7. Beri Jarak dan Waktu

715 109 45
                                    

Selamat menunaikan ibadah puasa untuk yang menjalankan, mohon maaf lahir dan batin ya semuanya..

*

*

*

Pria itu berhasil menggendong bayi laki-laki itu di kedua tangannya yang masih kaku, dia bisa melihat lebih jelas perawakan Bayi yang baru saja dilahirkan ke dunia ini, tangisannya tiba-tiba saja menggema, kedua tangan mungil nya bergerak dengan l...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pria itu berhasil menggendong bayi laki-laki itu di kedua tangannya yang masih kaku, dia bisa melihat lebih jelas perawakan Bayi yang baru saja dilahirkan ke dunia ini, tangisannya tiba-tiba saja menggema, kedua tangan mungil nya bergerak dengan leluasa ke udara, tangisannya terdengar sangat lucu namun juga mengharukan.

Namun tidak lama setelah momen mengharukan yang dirasakan itu, tiba-tiba saja tubuh kecil yang dia gendong mulai meneteskan cairan merah darah, dan tetesan itu semakin banyak dan deras hingga membuat tubuhnya juga ikut berlumuran darah. Pria itu ketakutan setengah mati, dia berteriak keras membangunkan sang Bayi untuk tetap bangun, tetapi anak itu tidak bangun dan tak bergerak lagi.

Dan ketika darah itu menyembur ke arah wajahnya, dia langsung tersadar.

Tubuhnya terduduk di sofa panjang ruang kerjanya, keringat dingin membasahi wajah hingga tubuhnya, kedua matanya yang sudah sepenuhnya terbuka itu melihat sendiri kedua telapak tangannya yang sedikit bergetar, dan dia mulai bisa bernafas lega saat sadar bahwa tadi hanyalah mimpi buruknya saja.

"Astagfirullah.. "

Biru mengusap wajahnya sendiri, dan dia mulai mengatur pernafasannya untuk kembali normal. karena jujur saja, saat dia terbangun tadi detak jantung nya berubah cepat tak karuan. Rasanya benar-benar menakutkan sekali mendapatkan mimpi buruk seperti itu.
Kejadian kemarin ternyata begitu membekas di ingatannya, sampai Biru sepertinya memang cukup trauma akan hal itu.

Setelah bisa lebih tenang, Biru kemudian bangkit untuk berdiri dari sofa tempat dimana dia tidur semalam. Sebenarnya Biru tidak bisa tidur sampai jam 4 subuh, dan dia hanya tertidur kurang lebih 4 jam saja, karena sekarang sudah menunjukkan pukul 8 pagi.

Untuk pertama kalinya dia bangun kesiangan, dan untuk pertama kalinya juga dia bangun ditempat lain, bukan di ranjang hangatnya bersama sang istri.

Tidak ada satupun orang yang membangunnya, dan menyebabkan Biru kini mulai bergegas cepat ke kamarnya yang sudah kosong juga untuk mandi dan bersiap untuk bekerja.

Pria itu tidak menghabiskan waktu yang lama untuk bersiap-siap, karena dia juga takut semakin telat ke kantor.
Selang beberapa menit, Biru akhirnya mulai turun dari lantai 2 rumahnya menuju lantai bawah, dimana kini dia bisa melihat istri dan anaknya sudah duduk di meja makan dan sepertinya mereka sudah lebih dulu memulai sarapan, tanpa menunggunya.

Hal itu sempat membuat pojok hati Biru sedikit kecewa, namun dia sudah bisa menata hatinya kembali saat anaknya melihat ke arahnya dengan raut terkejut.

Cerulean : A Mini SequelWhere stories live. Discover now