Halaman satu: sebuah ramalan

25 9 0
                                    

🦋

Matanya yang selalu waspada , ia selalu memperhatikan kesana kemari melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan warga. Wajah nya datar nan dingin di balik topeng nya. Ia berjalan menyelusuri sebuah pasar penuh keributan dari suara manusia.

Tiba-tiba netra jelaganya tak sengaja menangkap dua preman yang sedang memalak seorang wanita paruh baya. Terlihat preman satunya itu berteriak-teriak marah. Tapi sangat amat di sayang kan semua orang yang berada di sana hanya menonton dan beberapa darinya acuh tak acuh. Gadis itu geram, kemudian ia menuju ke arah preman itu dengan kecepatan nya ia menangkis tangan salah satu  preman itu yang hendak memukul wanita paruh baya itu.

Preman itu marah "jangan ikut campur!" teriaknya di wajah perempuan itu

"jangan berteriak di depan wajah ku sialan!" pekik gadis itu sehingga mendapatkan atensi dari orang-orang disana.

"Berani nya kau mengumpati ku dengan ucapan 'sialan'!!" pria itu akan memukul gadis bertopeng itu, dengan sigap ia langsung memegang tangan pria itu lalu memelintirnya hingga preman itu meringis kesakitan.

Sedangkan orang yang ada di samping preman itu akan menerjang nya, tapi kalah cepat gadis itu lantas menghempaskan tubuh orang itu dengan kekuatan nya. Semua orang di sana ketakutan, lalu gadis itu tersenyum di balik topengnya dia mendekat kan wajahnya ke arah telinga preman yang masih di pelintir tangannya, di sisi lain komplotan preman satunya sudah lari terbirit-birit

"jangan semena-mena atau tangan mu akan patah, ingat itu" bisiknya dengan nada dingin membuat preman itu mengangguk matanya sudah mengeluarkan air akibat ketakutan.

gadis itu melepaskan preman itu, preman itu kabut berlari terbirit-birit. Gadis itu melihat nya dengan tawa nya yang lucu. Wanita yang sedari tadi di belakang gadis itu menepuk pundak nya. Gadis itu menoleh ke arah wanita paruh baya itu.

"Terimakasih banyak nak" ujar wanita itu dengan senyuman manis.

"sama-sama" balasnya.

"ibu tidak tahu harus membalas Budi seperti apa, jadi ibu hanya bisa memberikan ini" wanita itu menyodorkan sebuah gulungan kain.

gadis itu menggeleng "tidak perlu bu saya membantu bukan mengharapkan imbalan"

Wanita itu tersenyum "tidak apa-apa ambil saja ibu mohon"

Gadis itu menghela napas pasrah lalu menerima barang itu.

"Terimakasih bu"

"ah iya kalau boleh tau nama mu siapa nak?" tanyanya kembali.

"Eunchae, Hong Eunchae" Setelah mengatakan itu gadis itu melesat pergi membuat wanita kaget.

"Eunchae ya"

"eh?"

"Hong Eunchae!? bukankah itu putri kerajaan starlin!?"



•••

Eunchae tengah berdiri di sebuah gerbang dengan tatapan bahagia lantas ia menghampiri kedua prajurit yang tengah menjaga.

Merasa gadis di depan hendak menghampiri mereka , ia dengan sigap berwaspada.

"nona ada yang saya bisa bantu?" tanya prajurit sebelah kanan dengan sopan.

"saya ingin menemui yang mulia raja" jawabnya.

" maaf nona tapi ada urusan penting apa anda ingin menemui yang mulia raja?" tanya prajurit di sebelah kiri.

"sebenarnya saya bukan datang untuk menemui raja. Tapi raja yang ingin bertemu dengan saya".

kedua prajurit saling melempar kan pandangan seolah-olah mereka sedang berkoneksi dengan hanya saling menatap.

"saya akan pergi untuk memberitahu yang mulia raja".

Eunchae mengangguk tersenyum di balik topengnya. Setelah menunggu beberapa menit kemudian prajurit yang tadinya pergi untuk memberitahu sang raja datang.

"silakan nona saya akan menuntun anda" prajurit itu membungkuk. Eunchae hanya mengangguk lantas mengikuti prajurit itu.

Mereka telah sampai di hadapan sang raja. Dengan hormat Eunchae membungkukan badannya. Raja itu menghampiri Eunchae dan meraih kedua bahu gadis itu dengan kedua tangan nya menatap kedua manik Eunchae dalam-dalam. bibirnya melengkung Sehingga terjadinya senyuman yang tulus dari raja.

"senang bertemu dengan mu anakku" Raja pun memeluk gadis itu. Eunchae membalas pelukan dari sang ayah dengan senyuman.

"maaf tiba-tiba memanggil mu Eunchae" ujar raja melepaskan pelukan nya.

Eunchae melepaskan topengnya memperlihatkan parasnya yang cantik sehingga membuat beberapa prajurit yang ada di sana terpukau begitupun dengan Raja.

"tidak apa-apa" balasnya.

"kau begitu cantik Eunchae" puji raja membuat Eunchae tersipu malu.

"ah ayah sudahlah, ngomong-ngomong soal apa ayah tiba-tiba memanggil ku datang kesini?" tanya Eunchae to the point.

" jadi begini nak, ramalan itu akan segera terjadi" jawabnya seraya menghela napas nya.

Eunchae yang mendengar itu segera lah ia membelalakkan matanya kaget, jantung nya tiba-tiba berdetak kencang. Sejujurnya ia takut, ia takut ramalan itu akan terjadi.

Eunchae pun membalas dengan nada gelisah " ayah apakah itu benar? bagaimana ayah bisa tau?"

Manik raja tak bisa lagi untuk menyembunyikan kegelisahan terdapat rasa takut di kedua netranya "karena beberapa hari ini banyak sekali pemberontak hampir menyerang kerajaan, serta ada beberapa mahluk aneh tiba-tiba saja muncul di permukaan"

Eunchae menghela napas nya gusar " jadi ayah, apa yang harus aku lakukan?"

Tiba-tiba ayahnya mencondongkan tubuhnya ke hadapan Eunchae sekali-kali melirik kesana-kemari tanda ia berwaspada. Wajahnya tepat di telinga sang anak membisikkan sesuatu agar tak di dengar oleh siapapun.

Eunchae membelalakkan matanya lagi lantas mengangguk paham akan penjelasan ayahnya.

"baik ayah aku akan melaksanakan tugas dari ayah. Tapi , bagaimana aku bisa kesana?" tanya Eunchae bingung.

"ayah sudah mempersiapkan semuanya"

Raja memberikan sebuah buku yang dari sampulnya tampak elegan dan cantik. Buku itu berjudul 'The Algaire' .

"buku ini akan membuka portal ke dunia lain, tolong cari mereka"

"siap yang mulia raja!"







• • • •







“The Algaire”

The AlgaireWhere stories live. Discover now