37. Barang-barang yang terkubur

18 4 0
                                    

"Kita sudah sampai, " Arsenio berhenti di depan sebuah pohon besar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita sudah sampai, " Arsenio berhenti di depan sebuah pohon besar. Cedric dan Aaron berdiri di belakang Arsenio, Audrey yang merasa takut kemudian berjalan mendekati Aaron.

"Kamu bisa lihat makhluk yang ada di pohon itu?" tanya Audrey pada Aaron, hatinya berdebar karena takut. Audrey tidak ingin melihat sesuatu berbentuk manusia pucat atau berbentuk sesuatu yang menakutkan.

"Bisa, tapi sekarang dia nggak ada.." Aaron melihat ke atas pohon, "di atas juga nggak ada, " Audrey membayangkan sesuatu yang menggelantung di pohon atau sesuatu yang sedang duduk di pohon. Dia mengibaskan kepalanya, membuang jauh fikirannya.

"Kita bisa mengambil barang-barang yang ada di dalam tanah dengan lebih leluasa karena dia tidak ada," Cedric berjalan lebih dekat ke pohon itu dan mengamati tanah.

"Dia nggak akan marah?" Audrey bertanya.

"Justru itu yang kita tunggu, kalau dia marah, dia pasti akan ngejar Gisca karena barang itu Gisca yang kasih," Cedric berbicara sambil merasakan hawa tanah dengan tangannya.

Cedric lalu memberi aba-aba untuk menjauhi pohon. Audrey, Aaron dan Arsenio menurut, mereka berdiri di belakang Cedric. Cedric punya kekuatan untuk mempengaruhi barang, jadi dia akan membuat barang-barang yang terkubur di sekita pohon itu naik dan keluar dari tanah.

Beberapa barang langsung naik ketika cedric merentangkan tangan kanannya ke depan. Dia seperti sedang memancing. Cedric menjentikkan jari, barang-barang itu terlempar menggunduk ke sebelahnya. Barang nya cukup banyak, dan sepertinya banyak barang berharga.

"Coba cari ada bandul yang kamu bilang itu, nggak?"

Audrey kemudian berjongkok di dekat gundukan barang yang Cedric keluarkan, dia mencari bandul itu dengan tangannya. Cedric terlihat tidak sabar.

"Kamu kan punya kekuatan buat nyari bandul kalung itu, fikirkan kaya gimana trus kamu angkat!" Cedric berkata dengan kesal.

Audrey lupa dia punya kekuatan. Dia lalu memikirkan bentuk bandul itu dan menjentikkan jari. Bandul itu terangakat, Audrey menangkapnya. Ada kalung yang terkait bandul itu, Audrey memperhatikannya.

"Waktu aku liat pertama kali, nggak ada kalungnya," Audrey memberitahu.

"Tapi pasti benar kan kalau kamu panggil pake kekuatan fikiran," Arsenio memperhatikan kalung itu juga.

"Untung pake kekuatan, coba kalau di cari pake tangan?!" Cedrc tertawa mengejek.

Kata-kata Cedric membuat Audey malu sekaligus kesal.

Malam itu mereka memasukan kembali barang-barang yang Cedric angkat dari tanah, kecuali kalung yang ada bandulnya. Rencananya Audrey akan memasukan kalung itu ke tas Gisca tanpa sepengetahuan Gisca. Dan jika rencana mereka berhasil, makhluk di taman akan mencari kalung itu kembali pada Gisca. Gisca pasti akan menguburnya kembali. Disaat itulah mereka akan membuat bukti kalau Gisca yang mengubur barang-barang tersebut.

Ketika berjalan meninggalkan taman, Audrey melihat kembali tanah yang tadi mengeluarkan barang-barang. Dia melihat satu barang yang tidak dia sangka ada di dalam tanah. Audrey tidak sengaja melihatnya ketika mencari bandul dengan tangannya, dan dia yakin benda itu apa dan milik siapa.

Kenapa benda itu terkubur di sana?


Audrey tidak bisa tidur.

Pukul 04.30 pagi Audrey menyelinap keluar asrama. Dia berjalan ke arah lokasi kolam renang. Audrey masih diskors untuk latihan renang. Dia sebetulnya tidak ingin mendekati lokasi kolam renang, dia pasti akan merasa sedih karena tidak bisa masuk ke kolam. Tapi pagi ini dia nekat ke sana, dia bisa menggunakan kekuatannya sekarang, jadi dia bisa menghindari orang-orang yang akan melihatnya di jalan menuju lokasi kolam renang.

Audrey menunggu seseorang di dekat pintu masuk ke kolam renang.

Seorang cowo tinggi berbadan bidang berjalan ke depan pintu tempat kolam renang, dia kaget melihat Audrey yang diam di dekat pintu.

"Audrey?!kamu lagi ngapain?kamu bukannya di skors?" tanya Kak Andrew kaget.

"Iya, aku masih di skors, aku juga nggak bisa masuk ke kolam karena kartu akses aku diambil," Audrey terlihat menyedihkan.

"Mau masuk?" Kak Andrew menawarkan. Audrey mengangguk. Seperti ketika pertama kali Audrey bertemu dengan Kak Andrew, Audrey masuk ke tempat berenang dengan Akses kartu Kak Andrew. Audrey berjalan di belakang  Kak Andrew. Begitu melihat kolam, Audrey menahan air mata. Dia ingin sekali masuk kesana dan merasakan segarnya air, merasakan tarikan nafasnya dan merasakan hembusan perlahan dari diafragmanya ketika berenang. Audrey sangat rindu sekali berenang.

"Kamu mau turun?"

Audrey menoleh pada Kak Andrew yang sudah berganti baju. Audrey sampai tidak menyadari kalau Kak Andrew sudah ke ruang ganti dan berganti baju karena dia melamun sambil melihat air.

"Engga.. aku kesini bukan untuk berenang, aku ke sini mau tanya sesuatu sama Kak Andrew, " Audrey membuat Kak Andrew penasaran, tapi dia berusaha santai. Dia menggerakan tubuhnya untuk pemanasan sebelum masuk ke kolam. 

Magic Audrey 1Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang