chapter 15

11.1K 682 23
                                    

(mari pulang marilah pulang bersama-sama.)

Bunyi bel pulang sekolah tandanya Sekolah sudah usai semua murid langsung berkemas untuk langsung pulang Rafa, Ari dan Iqbal juga berkemas tidak mungkin mereka akan menginap di sekolahan kan.

"Haish capeknya." Gumam Rafa memakai helemnya.

"Iya anjirr latihan hari ini kita benar benar di press sama Pelatih aku hampir gak bisa nafas tadi."ucap Ari.

"Ini lebih parah dari awal mula kita gabung club Volly." Ucap Iqbal juga memakai Helem mereka.

"Kumpula nanti malam aja ya, gua mau tidur asli gue rasanya mau tepar." Ucap Rafa mereka semua setuju Tubuh mereka serasa di hantam karena kerasnya latihan Volly hari ini.

"Aku setuju Ahhh aku rindu kasurku."teriak Ari sambil memakai helemnya, Setelah memakai Helem mereka langsung menyalakan motor kemudian jalan keluar dari area sekolahan.

Sedangkan Di rumah Arimawan kini Abraham dan Adam sudah pulang mereka keluar dari mobil masing masing dan berjalan memasuki rumah mewah mereka.

Saat sampai di dalam Abraham dan Adam sudah di sambut dengan istri mereka yang membawakan tas mereka "selamat datang." Ucap Cintya dengan senyuman.

"Apakah Ibu Rosa sudah datang sayang." Ucap Abraham bertanya, Merasa di singgung soal Rosa membuat Cintya Kepikiran lagi soal permintaan Davin yang ingin tidur di lantai Atas.

"Sudah mas, sekarang mereka sedang Tidur siang." Ucap Cintya.

"Apakah kamu memberikan kunci kamar Rafa ??" Tanya Abraham curiga, merasa di curigai Cintya langsung menggelengkan kepala.

"Ya enggak lah mas, sudah gila kali aku Berbuat tanpa izin begitu apalagi ini Rafa." Ucap Cintya.

Cup

Abraham langsung mencium pipi Cintya "Bagus, Aku sudah tahu Rafa pasti akan marah kalo kamarnya Ada yang masuk kamar itu sudah jadi seperti Ladang harta bagi Rafa di sana banyak barang berharga Rafa bukan dari nilainya tapi dari segi Kenangan dan story' dari barang barang di kamar Rafa itu aku melihat saat diam diam masuk, Jangan bagi tahu Rafa kalo aku pernah masuk kamarnya ya." Ucap Abraham sambil tersenyum melihat kamar Rafa baginya itu adalah Sebuah cahaya dimana barang barang yang berhubungan dengan dia dan Rafa masih tersimpan di sana, karena itulah Abraham selalu optimis kalo dirinya pasti akan mendapatkan maaf dari Rafa.

Ricky dan Lio juga akhirnya pulang, Seperti biasa keluarga itu selalu menyempatkan makan siang di rumah setelah pekerjaan mereka selesai "ada apa nih ngumpul di depan pintu, mau Minta sumbangan atau apa ??" Ucap Ricky yang melihat Kedua pasangan suami istri yang sedang berdiri di depan pintu.

"Waah sudah pulang kalian." Ucap Rosa yang tiba tiba datang, mendengar suara Rosa mereka semua kemudian menoleh ke arahnya.

"Bagaimana kabar kalian." Tanya Rosa.

"Baik buk." Ucap Abraham.

"Baik mah." Ucap Adam.

Tak lama kemudian terdengar suara mobil dan motor Mobil Evan dan adiknya sampai mereka di antar oleh supir berbeda dengan Rafa yang naik motor mandiri.

Evan, Rafa, Ariela dan Keysha pulang secara bersamaan "Weez keren lu Raf, entar mau minta papah aja beliin motor." Ucap Evan melihat Motor Rafa sedangkan Rafa hanya menatap datar Sepupunya itu.

"Ck, Kek bisa aja." Ucap Keysha cuek kemudian Melenggang pergi meninggalkan Area garasi.

"Sabar ya kak Ariela tahu kakak bisa." Ucap Ariela kemudian mereka berdua juga melenggang pergi keluar garasi untuk segera masuk kedalam Rumah.

Rafa melihat beberapa orang berada di depan pintu Rumah keluarga Arimawan "Wess ape nih, rame rame." Ucap Evan melihat rumahnya sudah lengkap semua keluarganya berkumpul.

"Nenek." Pekik Ariela yang melihat Rosa di sana.

"Cucuku." Ucap Rosa kemudian mereka berpelukan.

