2. Hampir

534 72 13
                                    

Hari Rabu, hari yang disukai beberapa siswa dan siswi pada umumnya, karena pada hari itu jadwal mata pelajaran yang cukup santai di kelas Freya. Terlebih lagi, ada beberapa guru yang izin tidak mengajar pada hari itu dikarenakan ada kendala dengan cuaca

Langit yang mulai terang sehabis membasahi bumi membuat Freya sedikit terganggu tidurnya. Dia sedikit menggeliat guna merenggangkan badannya. Freya mulai mencari keberadaan teman-teman sekelasnya yang ternyata berada di barisan paling belakang.

"Freya, kantin?" Jessi berteriak dari arah pintu kelas.

"Boleh, tapi nanti lewat lapangan dulu ya," bukan tanpa alasan Freya berkata seperti itu, dirinya ingin melihat Flora yang sedang praktik materi voli di lapangan. 

"Gue tebak pasti lu mau liat si Gula Jawa," tebak Jessi. Dia sudah hafal sekali jika Freya meminta untuk melewati jalan yang paling jauh menuju kantin.

"Oiya, nanti bagi video lomba tari kemarin, dong," timpal Jessi

"Yang punya siapa?" Tanya Freya dengan heran. Sebab, baru kali ini Jessi meminta video dokumentasi peserta lomba tari.

"Punya Olla, nanti kirim videonya dari awal sampe akhir, ya! Jangan dipotong durasi videonya." 

"Gua yakin, lu demennya pas adegan pantatnya geal-geol doang, kan?" sahut Zee sambil merangkul pundak kedua temannya.

"Bangsat! Mana bener lagi..." Jessi dan Freya mengumpat dalam hati, mereka tidak bisa mengelak sama sekali, sebab yang dikatakan Zee ada benarnya juga.

Sesampainya di kantin, Freya langsung menduduki tempat yang biasa mereka sering duduki dan membiarkan Zee dan Jessi yang memesan makanan serta minuman. Freya mulai tersenyum sendiri ketika mengingat senyuman yang Flora berikan kemarin. Kata Freya senyuman Flora itu seperti gula jawa, manis.

"Orang gila lu? Senyum-senyum sendiri," Jessi datang membawa pesanan Freya dan dirinya.

"Berisik lu, kayak diterima aja."

"Gak usah ngeledek!" Jessi merasa tak terima bahwa cintanya tertolak oleh Olla , padahal Olla hanya bilang kepadanya bahwa dirinya butuh sedikit waktu.

"Minimal gak jomblo." Timpal Zee yang tidak didengar oleh Freya dan Jessi.

Mereka membicarakan banyak hal, dari kejelasan hubungan Jessi dan Olla sampai tentang Flora si Gula Jawa kesukaan Freya. Tidak lama dari pembahasan Freya dan teman-temannya, Jessi sedikit menyadari kedatangan Flora dan Olla datang ke kantin untuk membeli minuman.

"Frey, itu si Gula Jawa, panggil dong ke sini," Jessi menyikut tangan Freya yang ada di sebelahnya.

"Olla! Dicariin Jessi!" Freya berteriak membuat Olla menoleh ke arah mereka bertiga.

"Freya, anjing! Kenapa malah manggil Olla, sih?" Jessi panik setengah mati, takut Olla menghampiri dirinya dan teman-temannya.

"Halo, boleh gabung?" Ucap Flora dan Olla bersamaan.

"Boleh, sini duduk," Freya menggeser posisi dirinya agar Flora duduk di sebelahnya.

"Olla duduk di pangkuan Jessi aja." Ucap Zee.

"Ngadi-ngadi lu, Zee. Mana mau dia sama cina." Ucap Freya sambil menertawakan muka Jessi yang merah.

"Mau, kok, kalo dibolehin." Gelak Olla.

Muka Jessi merah sempurna sehabis diledek oleh Zee dan Freya, sedangkan Olla dan Flora ikut menertawakan muka Jessi yang merah, Jessi menatap sengit Freya. "Awas aja, nanti gua akan bales dendam" kata Jessi dalam hatinya.

Mereka di kantin sampai jam istirahat dibunyikan, Freya datang membawa pesanan mereka semua dan Freya juga yang membayar pesanan mereka karena tim Freya kemarin berhasil menjadi juara kedua dalam tingkatan DKI Jakarta

"Fre, lu gak suapin si gu-" ucapan Jessi terpotong karena disumpal dengan makanan oleh Freya.

"Eh monyet, diem deh," Freya tidak habis pikir dengan Jessi yang bisa-bisanya menyebutkan kode nama yang dibuat Freya untuk orang yang di sampingnya.

"Gu? siapa?" Flora membuka suaranya sekaligus menatap Freya menanti jawaban.

"Bukan siapa-siapa, kok." Elak Freya.

"Eh, nanti pada mau SMA di mana?" Tanya Jessi membuka topik pembicaraan baru.

"SMA 48, kalo gak keterima, ya, paling SMA 84." Sahut Freya.

"Aku juga sama kayak Freya." Ucapan Flora disetujui semuanya sambil mengangguk karena tujuan mereka semua ingin memasuki sekolah yang sama.

Mereka kembali masuk ke kelasnya masing-masing, Freya mengikuti langkah kaki Jessi dan Zee yang menuju ke kelas mereka. Dalam perjalanan menuju kelas, Freya terus merenungi perkataan Flora yang ingin masuk ke SMA yang sama dengan SMA tujuan Freya. Freya mempunyai banyak pikiran di otaknya, salah satu di antaranya adalah mampukah Freya masuk ke sekolah yang sama dengan Flora dan teman-temannya. Terlebih lagi Freya kurang unggul di bidang akademik, membuat Freya sedikit tidak pede dengan hasil akhirnya nanti.

Masa-masa kelas sembilan adalah masa yang paling banyak kenangan bagi beberapa orang, termasuk Freya. Masa kelas sembilan adalah masa yang banyak kenangan untuk Freya, terlebih lagi dia banyak melakukan interaksi dengan "Gula Jawa" dibandingkan di kelas tujuh dan delapan. Freya selalu ingat kata kakak kelasnya. "Semakin dikit melakukan interaksi, semakin dikit juga kenangan di antara kalian. Makanya banyakin interaksi walaupun cuman sekedar ucapan selamat pagi."  

Hai, apa kabar semua? Aku harap baik-baik saja, jangan lupa jaga kesehatan karena cuaca lagi kurang bagus. Terima kasih atas dukungan kalian semua untuk cerita ini.

Sedikit reminder buat kalian yang belum paham kalo cerita ini tentang Freya yang aktif di ekstrakulikuler Paskibra dan Flora yang aktif di ekstrakulikuler Tari.

Segitu aja, semangat terus kalian, jangan lupa jaga kesehatan 🔥🔥🔥🔥🔥

TBC

Gula JawaWo Geschichten leben. Entdecke jetzt