01

604 55 0
                                    

"Gue denger bakal ada murid baru nggak, sih?"

Jihoon menggidikkan bahu. Antara tidak tahu atau mungkin tidak ingin tahu. Tangannya telah berhenti menyangga hingga kotak susu yang ujung sedotannya masih bersemayam di dalam mulutnya pun tampak menggelantung.

Hanjin mengerutkan kening. Tampak kebingungan ketika Jihoon hanya menyandarkan punggungnya di daun pintu yang tertutup. "Kok, nggak jatuh?" Ia putuskan untuk bertanya.

"Apanya?" gumam Jihoon sebelum sadar arah tatapan Hanjin yang tak lepas dari mulutnya. Tentang kotak susu ternyata. "Habis."

Pemuda itu seketika membulatkan bibir dengan kepala mengangguk lucu. Senyum samar terpatri. Gantian Jihoon yang kali ini keheranan dengan perubahan ekspresi Hanjin yang tak signifikan hanya dalam kurun beberapa menit.

Atensi Hanjin beralih ke samping. Dimana sekarang ia temukan figur yang tengah berjongkok sedang sibuk memainkan ponselnya dalam mode lanskap dengan headset yang terpasang rapat menutup habis telinganya. "Dohoon udah baik-baik aja, 'kan?" gumam Hanjin sembari terkekeh geli.

Bukan Dohoon yang terdistraksi, melainkan Jihoon yang agaknya tak terlalu memahami perihal maksud dari perkataan Hanjin yang topiknya melompat-lompat tersebut. "Hah?"

Beberapa detik berselang, Jihoon nyaris ingin kembali bertanya kepada Hanjin yang hanya tersenyum manis tanpa bermaksud menjelaskan apapun guna menjawab rasa penasaran Jihoon. Hampir andai ia tak dikejutkan perihal kedatangan seseorang yang menerobos posisi mereka tanpa permisi sama sekali.

Bibir kedua orang itu berubah kelu. Kesulitan ingin berkata-kata usai melihat figur tak asing tersebut langsung duduk menghadap Dohoon yang masih tak bergeming dan saking fokusnya dengan permainannya sampai tak menyadari bahwa sosok yang beberapa bulan ini sering dihindari, kini berada dalam jarak hanya terpaut dua puluh senti.

"Kak Shinyu ..." deru Hanjin tak percaya. Padahal, dialah yang membawa kabar perihal kepindahan Shinyu, tetapi masih saja merasa tak menyangka akan keberadaan Shinyu di sini.

Shinyu melebarkan senyumnya sambil menoleh singkat kepada dua orang yang tengah memandangnya.

Fokusnya kembali menuju Dohoon yang sebegitu asyik di dunianya sendiri. Menghela napas pelan, dengan iseng Shinyu lepaskan salah satu headset dari telinga Dohoon. Berulang kali ia ganggu sehingga akhirnya dia berhasil mengalihkan perhatian Dohoon dari aktivitas sebelumnya.

Berdecak ketus, dengan paksa Dohoon lepaskan headset dari telinganya selepas mendapatkan kekalahan beruntun akibat gangguan yang diterimanya di luar permainan. Matanya berkilat murka, siap untuk segera mencerca.

"Apa, s-SHINYU?!"

Begitu mengangkat kepalanya, mulut Dohoon seketika menganga lebar dengan mata melotot tajam. Sedangkan si pelaku hanya tersenyum tanpa dosa.

"Asyik banget, ya?" Shinyu berbasa-basi. Merasa terhibur melihat Dohoon yang terlihat sangat kikuk. "Sampai nggak sadar kalau aku ada di sini."

Netranya menyorot pilu, berusaha menjangkau belas kasih Dohoon yang selalu lari setiap kali melihatnya selama ini.

Lehernya menoleh patah-patah menuju presensi kedua orang yang justru sibuk mengobservasi interaksi canggungnya bersama Shinyu. Harap-harap kedua orang itu dapat memahami isi hatinya saat ini. 'Bantuin gue kabur, dongo!'

Jihoon dan Hanjin serempak mendatarkan ekspresi mereka. 'Masalah lo bukan masalah kita juga, bego!'

Sialan!

"Lo ngapain di sini, sih?" ucap Dohoon tampak tak suka. Fakta bahwa ketiganya sedang dihukum sekarang sudah membuat suasana hatinya buruk, haruskah Shinyu menambahkan perasaan itu hingga dua kali lipat hanya dengan kehadirannya di depan Dohoon kini?

Kembali Shinyu hembuskan napas beratnya. Sembari menundukkan kepala, dengan lirih ia berucap, "Kamu nggak suka? Tenang aja, aku di kelas sebelah, kok. Aku tahu kalau kamu nggak bakal seneng sama keberadaanku di sini. Maaf udah bikin kamu kesel."

Shinyu segera bangkit dari tempatnya. Tanpa mengatakan apa-apa lagi, ia dengan segera beranjak meninggalkan posisi. Tidak jadi setelah sebelumnya berniat mengatakan pamit, Shinyu terlanjur kecewa dengan penuturan Dohoon yang kentara tak menyukainya.

Melihat kepergian Shinyu, Dohoon mendadak bungkam seribu bahasa. Sementara Jihoon dan Hanjin telah kompak menyalahkan Dohoon atas beranjaknya Shinyu tersebut.

"Mamam tuh tsundere," cibir Jihoon sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Hanjin mengangguk setuju. "Dohoon, ih! Kamu tuh jahat banget. Aku nggak suka."

"BERISIK, KAMPRET!"

.
[Tbc]
.

Shinyu

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Shinyu

- X MIPA 2
- mantan (terindah) dohoon, eak

- X MIPA 2- mantan (terindah) dohoon, eak

Ups! Tento obrázek porušuje naše pokyny k obsahu. Před publikováním ho, prosím, buď odstraň, nebo nahraď jiným.

Dohoon

- X MIPA 3
- gamonin shinyu 24/7 (sst!)

Right Here +DoshinKde žijí příběhy. Začni objevovat