Chapter 10

11.5K 686 23
                                    

Setelah pertandingan selesai Tim Damar langsung meninggalkan sekolahan Dengan sorak sorak para penghuni sekolahan.

Di kantin istirahat telah tiba setelah pertandingan yang sangat panjang dan melelahkan.

"GILA gue seneng banget akhirnya main basket lagi." Ucap Ari sambil meletakan nampan makanan di atas meja kemudian duduk di ikuti oleh Rafa dan Iqbal.

"Ah masa..." Ucap Iqbal.

"Iya kitakan udah lama kagak main basket, ternyata masih ada ya skill kita kirain udah Hilang." Ucap Ari sedangkan Rafa hanya tersenyum menyimak obrolan mereka.

"btw Raf Lo kenapa tiba tiba ngamuk kek tadi anjir kaget gue." Ucap Iqbal.

"Gue cuma gak suka kalo ada orang yang jadiin manusia sebagai bahan taruhan, apalagi ini orang yang gue kenal cewek lagi Sedangkan dia dari kecil sama gue yaa walaupun keluarganya kek Tai tapi tetep aja dia kan gak tahu apa apa."ucap Rafa.

"Iya juga sih."

"Tapi nih yang gue heran tuh Si Adrian ngeiyain anjirr kebangetan banget gue tau dia gak suka tapi masak ia sampai segitunya."ucap Iqbal.

"Dia begitu karena iya yakin bakal menang, jadi di iya in atau tidak itu terpengaruhi." Ucap Rafa.

"Namun gue tetep gak suka cara dia." Ucap Rafa lagi yang di angguki oleh Ari dan Iqbal.

Rafa tidak suka Dengan taruhan semacam itu dia fikir apa Di dalan novel kah taruhan begitu ini hidup manusia kenapa malah di jadiin taruhan "dari pada mikirin itu mending mikirin siapa Laki laki yang sama mama tadi pagi masak mama nikah lagi Terus kenapa aku gak di kasih tahu." Batin Rafa.

Rafa kemudian membuka ponselnya dan menghubungi mamanya namun beberapa kali tidak di jawab "sibuk paling." Batin Rafa padahal Mariam tidak menjawab karena takut Omelan Rafa sesibuk apapun Mariam kalo ada telphone dari Rafa pasti akan di jawab namun kali ini berbeda Mariam tidak siap dengan Omelan dan pertanyaan Rafa biarlah itu nanti di jawab saat ia di Indonesia bersama dengan keluarga dari Damian.

Mama

[Kenapa Raf..mama ada meeting ya nanti telphone lagi]

[Gak papa mah ia, jangan lupa istirahat ya mah]

[Siap sayang ]

"Hufft." Rafa menghela nafasnya Perasaan gusar dalam hatinya meluap bayang bayang Penghianatan papanya kembali muncul setelah 7 tahun ia berusaha lupakan membuat Rafa sedikit khawatir.

Tiba tiba kantin menjadi rusuh karena memang Sudah waktunya perang dunia meperebutkan makanan "gila Sekolah bagus bagus tapi kalo istirahat semuanya mendadak jadi kayak setan." Gumam Ari.

"Kak Boleh gabung ??" Tanya seseorang yang sudah berdiri di depan mereka dia adalah Keysha, Sisca, Feni dan Gracia.

"Oh nih kebetulan banyak yang kosong Sono duduk." Ucap Iqbal.

"Oke Thanks kak." Ucap Gracia kemudian mereka duduk.

Mereka makan dengan tenang sampai ketika "KEYSHA." teriakan lantang menyerua membuat semua orang kaget siapa lagi kalo bukan Evan yang berjalan dengan amarah ke arah meja Rafa dan temanya.

Rafa yang melihat Evan marah menatap Bingung "kenapa lagi nih anak."ucap Rafa.

"Haah, Tiap hari begini kagak Bosen apa."ucap Ari.

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang