Part 2: Siapa Micky?

16 6 1
                                    

Di dalam sebuah mobil putih yang tengah melaju, seorang cowok dengan kaus hijau tua yang dipadu jaket putih tengah melihat layar ponselnya dengan tatapan datar. Di hadapannya terpampang jelas pemberitahuan yang masuk terus-menerus, baik pengikut atau pun komentar-komentar yang masuk.

Sebagai seorang selebtok yang kontennya fokus ke duplikasi tarian dan menciptakan tarian sendiri dari lagu yang viral, nggak sulit baginya untuk melakukan hal itu. Cukup dua atau tiga kali fokus melihat tarian yang ia minati, ia akan segera bisa menduplikatkannya dengan sempurna. Namun, pada awalnya nggak banyak yang tertarik dan sedikit sekali yang memberikan tanda suka.

Hingga pada bulan lalu, ketika dirinya iseng menduplikasi tarian salah satu member boyband Korea IS yang bernama Yeon Woo perlahan tanda suka itu mulai naik. Yang nggak pernah ia sangka adalah, Yeon Woo mengunggah kembali videonya, memuji dan mengikuti akunnya. Hal itu yang membuat ponselnya nggak pernah lagi sepi. Bahkan, konten awal yang tadinya sepi, kini justru mencapai jutaan suka. Sungguh ia nggak pernah memprediksikan itu.

"Mik, kans untuk lo menang itu cukup besar," ucap cowok yang duduk di sebelahnya sambil melihat ponselnya juga. "Nomine untuk kategori pendatang baru ini, rata-rata videonya masih di bawah lo."

"Masih ada waktu dua bulan, Vin. Kita nggak akan tahu akan ada gebrakan apa dari mereka. Jangan lupa, banyak juga yang membenciku karena dianggap pansos dari Yeon Woo saja."

Cowok berwajah oriental itu tersenyum dan kemudian memasukkan ponselnya ke saku celananya. "Lo pernah nyangka nggak, sih, bakal sampai dititik ini? Padahal, awalnya iseng aja untuk menyalurkan hobi lo. Seorang Mikha Andreas yang juga sahabat sejak kecil gue sudah mulai terkenal."

"Hush! Micky bukan Mikha. Jangan sampai kamu keceplosan dan malah membuatku dalam masalah!"

"Tenang aja. Aman, kok. Gue hanya keceplosan kalau bareng lo aja."

Mikha memutar bola matanya dengan frustrasi. "Oh ya, tadi pagi di sekolah, semua mulai heboh soal videoku yang direspons Yeon Woo. Apa jadinya kalau mereka tahu itu aku? Pasti nggak nyangka atau minimal menganggapku nggak waras."

"Tapi, Mik, lo mau nyimpan sampai kapan? Pasti ada satu hari papamu akan tahu," ucap Kevin, begitu nama sahabatnya. "Mau sampai kapan lo berlindung di balik akun Micky? Lo nggak bisa nampilin wajah secara bebas, harus pakai masker, nggak bisa bersuara juga di depan media sosial. Padahal di saat menanjak seperti ini, akan bagus buat lo sesekali live untuk menyapa penggemar lo."

Mikha mengangguk mengerti. Ia paham cepat atau lambat identitasnya akan ketahuan. Maka, untuk sekarang ia sangat berhati-hati setiap keluar menjadi seorang Micky.

Benar kata Kevin, ia nggak pernah menyangka akan bisa mencapai titik ini. Awalnya ia hanya butuh tempat untuk menyalurkan hobi menarinya dan muncullah aplikasi Tiktok. Dengan dibantu Kevin yang memberinya ide cover dance, Mikha mulai mencobanya di luar. Kadang di rumah Kevin, kadang di pelataran parkir mal, di mana saja selama tempatnya aman dan cukup sepi.

Selain itu, ia pun harus bermain kucing-kucingan dengan papanya. Selama papanya masih dalam waktu jam kerja, Mikha bisa leluasa pergi ke tempat Kevin dan pulang sebelum pukul enam sore. Kalau pun ia harus keluar di saat papanya di rumah, Mikha berdandan selayaknya dirinya yang biasa dan berdalih belajar bersama. Padahal, ia mengubah penampilannya di tempat Kevin, membuat konten, lalu pulang.

"Sekarang bahkan lebih nggak aman lagi. Tetangga baruku itu teman sekelas dan penggemar Kpop. Ia juga yang paling heboh di kelas tadi."

"Ah, yang namanya Ila?" tanya Kevin yang diangguki Mikha. "Selama ia masih sukanya sama Yeon Woo itu aman. Kalau ia sampai ngefans sama Micky, lo dalam bahaya."

***

Ila duduk di depan laptopnya dan mulai membuka sebuah situs nominasi acara penghargaan untuk para kreator Tiktok. Kata temannya, Micky masuk di kategori pendatang baru terpopuler. Ila nggak percaya karena cowok itu baru saja mendapat popularitasnya semalam berkat Yeon Woo. Namun, benar saja!

Cewek itu menemukan nama MickyDance tertera di urutan pertama, disusul empat nominasi di bawahnya yang sempat viral lama. Cewek itu segera mengambil ponselnya dan membuka obrolan dengan beberapa temannya yang pencinta Yeon Woo.

"Gimana, La? Udah lo cek belom?" tanya Reni, teman sekelasnya yang memekik heboh pagi tadi.

"Udeh. Asli gokil, sih! Nomine lainnya malah udah viral dalam hitungan minggu bahkan bulan. Ini melesat gitu aja."

"Kalau menurut beberapa pakar di situ, nominasinya viral ini emang diambil dari kurun waktu sebulan sampai sehari sebelum pengumuman nominasi. Bisa saja awalnya hanya empat, eh tiba-tiba si Micky ini main nyelonong aje," jelas Vina.

"Beuh, asli ketiban durian montong!" sahut Ocha membuat ketiga temannya mengembuskan napas lelah.

Sementara kedua temannya mengomeli Ocha yang memang terkadang lemot dan nggak nyambung, Ila sibuk mengecek komentar-komentar di unggahan seseorang yang menyatukan video Yeon Woo dan Micky. Semua komentar di video itu sungguh positif dan menuai pujian untuk Micky.

Ila sendiri berusaha menemukan kecacatan pada gerakan tarian Micky, tapi nihil. Benar-benar sempurna. Bahkan gerakan kakinya sesuai dengan ketukan beat yang Yeon Woo lakukan. Liukan tubuhnya nggak memiliki perbedaan waktu satu detik pun. Terakhir gerakan tangan yang sangat susah dihitung beat-nya sungguh tepat.

Kemudian cewek itu membuka akun MickyDance dan menggulir ponselnya ke atas. Ia melihat ada 18 video yang diunggah. Yang menarik perhatian cewek itu adalah Micky selalu memakai kostum dengan warna yang sama dan semuanya memakai masker.

"Gaes, gaes! Kalian coba perhatiin akun Tiktoknya Micky, deh! Ngerasa aneh, gak?" seru Ila yang meredam ocehan teman-temannya. Ketiganya tampak tengah melakukan apa yang diminta Ila.

"Kenapa sih, La? Ganteng?" tanya Ocha dengan ekspresi beloon.

"Please, ya, Cha! Jangan sampai gue sumpal mulut lo pakai kaus kaki bekas gue lari sore!" sergah Vina membuat cewek berambut pendek dan sedikit gemuk itu mengeluarkan ekspresi hendak muntah. "Hem... semuanya pakai masker, ya? Dan kaus hijau."

"Satu lagi, nih! Nggak ada satu pun video dia ngomong," tambah Reni.

"Terkesan misterius, kan? Makanya gue minta kalian ngecek. Dia pencinta hijau rupanya. Kalau lihat dari matanya kayaknya pakai softlens, deh."

"Ya, tapi kayaknya sih, ganteng. Tatapan matanya itu, loh. Tajam banget."

"Tuh kan, Vin, lo aja boleh bilang ganteng. Masa gue nggak boleh?" protes Ocha yang sejak tadi menahan diri untuk berkomentar. "But anyway busway, gue nemu akun Instagramnya juga. Udah centang biru, tapi ... nggak ada fotonya!" sahut Ocha sambil terbahak-bahak melihat ekspresi teman-temannya yang sempat penasaran.

Ila berdeham dan berdecak sebal. "Padahal, ini kesempatan dia buat live atau buka masker nggak, sih? Kok, anteng-anteng aja dan malah nggak unggah video apa pun hari ini. Gue jadi kepo."

"Jangan-jangan, mulutnya ada sedikit kelainan?" tebak Reni.

"Atau bisu!" timpal Ocha yang serentak membuat ketiganya terdiam.

"Tumben nyambung," ejek Vina yang dibalas kepalan tangan Ocha.

"Gue kepikiran satu ide, nih!" seru Ila tiba-tiba. "Gimana kalau gue bikin akun fansbase-nya. Nanti kita saling bagi info. Dari banyaknya penggemar dia, seharusnya ada yang tahu dia siapa, kan?"

"Gass, La! Gass!" seru ketiganya.

***


Go Mikha, Go!Where stories live. Discover now