DuoDuo

29 3 4
                                    

Mohon dibaca ulang, ya, readers!

⛰️⛰️⛰️

Dingin.

Suara kayu yang dibakar terdengar samar di telingaku. Percakapan dua orang manusia juga terdengar, entah apa yang mereka bicarakan, aku hanya bisa mendengar beberapa kata yang mereka katakan.

'Health, apa Luca akan baik-baik aja?'

Kepalaku sakit sekali, berdengung dengan seenaknya, bahkan ada nyamuk yang terbang hilir mudik di telingaku, ck! Sangat menganggu!

Kupaksa mataku untuk dibuka, lalu menyipit kala melihat siluet Refan dan Gadis tengah berbincang.

Tunggu ... setan sialan itu bisa menyusul kami?! Aku melotot saat Gadis melempar tubuhnya padaku. Aku tidak bercanda! Dia benar-benar melempar tubuhnya sendiri hingga menubruk tulangku yang rapuh!

AKH! MENYAKITKAN!

"Hipot!"

Hah?!

Gadis memelukku dengan amat erat, tak menghiraukan raut kaget dan sakit yang tercetak jelas di wajahku. Tunggu, dia beneran Gadis?! Bukan setan jadi-jadian itu? Kudorong bahu cewek itu kuat lalu melotot tajam.

"Nggak usah sok nyamar lo setan!" makiku emosi.

Tanpa bisa kuduga, Gadis malah menampar lenganku gemas. Cewek itu sudah khawatir setengah mampus, dia dengan Refan malah menjumpai 2 wujud yang memanggil mereka dengan nama.

"Aku khawatir tau! Kamu ini!" Gadis mencubit gemas, aku hanya bisa mengaduh sambil menyipitkan mata jengkel.

Bukannya tidak terharu dengan kedatangan mereka yang asli, hanya saja ... agak aneh rasanya. Bayangkan, ya, aku sudah menjumpai 2 orang yang selalu bersamaku dan ternyata mereka adalah jelmaan dedemit sialan itu.

Kutatap Refan yang juga menatapku balik, entahlah, kesan horornya masih terbayang olehku. Refan yang senyum lebar, ramah, dan baik hati secara tiba-tiba saja sudah membuatku curiga bukan main.

Nah, tuh, lihat! Sekarang cowok itu tersenyum tipis padaku, entah apa yang tengah dia pikirkan, kurasa bukan hal yang positif, kan? KAN??

"Hipot."

Kuacak-acak rambutku frustasi. Lama-lama otakku akan konslet mendengar nama itu, aku ngeri berada di dekat mereka berdua. Tunggu, di mana Luis? Kutatap sekitar dengan cepat, lalu bernapas lega saat menemukan Luis tengah terbaring dengan napas yang cukup normal di samping Refan.

"Jauh-jauh, gila! Gue masih ngeri liat kalian berdua!" Aku beringsut mundur, mendekat ke arah Luis dengan tatapan tajam.

Gadis dan Refan saling pandang, terlihat raut kecewa yang amat dalam di wajah manis keduanya. Tampilan mereka kotor, penuh debu dan banyak robekan di pakaian mereka.

"Lis, aku manusia asli. Bukan dedemit, kami berdua juga menjumpai setan yang persis banget kayak kalian," ucap Gadis menunduk sendu.

Refan menggeleng. "Mut, lo harus manggil pakai nama samaran, pertanda kita masih manusia, bukan setan."

Aku beringsut mundur, mendekat ke arah Luis dengan waspada. "Jangan mendekat! Gue trust issue sama kalian!"

"Hipot!"

"Sial! Berhenti manggil gue dengan sebutan najis itu!" Aku melotot kesal ke arah Gadis.

Hei, kurasa mereka beneran manusia. Lihat saja, Refan berhasil membuatku kesal setengah mati, Gadis bahkan berhasil membuatku menjadi putri drama karena trauma.

About DieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang