Becky pun menganggukkan dan berjanji akan menunggu Freen datang untuk menjemput nya setelah pekerjaannya selesai tapi otak nakal itu mulai beraksi, dia diam-diam berniat ingin mengikuti mereka.
Becky sempat melihat wajah Heidi yang menunjukkan bahwa wanita itu sangat amat tidak menyukainya dan Becky tahu dari bahasa tubuh wanita itu kalau dia pasti menyukai Freen jadi dia ingin mengamati apa yang akan di lakukan Heidi ketika sedang bekerja dengan kekasihnya. Apakah wanita itu akan bekerja dengan profesional atau hanya ingin mengambil kesempatan untuk mendekati Freen.
"Nong, kamu mau kemana?" Suara Aom dari dalam ruangan pun menghentikan langkah Becky. Dia menoleh kebelakang. Richie, Queenay, Mama nya dan juga Aom semuanya sama-sama sedang melihat nya.
Becky berpikir sebentar, kenapa dengan tatapan mereka yang hanya fokus padanya? Becky pun tersenyum lebar.
"Aku hanya mau ke sana sebentar, nanti aku balik lagi kok." Katanya dengan sebelah tangan yang entah menunjuk ke arah mana.
"Dengar ya Freen sedang bekerja. Jangan sampai kamu mengganggu
pekerjaan nya.." Richie memberikan peringatan kepada sang adik. Dia sangat mengenal sifat adiknya itu pasti dia mau mengikuti Freen."Siapa juga yang mau menganggu nya? Aku tidak ingin menganggu nya kok. Phi tenang saja." Kata Becky dan Richie terus menatapnya tajam.
"Aku pergi ya semuanya, nanti pasti balik lagi. Bye." Gadis itu pun langsung
pergi. Richie tidak sempat melarangnya lagi. Biar sajalah adiknya itu melakukan apa yang dia mau selama tidak mnengganggu ketenangan di dalam ruangan ini.Freen dan rekan kerja nya pun berjalan lurus ke depan, Becky juga terus
mengikuti mereka dengan berjalan lurus. Koridornya sangat sepi tapi karena masih sore hari jadi gadis itu tidak takut sama sekali dan ditengah perjalanan langkah Becky tiba-tiba terhenti. Dia baru ingat kalau ternyata
jalan ini menuju kamar mayat yang pernah dia dan Freen lewati."Kamar mayat lagi?" Gumamnya pada dirinya sendiri. Aduh, kenapa hobi sekali sih datang ke kamar mayat. Memangnya waktu itu pemeriksaan mereka belum selesai ya? Sesaat kemudian Becky merasa ragu untuk melanjutkan langkahnya tapi mengingat dia mau mengamati wanita itu saat bekerja dengan kekasihnya, Becky jadi bingung.
"Lanjut atau berhenti disini? Tapi tanggung banget. Kamar mayat, kamar
mayat, ah sudahlah lanjut saja lagian kan cuma kamar mayat dan sekarang juga masih terang. Kenapa aku harus takut? Mereka saja berani masuk ke sana, kenapa aku harus takut?" Dia berbicara panjang lebar pada dirinya sendiri lalu menarik nafas panjang dan akhirnya mengambil
keputusan."Lanjut." Katanya dengan percaya diri.
Kemudian dia kembali melanjutkan langkah nya. Demi Freen, dia akan berusaha untuk berdamai dengan kamar mayat. Awalnya Becky merasa sedikit merinding begitu langkahnya semakin dekat dengan kamar mayat tapi dia terus memberanikan diri nya dan terus mengatakan dalam hati nya kalau tidak ada yang perlu ditakutkan.
"Ayo kita bicara di ruanganku saja."
Becky dengan cepat bersembunyi dibalik tembok. Dia melihat seorang pria dengan setelan jas dokter nya keluar dari ruangan itu dan di ikuti oleh Freen dan rekan yang lain. Becky pun menarik napas lega karena mereka tidak berlama-lama di kamar mayat. Kini langkahnya pun berbalik arah.
Becky menutup mulut nya sambil menahan napas agar tidak ketahuan. Saat Freen dan yang lain semakin jauh gadis itu kembali mengikuti mereka seperti seorang pencuri. Orang-orang itu kemudian memasuki ruangan yang ada di depannya dengan tulisan ruang forensik. Oh, pasti pria tadi adalah dokter forensik.
Pintu ruangannya tidak ditutup jadi Becky bisa dengan mudah nya mengintip dari luar. Orang-orang yang ada di dalam sedang mengobrol
dengan sangat serius sedangkan Becky hanya fokus mengamati wanita itu.