Siuman

1.3K 133 11
                                    

"Disaat-saat tertentu kita akan tau, mana teman yang tulus dan mana teman yang palsu."
-Renza Maulana-


_Selamat membaca_

*****

"Ughh.. Sa-kit"



Hening...





Mereka semua saling pandang dengan tatapan horror. Apalagi ketika melihat wajah Cendra dan Jidan yang kelihatan tegang membuat semuanya diam.

"S-suara apa itu, Cen?" tanya Jidan sambil memeluk lengan Jen.

"Gue juga ga tau, Ji. Masa iya ada setan di Rumah Sakit." jawab Cendra yang mulai mengambil posisi diantara Jae dan Melvin.

Sedangkan yang lain hanya menatap malas melihat kelakuan dua manusia penakut. Apalagi Renza yang merasa dirinya secara tidak langsung dikatain setan oleh mereka.

"Ekhemm!"

Cendra yang mendengar suara deheman tersebut langsung melihat ke arah sumber suaranya.

"Bang..."

Jidan langsung mendekati Renza yang masih terbaring lemah.

"Ada yang sakit, Ren? Mau makan atau minum?" tanya Hanan dengan wajah khawatir.

"M-minum" tanpa basa basi Hanan langsung membantu Renza untuk minum.

"Syukur lah lu dah siuman, Ren." ucap Melvin sembari bergabung dengan yang lainnya.

"Ada yang sakit?" tanya Jae serius.

"Kepala gue sakit dan gue ngerasa....." Renza sengaja menggantung kalimatnya saat melihat wajah mereka yang khawatir.

"Laper, hehehe gue laper pingin tidur."

Hanan yang kesal pun langsung mencubit lengan Renza pelan.

"Sssttt... Lu ngapa nyubit gue sih, Nan?" kesal Renza sambil menatap Hanan dengan tatapan tak bersahabat.

"Ya orang dimana-mana kalo laper itu makan bukan malah tidur." ucap Hanan dengan nada sedikit kesal.

"Kayanya kita harus manggil Dokter deh, Bang." usul Cendra sambil menampilkan wajah seolah-olah sedang berfikir.

"Hmm boleh juga, gara-gara jatuh dari tangga otaknya Renza berkurang 0,5% sepertinya." ucap Jae serius, sedangkan mereka yang mendengarnya hanya bisa tertawa puas melihat wajah Renza yang menahan kesal.

Namun dibalik wajah Renza yang kesal, dihatinya dia merasa bahagia melihat mereka bisa tertawa seperti ini lagi. Dia yakin karena dia yang terluka membuat mereka jadi sedih, apalagi saat dia melihat mata Hanan sedikit bengkak yang bisa dipastikan habis nangis. Dia juga melihat baju Jen yang terdapat noda darah yang dapat dia pastikan itu miliknya. Entahlah, dia juga tidak tau kenapa Jen tidak mengganti bajunya dan memilih menunggu dirinya siuman.

"Maaf udah buat kalian khawatir."

Mereka yang mendengarnya langsung berhenti tertawa dan melihat Renza yang sedang tersenyum manis ke mereka walau wajahnya masih pucat.

"Kami bakal maafin lu, tapi ada syaratnya." ucap Hanan sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

"Hm? Apa?"

"Jangan lari-lari saat di tangga dan ini gak cuma berlaku untuk lu tapi untuk semua termasuk gue." ucap Hanan mode emak-enak ngomel ke anaknya.

"Atau perlu kita ratakan aja tangganya? Kita ganti pakai lift." usul Jae dan langsung mendapatkan tatapan mematikan dari Renza.

7 Bintang|| NCT Dream Where stories live. Discover now