32. Menjadi tersangka

18 4 0
                                    

"Iya, saya memang punya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iya, saya memang punya. Tapi semua itu di berikan oleh Arsenio, "

Valerie kaget. Begitu juga semua temannya. Mereka tidak percaya, mereka tidak pernah melihat interaksi antara Audrey dengan Arsenio. Bagaimana bisa Audrey mendapatkan itu semua dari Arsenio?

Arsenio adalah salah satu cowo populer di kelas 10 selain Cedric. Dia tampan, tinggi, putih dan juga berasal dari keluarga konglomerat. Ayahnya bernama Mario Hartawan. Seorang pemilik perusahaan Media Massa dan Jasa Keuangan. Sekarang Ayah Arsenio juga sedang melirik dunia politik. Dia di sebutkan sebagai salah satu calon menteri dalam pemerintahan.

Miss Intan melihat jam tangannya, sudah larut malam. Dia tidak mungkin meminta Arsenio untuk datang ke ruang konseling saat ini. Miss Intan harus meminta izin dari kepala Asrama laki-laki dan juga wali siswa Arsenio untuk bisa memanggil Arsenio sebagai saksi. "Saya harus bertanya kepada Arsenio juga, tapi karena sekarang sudah tengah malam, Saya akan bertanya pada Arsenio besok pagi, " Miss. Intan menjelaskan kepada mereka semua, "Sekarang kalian istirahat dulu, besok saya akan memanggil wali siswa Audrey dan Valerie. Untuk saat ini tolong kembali ke kamar dengan tertib."

Miss Andien kemudian membimbing mereka keluar dari ruang bimbingan dengan tertib. Semua teman Audrey kembali Ke Asrama, sedangkan Audrey kembali ke Klinik. Dia masih sakit, suhu tubuhnya kembali naik setelah kejadian tadi, dia menahannya karena tidak ingin dianggap alasan untuk lari dari masalah.

Perawat yang merawat Audrey marah ketika Audrey kembali ke klinik. Dia marah karena Audrey tiba-tiba menghilang dan melepaskan infusan tanpa memberitahunya. Audrey hanya diam, dia pasrah dimarahi. Dia memang salah, seandainya dia tidak nekat mengikuti Gisca, dia pasti tidak akan menjadi tersangka.

Esok harinya suasana sekolah gempar, berita tentang Audrey yang mencuri kalung Valerie sudah menyebar, teman-teman yang pernah sekelas dengan Audrey membicarakannya. Mereka mencibir Audrey yang hanya anak beasiswa dan tidak tahu malu.

"Audrey, kamu diminta ke ruang konseling, " Perawat yang berbeda dari perawat semalam datang memeriksa suhu tubuh Audrey dan kemudian melepaskan infusan Audrey. Dia juga menunggu Audrey minum obat dulu sebelum Audrey meninggalkan klinik. Perawat pagi ini lebih baik dari perawat semalam.

Audrey keluar dari klinik dan berjalan ke ruang konseling. Banyak tatapan mencibir ketika dia melewati bebera murid yang belum masuk ke kelas. Dalam hati mereka mungkin berkata, Oh ini pencuri yang sedang heboh itu..

Audrey merasa sedih dan sendirian. Dia tidak mencuri kalung Valerie dan dia tahu siapa yang mencurinya, tapi tidak ada yang percaya kepadanya. Bahkan Aaron pun hari ini tidak menjenguknya. Dia mungkin sudah mendengar berita tentang pencurian kalung Valerie.

Di ruang konseling sudah duduk guru konseling yang kemarin. Miss Intan. Wali siswa Audrey, Mr. Theo dan juga kepala sekolah Audrey, Mr. Aditama. Valerie, Gisca dan Arsenio pun sudah hadir di temani oleh wali siswa mereka. Mrs. Kinanti. Miss Andien pun hadir sebagai kepala Asrama tempat kejadian itu berlangsung.

Audrey duduk di sebelah wali siswanya Mr. Theo.

"Coba Jelaskan Valerie, kamu kehilangan apa dan bagaimana?" Miss Intan meminta Valerie menceritakan kronologis kehilangan kalungnya dan kenapa dia mencurigai Audrey. Lalu bagaimana dia menangkap Audrey.

Audrey juga di minta untuk menjelaskan kenapa dia ada di sana malam-malam padahal seharusnya dia berada di klinik. Audrey menjelaskan sejelas mungkin. Audrey juga menjelaskan kalau Gisca sering pergi dari kamarnya pada malam hari lewat jendela. Meskipun tidak masuk akal karena kamar Audrey dan Gisca ada di lantai 3, tapi Audrey memberitahu mereka.

"Valerie bilang kamu punya sepatu baru, tas dan Hp baru?" Miss Intan bertanya lagi. Audrey mengangguk.

"Arsenio yang memberikannya karena sepatu dan tas saya hilang. Sedangkan HP saya mati karena kena air, saya sudah melaporkan mengenai HP saya kepada Mr.Theo," Audrey melirik Arsenio, tapi Arsenio hanya diam dan tidak melihat Audrey .

"Kamu tapi tidak bilang kalau tas dan sepatu kamu hilang, " Mr. Theo kecewa karena Audrey tidak melaporkan semuanya.

"Saat itu hari sabtu pagi dan siang harinya Arsenio memberikan HP, tas dan sepatu, jadi saya fikir saya tidak perlu memberitahu Mr. Theo, " Audrey merasa menyesal tidak memberitahukan semuanya pada Mr. Theo.

"Kenapa kamu memberikan HP, tas dan sepatu baru pada Audrey, Arsenio? Kamu yang menghilangkannya?" Mr. Theo penasaran.

Kini semua pandangan tertuju pada Arsenio.

"Saya tidak memberikan HP, tas dan sepatu pada Audrey, Mr, " Jawaban Arsenio membuat Audrey tercengang. Dia tidak percaya kalau Arsenio tidak mengakuinya.

Arsenio tidak berani menatap Audrey ketika mengatakannya.

Hati Audrey sakit sekali, ternyata Arsenio tidak bisa dipercaya dan diandalkan. Dia sama saja dengan Valerie dan Gisca.

Air mata Audrey mengalir, sekarang tidak ada yang bisa membuktikan kalau Audrey tidak bersalah.

Mr. Theo menggeleng, dia tidak percaya kalau Audrey anak berprestasi dalam olah raga renang itu ternyata pencuri. Mr. Theo kecewa pada Audrey, begitupun dengan Miss Andien dan Miss Intan. Sedangkan Mrs. Kinanti hanya diam.

"Kamu yang menghilangkan tas, dan sepatu Audrey?" Mr. Aditama bertanya pada Arsenio.

"Bukan, Cedric yang menghilangkannya, " muncul nama baru diantara mereka. Semua orang kecuali Audrey dan Gisca melirik Mr. Aditama ketika Arsenio menyebutkan Cedric.

"Tolong panggil Cedric ke sini," Mr. Aditama meminta Miss Intan untuk memamnggilkan Cedric.

Miss Intan keluar ruangan untuk memanggil Cedric.

Valerie memandangi Audrey dengan kesal, tapi Audrey hanya diam tanpa berbuat apa-apa. Dia terlalu lemas untuk balas memandangi Valerie. Dia juga terlalu lemas untuk marah pada Arsenio.  

Magic Audrey 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang