29. Mimpi

18 5 0
                                    

Audrey bermimpi

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

Audrey bermimpi. 

Dia sendirian di tempat asing yang dia tidak tahu, dia lemah, dia tidak bisa apa-apa. Seorang kakek yang beberapa kali muncul di mimpi Audrey hadir kembali. Dia berwajah ramah dengan senyum hangatnya. Audrey tahu dia menyayangi Audrey, tapi kenapa dia hanya tersenyum tanpa menolong Audrey? Audrey sedang tidak berdaya. Audrey menangis, Lagi-lagi dia hanya tersenyum.

"kamu bisa Audrey..kamu bisa.." ucapnya pelan, dan kemudian Audrey terbangun.

Audrey melihat sekeliling, dia masih di klinik. Tadi dia tertidur dan keringat membanjiri tubuhnya, tadi dia demam. Audrey terisak, dia ingat orang tuanya, dia ingat ibunya, dia kangen sekali dengan ibunya, baru kali ini Audrey sakit sendirian. Biasanya ada ibu yang merawatnya, Audrey pun menangis tanpa bersuara.

Audrey merasa sendirian, dia tidak punya teman yang bisa diandalkan. Dia merasa kesepian, teman-teman sekolahnya sedang belajar, sedangkan dia terbaring di tempat tidur klinik. Dia juga teringat dengan tuduhan Valerie yang tidak berdasar tadi pagi. Apa sebenci itu dia pada Audrey sampai menuduhnya mencuri kalung?

Teman-teman satu Asramanya juga. Apa mereka percaya pada Audrey? Setelah kejadian di dapur Asrama itu Adurey merasa mereka jadi berbeda.

"kamu sudah bangun?" Dokter Farhan memeriksa suhu tubuh Audrey. Dokter Farhan adalah dokter yang bertugas hari ini. Dia dokter yang dulu memeriksa Audrey ketika dia memar, dia adalah sepupu Arsenio.

"Demam kamu sudah turun, tapi sepertinya kamu masih harus beristirahat, Takutnya nanti demam kamu naik lagi, kamu sudah makan?"

Audrey menggeleng, dia tidak ingat makan. Tadi dia sangat lemas dan pusing. "kamu harus makan, Lalu minum obat lagi dan istirahat. Sementara ini saya kasih infus supaya kamu nggak terlalu drop ya," dia lalu berbicara pada perawat dan meninggalkan Audrey.

Seorang perawat datang membawa peralatan infus, Audrey diinfus di tangan kiri. Waktu kecil Audrey sudah pernah masuk rumah sakit beberapa kali dan diinfus juga. Rasanya tidak nyaman, dia tidak suka, apalagi pembuluh darah Audrey termasuk sulit dicari, butuh beberapa kali tusukan untuk memasukan jarum infus. Audrey meringis menahan rasa sakit di tangannya. Dia juga menahan diri untuk tidak menangis, dia lalu teringat ibunya yang dulu memeluk dan menenangkan Audrey ketika dia ditusuk jarum suntik.

"Kamu sudah telepon orang tua kamu?" Dokter Farhan kembali dengan sekotak sandwich dan sebuah susu kotak. Audrey menggeleng.

"Masih tidak ingin menghubungi keluarga karena tidak ingin membuat khawatir?"

Audrey menggeleng lagi, Dokter Farhan bingung.

"Aku nggak bisa menghubungi orang tuaku karena HP aku mati, " Audrey berkata jujur pada dokter Farhan. Audrey merasa dia dapat dipercaya.

"Mati?"

"Iya, kecebur air, Hp baru aku belum sampai, jadi aku belum bisa menghubungi keluarga," Suara Audrey tersengar getir.

"Mau pake HP saya? " Dokter Farhan menawarkan, tawaran yang sangat menggiurkan. Tapi Audrey berfikir jauh, bagaimana kalau ibunya panik dan langsung berangkat ke sini? Bagaimana kalau orang tuanya menyuruh Audrey pulang ke Bandung dan menyuruh Audrey untuk sekolah di Bandung?

"Nggak usah, Terima kasih atas tawarannya, nanti aku menghubungi mereka kalau HP aku udah datang aja, " Audrey menolak dengan halus. Dia menghargai tawaran Dokter Farhan.

Dokter Farhan mengangguk, dia tidak inginmemaksa Audrey.


Valerie dibantu oleh teman-teman Asramanya mencari kalung di ruang Asrama. Mereka bahkan mencari di setiap sudut kamar mereka, dan hasilnya nihil. Kalung Valerie tidak ditemukan. Valerie yakin ada yang masuk ke kamarnya ketika dia mandi dan Reya keluar kamar. Makhluk yang waktu itu Valerie bawa ke Asramanya sudah pergi karena di usir Audrey, jadi dia tidak bisa bertanya kepadanya. Valerie yakin kalau Audrey yang mengambilnya karena Audrey tiba-tiba saja punya sepatu yang harganya mahal. Tapi tidak ada bukti kalau Audrey yang mencurinya. Dia harus mencari bukti itu.

Magic Audrey 1Onde histórias criam vida. Descubra agora