalah, menghapal materi saja ia menggunakan sistem kebut semalam.

Krek ....

Pintu ruangan tersebut tiba-tiba terbuka, memperlihatkan laki-laki dengan jaket jeans berwarna putih mulai memasuki ruangan yang sama dengan keberadaan Fiolla saat ini.

Laki-laki itu kemudian duduk tepat di samping kiri Fiolla. Jika dilihat-lihat dari tujuh peserta keseluruhan, ia adalah peserta laki-laki satu-satunya di ruangan ini.

"Permisi," sapa laki-laki tersebut pada Fiolla.

Fiolla menoleh ke arah laki-laki tersebut, memperlihatkan sebuah paras tampan dengan hidung tegas, wajah yang Cukup familiar, Fiolla rasa ia pernah melihatnya disuatu tempat.

Fiolla melemparkan sebuah senyuman tipis kearahnya sebagai balasan dari sapaan tersebut.

"Maaf, kamu punya pulpen dua? Punya saya hilang," ucap laki-laki tersebut dengan nada rendah, ruangan saat ini tengah hening, ia tidak ingin dirinya menjadi pusat perhatian.

Fiolla mengangguk, lalu memberikan satu buah pulpen pink yang ia punya pada laki-laki tersebut, "ini, maaf ga ada warna lain," bisik Fiolla kembali, diikuti dengan anggukan dan senyuman dari laki-laki tersebut.

Selang beberapa saat seorang pria dengan perawakan badan yang cukup bugar mulai memasuki labkom.

"Selamat datang di sma angkasa, sebelumnya perkenalkan nama saya Pak Zidan selaku pengawas hari ini," jelas pria tersebut.

"Hari ini kalian akan melaksanakan tes tertulis melalui komputer. Di dalamnya ada 50 soal dari 5 mapel yang tertera secara acak," jelas Pak Zidan selaku pengawas hari ini.

"Sebelum mengerjakan saya ingin, kalian mengumpulkan tas, dan handphone kalian di depan," perintahnya.

Ruangan itu seketika hening, sebelum akhirnya peserta laki-laki di samping Fiolla berdiri dan mengumpulkan tas serta handphone nya terlebih dahulu ke depan, lalu diikuti oleh yang lainnya.

PUZZLE PIECES  [ ON GOING ]Where stories live. Discover now