Chapter 21

11.5K 719 20
                                    

Abraham mengusap Wajah bungsunya yang lebam perasaan emosional yang belum pernah ia rasakan melihat Putranya yang dulu ia Campakkan sekarang kesakitan, walupun nyatanya Tidak sakit bagi Rafa.

Di sisi lain Pratama dan Hilmi juga tak kuasa menahan emosinya melihat putra mereka babak-belur Sedangkan Malvin ia takut ia tak tahu kalo sekarang yang mereka singgung adalah bukan orang sembarang, Dulu sewaktu di luar negeri ia terbiasa dengan hidup penuh di area pembullyan jadi menurut dia ini sudah jadi hal yang biasa.

"BAGAIMANA BISA SEKOLAH TARAF INTERNASIONAL SEPERTI INI MENERIMA MURID BERANDALAN SEPERTI DIA HAH." murka Abraham tak tertahan.

Bahkan Rafa kaget dengan bentakan Abraham begitupun dengan Cintya dan Mariam tak pernah ia lihat Abraham se marah ini.

Brak

Abraham mengebrak meja dengan keras "JAWAB SIALAN." ucap Abraham lagi urat mukanya sudah kelihatan mata memerah Tangan mengepal, Malvin yang melihat Abraham mengamuk menjadi takut Abraham benar benar menakutkan Bagi siapapun yang melihat Tak terkecuali Rafa yang sedikit takut dengan Abraham mode Ngamuk ini.

"KALO SAJA ANAK SAYA TIDAK BISA BELADIRI MUNGKIN SEKRANG IA SUDAH BERADA DI RUMAH SAKIT SIALAN."

Evan yang melihat itu hanya bisa terdiam tak percaya "belum aja Bang Ricky kesini ancur dah sekolah gue Ancurr, lagian ngapain sih tuh anak baru cari gara gara heran gue." Batin Evan.

Pak Bayu yang sedari tadi diam akhirnya berbicara "maaf pak Tapi kami tidak tahu kalo kejadian akan sampai seperti ini." Ucap Pak Bayu.

"Saya tidak mau tahu pokoknya Dia harus di hukum dengan Berat, bukan cuma dia tapi seluruh yang terlibat haru di hukum." Ucap Hilmi menimpali percakapan tersebut sedangkan Pratama hanya mengangguk setuju dengan ucapan Hilmi.

"Tapi pak, anak saya juga babak-belur tidak bisa begitu dong." Ucap Tio sedikit pelan.

Damian yang mendengar itu menatap ke arah Tio dengan tajam tatapan Damian Membuat Tio seakan Di tusuk dengan benda tajam.

"Dengar tuan, Anak anda yang menyerang putra saya terlebih dahulu, Bukan cuma Satu orang tapi 10 orang apakah itu wajar, jika hal itu menurut anda Wajar maka keluar dari sini Saya akan kirim 100 orang anak buah saya untuk menghajar anda." Ucap Damian dengan nada datar dan dingin.

Keluarga Argantara adalah keluarga konglomerat di Indonesia bukan hanya itu keluarga ini juga masih dalam kerabat keluarga bangsawan Di Inggris yang membuat mereka sangat di segani. Robert dan Eduard adalah teman kuliah di Inggris tak heran kalo keluarga mereka saling kenal hanya sebatas kenal nama.

"Sekarang saya mau Dia di DO dari sekolah ini saya gak mau tahu." Ucap Damian dengan tegas.

Pak Bayu yang mendengar itu kaget dengan permintaan Damian ingin memprotes soal masa depan Malvin "tapi pak Bukan kah itu keterlaluan." Ucap Pak Bayu.

"keterlaluan Anda bilang ??" Damian terkekeh.

"Saya tidak terima penolakan jika ingin anda masih kerja di sini lakukan sesuai printah saya Atau saya Ratakan sekolah ini." Ucap Damian.

"Tapi pak...."

"Saya sedang tidak bernegosiasi." Ucap Damian tanpa mendengar penjelasan dari pak Bayu, aura Damian sangat Kuat Rafa ketakutan melihat Damian Marah, Damian memang tidak membentak atau berteriak tapi Setiap kata yang ia tekankan memiliki Ketegangan dan ketegasan sendiri membuat Rafa takut tanpa sadar mendekatkan badanya ke arah Abraham.

Abraham yang sadar akan hal itu kemudian mengentikan Damian "cukup Damian kau membuat Semua orang takut termasuk Rafa."ucap Abraham.

Damian yang melihat Rafa ketakutan menjadi merasa bersalah "maaf." Ucap Damian singkat sedangkan Rafa hanya mengangguk tak tahu harus berkata Apa.

"Gila ya Sepupu Lo itu peletnya apa dah keknya Orang broken home paling Beruntung itu Rafa." Ucap Gilang.

"Lo mau gantiin dia ??" Ucap Evan bertanya.

"Mau siapa juga yang gak mau jadi Rafa Bisa di antara keluarga Hebat seperti Argantara dan Arimawan."ucap Riyan.

"Boleh, Tapi Lo harus gantiin Dari dia Bayi." Ucap Evan.

"Hahahaha Gak Dulu bisa bisa gue gila sebelum dewasa." Ucap Riyan.

"Kita pulang ya ??" Ucap Abraham.

"Nanti Daddy ceritain di Rumah Ya, semua yang ingin kamu tanya Akan Daddy jawab di rumah." Ucap Damian melihat Rafa yang menatap dirinya penuh dengan pertanyaan.

"Kalian juga pulang ya, Biar Orang ini Sekertaris saya yang urus." Ucap Abraham pada Pratama dan Hilmi.

Rafa masih menatap Damian dengan takut Orang itu bener bener menakutkan Berbeda saat ia berhadapan dengan Abraham yang terkesan sedikit lunak dengan dia Damian berbeda Ia sudah keras dari kecil maka jangan salah dengan pribadi dia yang keras.

"Netralkan dulu emosi kamu mas, Rafa katakutan." Ucap Mariam Damian menghela nafas panjang,  masih emosi dengan Tio yang menatap nafsu Mariam serta Wajah lebam Putranya ia sudah menganggap Rafa bungsunya.

Abraham sedikit melihat sisi lain Rafa yang terlihat sangat lucu Ketakutan seperti kelinci bersembunyi di Balik dirinya "aku tak tahu sisi Rafa yang ini." Gumam Abraham sedangkan Cintya Tersenyum melihat Rafa ia juga tak menyangka bakal melihat sisi Lain Rafa apalagi saat dia merengek tadi itu benar benar Rare dan yang pasti menggemaskan.

"Papa." Rafa bersuara Lirih.

"Hm ??"

"Apa kita akan tetap disini ??" Ucap Rafa pelan.

Ah Abraham sangat suka Rafa yang ini berbeda dengan Rafa yang biasanya dia harus belajar dengan Damian agar membuat Rafa patuh dan Takut padanya agar ia bisa lihat pemandangan ini setiap hari.

"Baiklah kelinci papah mau pulang ??" Ucap Abraham mendengar kata kelinci Rafa tersadar kemudian dengan cepat mengubah ekspresi mukanya jadi datar kemudian mengangguk dan pergi dari ruang BK untuk mengambil Tas yang ada di kelasnya.

"Kau harus Tegas Abraham, jika dia keras maka kau harus lebih keras maka akan ada hasilnya."ucap Damian.

"Kau benar kau lihat tadi Dam, Aku tak pernah liat Dia seperti itu sebelumnya Dia sangat lucu Aku tak pernah menyangka kalo akan punya anak seperti itu." Ucap Abraham.

"Soal Orang tadi pastikan Sekertaris mu bekerja dengan benar, Aku mau besok dia lengser atau kau akan cari sekertaris baru besok pagi." Ucap Damian.

"Tenang aja aku sudah memastikan itu kau tak perlu khawatir." Ucap Abraham.

"Aku khawatir sama Rafa wajahnya Sangat parah, Anak itu benar benar membuatku hilang kendali hufft."

Mereka terus mengobrol sambil berjalan sama halnya dengan Cintya dan Mariam yang menceritakan Saat Rafa di tinggal Mariam keluar negeri.

Sedangkan Di Kelas kini Rafa Ari dan Iqbal Sedang berberes tas mereka "gila Raf gue gak nyangka kalo Lo bisa begitu anjirr Lo merengek di depan Om Abraham itu tidak geu Espect." Ucap Ari.

"Diem anjir, gue tadi cuma mau balas si Malvin yang merengek." Ucap Rafa.

"Tapi Bokap baru Lo serem anjir sumpah gue sampe merinding." Ucap Iqbal.

"Hahahaha muka Takut Lo lucu Raf sumpah, gue liat tadi Lo kek kelinci yang ngumpet di belakang om Abraham." Ari tertawa lepas.

Sedangakan Rafa masih kepikiran Soal Ayah barunya itu "gue Agak takut, Papah yang seperti itu aja mamah masih di sakiti Apalagi yang kayak sekarang gue takut mamah akan di perlakukan lebih kasar oleh dia." Ucap Rafa.

"Tapi kalo yang gue liat Tadi Bokap baru Lo cinta banget sama Tante Mariam." Ucap Ari.

Saat mereka sedang larut dalam obrolan tiba tiba Seseorang berbaju hitam dengan kaca mata hitam masuk ke dalam Kelas mereka "maaf tuan muda, Tuan Muda harus segera pulang Tuan Damian menyuruh Anda agar langsung ke mobil."ucap Orang itu.

"HAH TUAN MUDAAA."

BERSAMBUNG......

Boy On transmigrasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang