Lembaran Kesembilan

301 40 6
                                    

"Oiya, Ma. Tadi kata Zee, Om Gre sm Tante Shani nitip salam. Katanya mau ngajak reunian juga si," kataku pada Mama Anin.

"Wa'alaikumussalam, wah boleh juga tuh. Nanti mama hubungin mereka," ucap Mama Anin.

"Oiya, Ma. Flo mau izin keluar ntar malem, ya," kataku meminta izin.

"Mau kemana, Flo? Tumben," tanya Mama Anin heran.

"Pengen nongkrong sesekali, hehe," ucapku cengengesan.

"Yaudah, pulangnya jangan kemaleman ya," kata Mama Anin mengelus kepalaku.

"Siap, Ma–" ucapku terpotong.

"MAU IKUT," ucap Dira tiba-tiba.

"DIH, NGGAK-NGGAK," balasku mencoba menjauhkan Dira yang mulai memelukku kembali.

"ISH. Ma, liat kakak, nih," ucap Dira merengek pada Mama Anin.

"Mau ngapain coba ikut kakaknya nongkrong? Ntar yang ada malah rengek mau pulang aja," ucap Mama Anin mengelus kepala Dira yang beralih memeluk Mama Anin.

"Lagian, yang ada ntar lu ngang-ngong doang di sana. Atau mau ikut pergi sama kakak?" tanya Kak Gita menambahkan.

"Nggak ah, yang ada aku jadi nyamuk buat Kak Gits sama Kak Dheo," jawab Dira memalingkan muka.

"Yaudah, sebagai gantinya, Dira mau apa?" tanyaku pada Dira sambil mengelus bahunya.

"Mau tidur bareng boleh?" ucap Dira sambil menyatukan kedua telunjuknya dan menunjukkan muka memelas.

"HEH, udah gede juga," kata Mama Anin melotot.

"ISH, mama ni," balas Dira memalingkan muka dari Mama Anin.

"Hmm, gimana ya?" ucapku bingung.

"Udah, sesekali gapapa kali," kata Kak Gita meyakinkan.

"Yaudah deh. Tapi jangan malem ini ya. Malem minggu aja ya?" ucapku menepuk-nepuk kepalanya perlahan.

"Oke, tapi ntar pulangnya beliin martabak ya?" kata Dira nyengir.

"Hadeuh, iya deh iya," balasku menghela napas.

"YEAY, makasi kakakku," ucap Dira memelukku.

"Yang telur bebek ya, Flo," ucap Mama Anin menambahkan.

"Oke, Ma" balasku singkat.

~~~~~

"Eh, kok pada rapi-rapi nih. Mau kemana?" tanya Ibu Cindy heran.

"Diajak temen buat ngumpul, Mi," ucap Cepio santai.

"Mau papi anter?" tanya Bapak Jinan menawarkan diri untuk mengantar kami.

"Mau nyetir sendiri aja, Pi, hehe" ucap Cepio nyengir.

"Nggak takut nyasar?" tanya Bapak Jinan kembali.

"Tenang aja, Pi. Kan ada Freya buat baca Maps," ucap Cepio menyenggolku.

"Dih, kalo nyasar nggak tanggung, ya" kataku iseng.

"Gapapa, kan kita nyasarnya bareng," balas Cepio santai.

"DIH, MALES BANGET," kataku dan Marsha berbarengan.

"Udah-udah. Ini kalian mau makan dulu atau makan di sana ntar?" tanya Ibu Cindy mengubah arah pembicaraan.

"Nanti aja makannya, Mi," balas Cepio singkat.

"Yaudah, hati-hati ya kalian. Fre, titip mereka berdua, ya," ucap Ibu Cindy menyalami kami.

"Dih, dikiranya aku masih kecil apa?" kata Cepio protes.

"Ya tau sendiri kamu suka ngadi-ngadi," balas Ibu Cindy menyenggol Cepio.

Secangkir Kopi (Pahit)Where stories live. Discover now