Freen pun meninggalkan timnya sebentar lalu membawa Becky keluar dari ruangan nya. Mereka berdua berbicara di dalam mobil. Di hari itu juga Becky menjadi pembicaraan banyak orang di dalam departemen tersebut.
Banyak wanita yang iri setelah mereka mengetahui kalau ternyata gadis itu mempunyai kakak sehebat Richie Armstrong. Gosip langsung menyebar sekalipun itu adalah kantor polisi.
"Aku sudah tahu sejak pertama kali masuk ke sini, aku yakin dia pasti gadis kaya karena terlihat dari penampilannya tapi aku tidak tahu kalau ternyata dia sekaya itu."
"Iya, aku juga masih tidak percaya kalau kakaknya adalah raja bisnis
terkaya dan mana ganteng lagi. Pasti gadis itu sangat dimanjakan. Enak sekali hidupnya.""Hubungannya dengan Phi Freen juga tidak biasa sepertinya mereka berdua memang sudah berhubungan. Lihat saja tadi Phi Freen memegang tangannya waktu keluar. Padahal Phi Freen terlihat cuek tapi menurutku dia sangat memperhatikan gadis itu. Aku sudah memperhatikannya beberapa kali."
Begitulah para staf wanita bergosip. Mereka iri kepada Becky karena memiliki segalanya termasuk bisa mendapatkan hati seorang Freen Sarocha yang super dingin itu. Heidi yang kebetulan ada di tempat itu pun mendengar semua pembicaraan mereka dan wajah nya berubah kesal, dia tidak begitu senang. Dia merasa kalah dari gadis yang dia anggap sebagai pengacau itu. Namun dikantor ini, dia memperlihatkan diri nya bahwa dia adalah seorang polisi yang profesional. Tidak boleh terpengaruh oleh masalah apapun.
Di dalam mobil Freen dan Becky saling menatap.
Tatapan Becky tajam, dia masih ingat perkataan Freen di dalam tadi kalau dia berjanji kepada kakaknya akan mengantar nya ke kantor sang kakak.
"Aku kan sudah bilang aku tidak mau bekerja dikantor Richie. Kenapa sih kamu malah berjanji akan membawaku ke sana?" Katanya dengan ekspresi wajah yang sangat keberatan.
Tangannya terlipat di dada menatap Freen dengan kesal. Freen pun membalas tatapan nya.
"Dengar ya sayang, keluargamu sangat peduli kepadamu. Mereka hanya ingin kamu menjadi wanita yang sukses. Aku juga begitu." Kata Freen dengan wajah serius karena dia sendiri bisa merasakan kalau kekasih nya itu masih tertarik untuk bekerja di dunia yang dia senangi. Hanya saja gadis itu masih sedikit ragu.
"Aku tahu kamu masih ragu kan? Kamu sudah berpikir keras selama seminggu ini tapi kenapa masih ragu untuk melangkah." Lanjutnya.
Becky terdiam. Kekasihnya nya memang benar kenapa dia masih ragu.
Becky merasakan tangan Freen di pipinya, membelai lembut bagian wajahnya lalu gadis itu menatap wanita yang ada di depannya. Tatapan lembut Freen terasa hangat.
"Iya aku masih ragu. Bagaimana kalau kejadian dulu terulang kembali?" Gumam nya menatap Freen.
"Ssstt ... Itu semua sudah masa lalu. Lupakanlah sayang. Kamu tahu kan kalau kamu punya kakak yang hebat? Richie pasti akan selalu melindungimu. Orang tuamu juga. Mereka semua tidak akan pernah membiarkan sesuatu yang buruk terjadi padamu lagi." Becky menatap Freen.
"Bagaimana denganmu?" Tanyanya. Wajah imutnya membuat Freen sangat gemas. Wanita itu pun mengecup singkat bibir Becky.
"Tentu saja aku juga akan melindungimu." Gumam nya lalu mencubit pelan pipi gadis nya. Becky tersipu malu karena ini pertama kalinya Freen berinisiatif menciumnya lebih dulu. Sekalipun itu hanyalah kecupan singkat tapi itu sanggup membuat hatinya berbunga-bunga.
"Bagaimana, apa aku sudah bisa mengantarmu kepada kakak mu sekarang?" Tanya Freen dengan lembut.
Becky pun berpikir sebentar.