chapter (06)

95 65 6
                                    


" Gila ya enak banget hidup zara ya fa,lin" Ucap vica saat zara Sudah menuju kamar mandi.

" Ya enak menurut lo ca, Belum tentu bagi zara kan? " Ucap zulfa pada vica.

" Gaenak dari mana fa? Zara punya semuanya, Ada orang tua yang sayang banget sama dia, Ada asisten rumah tangga, dan ga Ada kekurangan apa lagi soal uang".ucapnya.

Alina yang sedari tadi hanya menyimak pembahasan keduanya pun  angkat bicara.

" Ga semua kebahagiaan itu tentang uang ca Gue tau hidup memang butuh yang namanya uang, lo berfikir hidup zara tenang Dan bahagia di penuhi harta dan kemewahan? Lo Salah besar, jadi orang berada bagi dia itu sebuah tekanan yang ga bisa buat dia bebas, dia selalu di kelilingin orang- orang munafik yang datang saat butuh. Penghianataan yang dia dapat dari kemal setelah dia kasih ketulusan dan apapun yang si brengs*k itu Mau, dia cuma di manfaatin karna punya uang" Ucap alina panjang lebar.

Vica yang tengah menatap layar tv pun menoleh kearah dua sahabatnya.

" Lo gatau kan gimana Zara Selama ini berjuang ? sampe dia berani ambil keputusan buat mandiri. hidup sederhana Dan Ninggalin harta itu ga mudah. satu hal yang Harus lo tau hidup kita memang butuh uang tapi apa bisa dengan uang kita  membeli kebahagiaan? Percuma kita punya uang kalo ga bahagia". Ucapnya lagi.

" Iya bener kata alin ca, Kita gatau apa aja yang zara alami buat melewati semua  ujian, gimana Cara zara bisa keluar dari zona itu, kita gatau Kan Zara sering over thinking apa ga? depresi apa ga?yang lo liat cuma Salah satu topeng zara ca" Ucap zulfa.

" Iya juga sih bener kata kalian, ga semua orang mampu tertawa lepas. pasti Zara ngalamin banyak masalah tapi gue akui Zara perempuan yang Pinter sembunyiin Luka nya. jadi orang cuma tau dia hidupnya enak padahal didalamnya mungkin banyak badai dan ujian silih berganti" Ucap vica lirih.

" Maka Dari itu sebagai sahabat kita Harus support Zara. selagi itu baik buat dia dan masa depan dia, jangan coba lo nyakitin Zara. atau sia-siain kepercayaan yang Zara kasih Sama lo itu akan berakibat fatal buat lo ca". Ucap alin penuh penekanan di akhir perkataannya.

" Ga akan lin. Gue bakal selalu ada buat Zara bahkan bukan cuma gue, kita semua akan selalu jadi garda terdepan buat Zara " Ucap vica tersenyum merangkul pundak ulfa Dan alin.

" Itu pasti! " Balas Alina tegas.

****

Zara yang sudah selesai dengan ritual mandinya pun penasaran saat sedikit mendengar ocehan ketiga sahabatnya itu. Dengan melangkah tanpa suara Zara sudah berdiri di belakang ketiganya.

" Apanya yang pasti? " Tanya zara penasaran.

mereka yang sedang merangkul satu Sama lain itu terkejut mendengar ucapan Zara yang tiba-tiba.

" Kodok terbang! " Ucap Alina terkejut saat mendengar suara Zara tepat di belakangnya.

" ih ngagetin tau ga! Hampir Aja jantung gue copot! " Ucap Alina mengelus dadanya.

" Lagian,lo pada serius amat sampe ga sadar ada gue. ngomongin apaan si?" Ucap Zara penuh Tanya.

" Ga ngomongin apa apa kok i- iyakan fa" Ucap vica sambil mengedipkan matanya pada zulfa.

" Iya, ga ngomongin apa apa kita ra " Ucap zulfa.

" Yaudah kalian mau bersih- bersih gak? " Tanya zara pada ketiganya.

" Mau tapi, gue, alin,sama ulfa ga bawa baju ganti ra gimana? " Tanya vica.

" Ada baju gue kok. banyak juga yang masih baru pilih aja di lemari sebelah sana " Tunjuk zara pada Salah satu lemarinya yang tersusun rapih.

Dalam Pelukkan Sang Pencuri Hati ( Tahap Revisi ✅)Where stories live. Discover now