PROLOG 1.2|| Harapan berdua ke negara bersalju.

39 1 0
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sepasang kekasih kini sedang duduk berdua di sebuah taman yang sepi dari banyak orang biasanya.

Mereka berdua baru saja sampai dan mencari tempat duduk yang nyaman di sana. Dan satu tangan si gadis kini sedang digenggam oleh remaja yang ada di sebelahnya. Jangan lupakan sepasang kekasih itu kini masih menggunakan seragam sekolah mereka. Seragam Sekolah Menengah Pertama, alias SMP.

"Hay, udah lama yah kita gak kayak gini, duduk berdua di taman dan bercerita banyak." Remaja laki-laki itu berucap dan tersenyum kepada sang pacar.

Gadis yang di sebelahnya itu balas tersenyum malu dan mengangguk-anggukkan kepalanya pelan.

"Ck! Hay, Hay, malu-malu mulu sih kamu sama aku," ledek sang remaja laki-laki itu dan terkekeh maklum atas sifat pemalu pacarnya.

Gadis-pacarnya itu mendongak dan menggeleng. "N-nggak, a-aku gak malu kok. Cuman ... cuman aja a-aku-"

"Udah deh. Jangan canggung gini sama aku, Hay. Kita udah pacaran 4 bulan lho." Remaja itu berucap dan membuat suaranya terdengar sedih.

Hay mengerutkan keningnya dan meremas tangan pemudanya itu. "Nggak, An. Gak ada yang m-malu," katanya gugup tak sesuai dengan apa yang dia katakan.

An tiba-tiba tertawa dan langsung mencubit pipi sang gadis di sebelahnya. "Takut banget kalau aku marah, yah," katanya dan kembali mencubit pipi Hay.

Gadis dengan nama panggilan Hay dari pacarnya itu terdiam menyimak. Dan benar saja, dia paling takut dengan An yang akan marah kepadanya, walau nyatanya belum pernah juga.

"Oh iya, Hay. Kalau udah besar nanti, kamu punya keinginan gak yang mau kamu wujutin bareng aku?" An tiba-tiba bertanya random. Seperti biasa agar tidak tercipta kecanggungan antara sepasang kekasih itu. Dan An yang selalu melontarkan pertanyaan.

"Mm ... keinginan yah?" gumam Hay bertanya dan diangguki antusias oleh An. "Kalau keinginan aku itu, waktu lulusan sma nanti, aku berharap kita bisa jalan-jalan bareng ke luar negeri." Hay menjawab antusias. Matanya terlihat berbinar sesuai dengan keinginannya yang mau dia wujudkan itu.

An juga terlihat antusias dengan ucapan Hay. "Mau kemana nih? Kalau aku minta izin sama papa, dan mama, pasti mereka ngizinin."

Hay terlihat mengerutkan keningnya. Menatap langit cerah sambil berfikir tempat tujuannya. "Aku ... mau ke tempat di mana kita bisa main salju. Terus, aku bisa..." Dia menoleh dan menatap An. "Melempar salju sama kamu," lanjutnya. Dan dia terkekeh.

An tertawa kecil dan mengacak rambut Hay asal. "Licik banget sih! Udah ada rencana lagi mau lempar aku pake bola salju." An membalas dengan bercanda. "But, itu bakal terwujud. Tenang aja, 3 tahun lagi. Gak lama lagi kok!" An berucap penuh dengan keyakinan dan mata membara tak sabar dengan hari itu.

"Tapi kamu harus ingat janji ini! Jangan ingkar yah? Jangan tiba-tiba kamu pura-pura lupa ingatan biar gak jadi bawa aku ke negera bersalju," celetuk Hay karena ragu dengan ucapan An.

Andrew : Forgotten LoveWhere stories live. Discover now