Chapter 3: Sepucuk Surat Cinta

108 21 16
                                    


Enjoy the Story dan jangan lupa beri dukungan dengan vote ⭐


Seperti biasa, setiap malam pelayan akan membetulkan sprei untuk Sohyun agar dia bisa beristirahat di sana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Seperti biasa, setiap malam pelayan akan membetulkan sprei untuk Sohyun agar dia bisa beristirahat di sana. Sementara dirinya kini sedang berdiri di sudut jendela sambil melihat ponselnya, yang berulang kali menerima pesan dari Bora. Dia membaca sederatan pesan-pesan tersebut tanpa membalasnya sama sekali.

Ketika Manager Han melihat Sohyun menatap ponselnya, ia curiga dan pergi dari tempat itu menuju ruangan Ji Won, melaporkan bahwa Sohyun menggunakan ponselnya.

Sementara itu, kini Sohyun diam-diam memandangi sebuah kotak yang ia simpan di bawah tempat tidurnya. Sebuah kotak rahasia. 

Setelah mematikan lampu kamar, ia diam-diam mengeluarkan kotak tersebut dan membukanya. Di bawah sinar bulan yang redup masuk dari jendela, dari kotak tersebut keluarlah sebuah biola tua. Di dalam kotak yang sama juga terdapat sebuah bola dunia musik yang sangat kecil, terlihat barang tua tapi sangat indah.

Keunikan dari bola dunia ini adalah ketika diberi kunci, bola dunia ini memainkan musik yang sangat bagus, yang menurut Sohyun sangat merdu.

Sekarang ia sedang memandangi biola yang dikeluarkan dari bawah tempat tidurnya dengan tenang, bertepatan dengan suara pintu yang tiba-tiba dibuka dan ibunya muncul disana.

Melihat biola di tangan Sohyun, Ji Won terlihat sangat marah. Tanpa bertanya kepada putrinya, dia menghancurkan ponselnya ke dinding dan menghujaninya kata-kata menyakitkan di punggung gadis remaja itu.

"Aku sudah melarangmu ribuan kali sejak kecil bahwa biola ini bukan bagian dari hidupmu! Kau harus menyingkirkannya, Kim Sohyun!! Tapi ternyata dalam diam kau menyembunyikan sikap keras kepalamu itu dan tetap saja masih menyimpan biola ini untuk dirimu sendiri.

"....."

"Baiklah jika begitu maumu. Aku akan mengakhiri kisah biola ini saat ini juga!" Sambil berkata demikian, Ji Won melemparkan biola ke lantai dan menendangnya dengan kaki, memperlihatkan kondisi semakin parah. Biola itu benar-benar rusak.

Sohyun tidak menunjukkan ekspresi di wajahnya saat dicambuk dengan keras. Bahkan setelah biolanya patah, ia tetap bersikap normal.

Sejak kecil hingga usia ini, Sohyun hanya mendengar kritik dari ibunya. Dan sebagai gantinya, dia telah mengalami beberapa kali pemukulan dan cambukan, tapi dia tidak dapat melakukan apa yang dia inginkan.

Masa kecil Sohyun direnggut dengan tunduk pada seperangkat peraturan yang ketat. Dia mematuhi peraturan ini dan tumbuh dengan hati yang keras di awal kehidupannya sehingga air mata dan senyumannya hilang dari wajahnya.

Setelah dicambuk, Sohyun kembali ke tempat tidurnya, menutupi tubuhnya dengan selimut. Ji Won pergi dengan amarah yang masih tersisa, sementara Manajer Han menutup pintu kamar Sohyun dan pergi dari situ.

UNPOSED (Bahasa Indonesia)Where stories live. Discover now