Bimbingan🔞

1.6K 107 12
                                    

Yeonjun sudah berjalan kesana-kemari namun tidak mendapatkan sedikit pun batang hidung Soobin. Dirinya sudah lelah mencari keberadaan dosen killer tersebut yang sayangnya sangat susah untuk di temui.

Ia duduk di ruangan Soobin dengan wajah kelelahan, sebenarnya ingin keluar saja tapi di ruangan Soobin ada AC dan air mineral. Cukuplah untuk menenangkan diri.

Tidak sopan? Biarkan saja, Yeonjun terlalu lelah 4 jam berlari kesana-kemari dengan tidak jelas.

"Ada urusan apa anda berada di ruangan saya?"

Yeonjun berjingkit kaget. Ia berdiri di hadapan Soobin yang akhirnya bisa ia temui.

"Anu pak. Ini..."

"Ngomong yang jelas!!" Semprot nya.

Yeonjun meringis, "Saya mau bimbingan dengan, Pak Soobin. Malam ini." Ucap Yeonjun memberanikan diri.

Tidak ada respon. Yeonjun semakin menunduk takut jika mendapatkan amukan dari dosen killer dihadapannya.

Tamatlah riwayat nilai mu, Yeonjun.

"Selama mengajar, baru kali ini ada mahasiswa yang datang mengajak saya bimbingan tanpa menentukan jadwal. Apa tujuan anda? Anda melakukan bimbingan, apakah ada suatu penelitian?"

Sial. Pertanyaan yang tidak tahu harus Yeonjun jawab apa. Masalah nya ia hanya memikirkan bimbingan dan tidak memikirkan bagaimana seharusnya rencana ini berjalan lancar. Ia hanya berpikir bahwa bimbingan adalah satu-satunya jalan keluar.

"Jawab dong! Diam saja dari tadi!!" Sentak Soobin.

Yeonjun terkejut, "Saya tidak bisa menjelaskan nya secara detail pak. Tapi saya mohon waktu anda untuk malam nanti." Yeonjun menunduk dalam.

"Hmm. Beruntung malam nanti saya tidak ada pekerjaan, jadi dimana tempat kita bimbingan? Di kampus? Di cafe? Atau kita buat kelas khusus?"

Yeonjun meneguk ludahnya dengan susah payah. Apakah mengajak bimbingan dosen killer sesusah ini?

"Di tempat saya. Tenang saja pak, tempat saya nyaman dan untuk masalah menjamu anda, akan saya persiapkan sebaik mungkin." Jawab Yeonjun dengan takut-takut.

"Tempat anda? Tempat macam apa? Anda ingin membawa saya ke hotel?"

Dug. Dug. Dug.

Suara detak jantung nya seperti nya terdengar. Ia takut jika Soobin mendengar suara detak jantungnya. Bisa bahaya.

"Tidak pak. Saya tidak terlalu punya banyak uang jadi saya memilih bimbingan di kost saya. Masalah menjamu anda, saya akan melakukan yang terbaik." Jelas Yeonjun takut-takut.

Kali ini ia semakin terpacu. Ya, jantung nya seperti maraton seratus kilometer. Padahal ia hanya berhadapan dengan dosen.

"Huh. Anak muda jaman sekarang! Bimbingan di kost? Anda gila? Jika tidak punya uang, saya akan membayar makanan anda. Tidak perlu di kost!" Sentaknya.

Rasanya Yeonjun sudah seperti jelly. Tubuhnya mulai melemah. Ia tidak tahu harus melakukan apa lagi, padahal sudah sangat jelas jika dirinya kalah telak di sini.

"Baiklah. Berikan alamat kost anda, saya akan datang jam 7 malam." Finalnya.

Seperti di beri hidayah oleh malaikat. Soobin mengiyakan ajakan Yeonjun untuk bimbingan ke kost nya. Beruntung jika bimbingan di kost maka resiko nya lebih kecil karena tidak akan seterbuka di hotel.

Lagian hanya bimbingan. Itu pikir Soobin.

"Baik pak. Ini kartu alamat dan nomor kost saya, saya akan membersihkan kost saya dulu. Saya tunggu kedatangan bapak."

Dare | SoobJunWhere stories live. Discover now