6

2K 243 37
                                    

 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


 

 

Seperti biasanya Phia menghabiskan pagi hingga sorenya di restoran milik bundanya. Gadis itu mengurus beberapa pesanan catering yang masuk dan juga mempersiapkan restoran mereka yang akan disewa untuk acara private wedding.

Selama ini Phia tidak pernah ikut campur dengan bisnis orang tuanya, gadis itu benar benar harus belajar dari nol mengenai operasional restoran. Beruntungnya ada Ila yang selalu sabar mengajarinya.

“Mbak Phia, pesenan ayamnya udah dateng,” lapor salah satu karyawan.

Phia meninggalkan ruangan Bundanya, lalu berjalan keluar restoran. Gadis itu terkejut ketika menemukan Zain di sana. Pria itu sibuk membantu mengeluarkan pesanannya.

Setelah mengeluarkan semua pesanan dari mobil box, Zain mendekat ke arah Phia.

“Udah lengkap semua ya, ini untuk notanya.”

“Pelunasannya dikirim kayak biasanya ya Mas. Nanti aku kirim SS bukti transfernya.”

“Iyaa. Nomor ponsel kamu udah ganti?” tanya Zain penasaran.

Pria itu sudah tidak pernah melihat story whatsapp Phia lagi. Akun instagramnya pun tiba-tiba menghilang. Saat Zain ingin mengirimi pesan ternyata hanya centang satu. Semenjak itulah mereka berdua tidak pernah berkabar lagi.

“Iya Mas udah mati soalnya. Nanti aku kirim lewat hp restoran, kayak biasanya.”

“Boleh minta nomor pribadi kamu?” Zain menatap dalam mata Phia, membuat gadis itu salah tingkah.

“Hmm boleh,” Phia agak ragu, apa sebenarnya niat Zain. Tapi gadis itu tidak ingin menyianyiakan kesempatan ini untuk kembali dekat dengannya.

Malamnya Phia menunggu-nunggu pesan dari Zain, tapi pria itu hanya mengirim pesan selamat malam dan memberitahukan jika yang menghubunginya adalah nomornya. Tidak ada pesan yang lainnya, hanya sebatas itu saja. Apakah Zain hanya iseng meminta nomor ponselnya. Mendadak gadis itu menjadi murung.

“Kenapa lagi Dek?” tanya Bara yang melihat wajah putrinya tidak bersemangat.

“Engga papa Yah.”

“Pengen makan yang lain?” Bara menawari, bisa jadi putrinya itu menginginkan makanan tertentu.

Mendengar pertanyaan suaminya seketika Rengganis melotot, kini keluarga mereka tengah berkumpul di meja makan dan sudah tersedia masakan yang Rengganis masak.

“Ehhh engga kok.” Phia langsung mengelak, bundanya bisa ngambek kalau sudah capek-capek masak tapi anak anaknya malah memilih jajan.

“Ya udah ini makan.” Dewa meletakkan daging ikan yang telah ia bersihkan dari duri.

Phia memang malas untuk memakan ikan karena harus menghilangkan durinya terlebih dahulu. Ia pernah makan ikan dan durinya nyangkut ditenggorokan hingga berhari-hari. Sejak saat itu Phia menghindari memakan ikan. Lebih baik ia memilih lauk yang lain.

DEAR SOPHIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang