21

2.1K 282 42
                                    


Helloo
Silahkan untuk menemani libur panjang ini







Phia membawa jaket Tara yang telah dicucinya kemarin. Saat memasuki peternakan gadis itu dikejutkan oleh beberapa bus yang terpakir di halaman. Peternakan pun lebih ramai dari biasanya.

Banyak anak-anak dengan seragam TK berlarian ke sana kemari. Phia hampir saja tersungkur ketika kakinya ditubruk dari belakang. Bocah dengan pipi yang memerah, bersembunyi di antara ke dua kakinya.

Gadis itu melotot merasakan kepala bocah itu kini menusuk pantatnya.

“Raka jangan nakut-nakutin Selma begitu.” Phia mendengar suara Tara yang sepertinya sedang menegur bocah laki laki yang berlari dengan membawa ranting pohon.

Setelah memfokuskan pandangannya, Phia terkejut diujung ranting tersebut ada ulat yang sedang menggeliat.

“Gantel nanti kalau kena kulit. Yuk sini ulatnya di taruh di sana aja.”

Tara membimbing anak laki laki itu menjauh dan membawa ulat itu jauh jauh. Sedangkan bocah perempuan itu sepertinya masih betah menyembunyikan wajahnya di pantatnya.

Phia akhirnya berbalik dan berjongkok di depan bocah perempuan itu. Gemas sekali melihat wajah bocah TK itu, tapi bibir kecil itu perlahan bergetar dan matanya berkaca kaca.

“Lho Selma kenapa Mas?” belum sempat Phia bertanya, seorang wanita dengan seragam yang sepertinya pendamping dari anak-anak TK datang.

“Tadi Raka mainan ulat Bu Ning.” Tara menjelaskan, lalu pria itu mendekat ke arah Phia.

Tanpa sadar dahi Phia berkerut mendengar Tara memanggil wanita itu Bu Ning. Namun, wanita itu malah memanggil Tara dengan ‘Mas’. Phia tidak membuka mulutnya sama sekali, gadis itu terfokus pada bagaimana guru ramah itu terlihat senang berbincang dengan Tara. Sedangkan Selma pun kini sudah berlari menuju gurunya itu.

Perbincangan Tara dan Bu Ning terhenti karena salah satu guru memberi instruksi untuk semua siswa dan guru berkumpul.

“Ada acara apa Mas?” tanya Phia pada Tara ketika mereka berdua telah berada di ruangan pria itu.

“Anak TK pada karyawisata, dulu kamu juga ke sini kan pas TK? Hampir sama agendanya kayak dulu.”

“Memang sering anak sekolah pada ke sini?”

“Lumayan, tapi karena memang kami engga membuka untuk umum. Fasilitasnya belum memadai, masih keteteran juga kalo banyak menerima kunjungan. Paling sekolah-sekolah sekitar sini aja yang pada datang.”

“Padahal seru yaa kalo dibuka untuk umum. Apalagi sekolah-sekolah kota, banyak siswanya yang engga familiar dengan peternakan. Pasti kayak gini jadi pengalaman baru untuk mereka.”

“Akses jalan ke sini juga jadi bahan pertimbangan. Bus besar agak sulit masuknya.”

“Tapi bukannya jalan-jalan udah pada diperbaiki dan diperlebar Mas?”

DEAR SOPHIAWhere stories live. Discover now