Sedangkan Rafa dan Keysah sudah muak dengan Drama Keluarga itu "Bisa kalian minggir, aku sangat capek dan ingin Tidur." Rafa akhirnya membuka suara karena sungguh Rasanya Badan Rafa seperti di tabrak gajah lelah semua.

Abraham yang mendengar suara Anaknya itu menoleh ke arah Rafa melihat Putranya yang Kelelahan mata yang sudah meredup "eee ya udah Ki masuk yuk gak baik kalo di depan pintu." Ucap Abraham.

"Eh..kamu siapa ?? Temenya Evan ya." Ucap Rosa sedangkan Rafa sangat malas menjawab sungguh ia hanya ingin segera tidur.

"Bukan, Nama Saya Rafandra Putra Arimawan." Ucap Singkat Rafa.

"Oh kamu Nak Rafa ya, putra bungsunya Abraham." Ucap Rosa.

Mendengar ucapan itu membuat Rafa jengah tapi mau tak mau ia harus mengangguk agar semua cepet selesai.

"Rafa kamu mau makan dulu apa langsung ke kamar mamah liat kamu sangat capek." Ucap Cintya.

"Tidur." Kemudian Rafa pergi untuk langsung kekamarnya.

"Sepertinya dia sangat lelah, emang di sekolah ada apa ??" Tanya Rosa kebingungan.

"Sebentar lagi Summer Festival Sport Competion internasional, Rafa sebagai Ketua tin Volly harus berlatih keras apalagi selama ini Rafa adalah juara bertahan, begitu juga dengan Tim basket Evan, Evan juga sangat lelah Evan ke atas dulu." Ucap Evan langsung bergegas ke atas untuk tidur Keysha sudah lebih dulu ngacir ke kamar untuk drakoran ia tak tertarik dengan Nenek angkat itu mengingat ia sangat membenci Ariela dan sekarang mungkin berangsung ke Ayahnya.

Saat Rafa melewati tangga Ia melihat seorang Yang seumuran dengan Ariela seperti cowok namun manis "dia siapa ??" Gumam Rafa namun karena ngantuk sudah di ujung Rafa tidak peduli dan langsung jalan naik ke atas.

Davin melihat Rafa naik keatas bingung"bukan kah itu area keluarga utama bahkan aku tidak boleh tidur disana kenapa dia bisa." Ucap Davin kemudian ia berlari menyusul Rafa.

Rafa berjalan dengan lemas Rasanya ia sudah mati rasa Berdiri di depan kamarnya kamudian membuka pintu "hei kau tidak boleh masuk kesana." Ucap Suara Yang tak lain adalah Davin yang mengikuti Rafa.

Rafa menatap aneh Davin "bukankah dia Anak yang kulihat tadi, ngapain dia kemari." Batin Rafa melihat Davin.

Davin langsung berdiri membelakangi pintu membuat Rafa terheran " minggir." Ucap Rafa dengan Datar.

"Tidak boleh, Ini area terlarang hanya keluarga Utama yang boleh di sini kamu siapa." Ucap Davin.

"Terus Lo ngapain disini kalo ini area keluarga utama, minggir gue mau masuk gue mau tidur." Ucap Rafa dengan kesal sungguh ia sangat ingin cepat tidur.

"Tidak boleh kalo kamu temenya Kak Evan harusnya kamu tidur di kamar tamu, kalo kamu Anak pembantu Harunya kamu Tidur di kamar pembantu." Ucap Davin.

"Gue bilang minggir, siapa juga yang temenya Evan, siapa juga yang anaknya pembantu gue mau masuk ke kamar gue buru minggir." Ucap Rafa sedikit menaikan Intonasi nada suaranya.

"Bohong, Kalo kamu bukan pembantu atau temenya Kak Evan berarti kamu Maling." Ucap Davin dengan Sedikit berteriak di akhir.

"Bocah ini siapa sih anj." Batin Rafa.

"Kamu pergi deh dari sini, kalo Pemilik rumah ini tahu kamu bisa di marahin tahu, keluarga Arimawan bukan keluarga biasa." Ucap Davin.

Rafa sudah lelah, Rafa sudah ngantuk dan sekarang ia harus menghadapi hal semacam ini sungguh ia sangat kesal Dan marah sampai Akhirnya ia berteriak.

"PAAAAAAPAAAAAAAH." Teriak Rafa dengan segala kesalahannya, ia sudah tidak bisa lagi bersabar melawan bocah yang ada di hadapannya..

Bersambung......

See you besok hari ini sampai di sini dulu.




Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang