Lembaran Kesepuluh

361 41 6
                                    

"Dan mari sambut personil baru kami, Florence..."

"HAH?!"

Aku yang baru keluar dari toilet terkejut. Teman-teman yang ada di meja pun tidak kalah terkejutnya. Zee lalu datang menghampiriku.

"Ayo, Flo," ucap Zee menarikku.

"Apaan sih, Zee," balasku bingung.

"Udah ayo," kata Zee yang langsung menarikku.

Aku hanya bisa pasrah ditarik oleh Zee. Di panggung, kami sudah ditunggu oleh Kak Lulu dan Kak Oniel. Mereka hanya tersenyum dan menggeleng melihat tingkah laku Zee.

"Selamat datang member baru," ucap Kak Lulu dan Kak Oniel berbarengan.

"Apaan sih, belum fix ya. Buat malem ini aja," ucapku malas.

"Iya deh iya," ucap Zee, Kak Lulu, dan Kak Oniel nyengir.

"Jadi mau nyanyiin apa ni?" tanyaku mulai mengatur gitar.

"Terserah lu aja deh" kata Zee santai.

"Lah, gimana si? Yaudah lagu ini aja deh," ucapku mulai membisikkan lagu yang ingin aku bawakan kepada mereka.

"Boleh tu," ucap Kak Lulu bersemangat.

"Oke gas," kata Kak Oniel bersiap.

Kami pun bersiap dengan alat kami masing-masing. Aku dan Zee bermain gitar, Kak Oniel bermain cajon dan Kak Lulu bermain keyboard. Kami kemudian saling melihat satu sama lain sebelum mulai memainkan lagu.

"Katanya hidup itu, hanya sebuah perpisahan~"

"Meski ada orang yang, bilang seperti itu~"

"Kalau begitu~"

"Tak ada artinya saling mengenal~"

"Manusia adalah~"

"Petualang yang selalu~"

"Ulangi pertemuan, juga perpisahan~"

"Mendapat banyak~"

"Petunjuk arah, dan juga kenangan~

"Hai, janganlah kau, menatapku dengan~"

"Pandangan mata yang sedih itu~"

"Ayo tersenyumlah~"

"Karena pasti bisa bertemu denganmu~"

"Suatu hari di suatu tempat~

"Percayalah pada kekuatan~

"Takdir yang menyatukan~

"Karena pasti bisa bertemu denganmu~

"Sampai saatnya jangan pernah~

"Engkau, melupakan diriku ini janji ya~

"Hai, janganlah kau, menatapku dengan~"

"Pandangan mata yang sedih itu~"

"Ayo tersenyumlah~"

"Karena pasti bisa bertemu denganmu~"

"Suatu hari di suatu tempat~

"Percayalah pada kekuatan~

"Takdir yang menyatukan~

"Karena pasti bisa bertemu denganmu~

"Sampai saatnya jangan pernah~

"Engkau, melupakan diriku ini janji ya~

Secangkir Kopi (Pahit)Where stories live. Discover now