penjelasan tentang ramalan

13 4 6
                                    

Sayup-sayup ia mendengar suara orang tengah berdebat. Suaranya seolah terdengar jauh. Semakin kesadaran nya terkumpul ia melihat tiga manusia yang tengah terikat oleh tali di depannya.

Dia membelalakkan matanya kala ia tahu itu ketiga sahabatnya yang hilang. Niki, Junghwan, dan Sullyoon. Niki dan Junghwan yang tengah beradu mulut sedangkan Sullyoon yang sepertinya tidur atau masih pingsan?.

Haerin. Haerin bahkan juga terikat seingatnya ia berada di rooftop bersama dengan seorang gadis ..... Eunchae?.

"Jangan berisik goblok." umpat Junghwan mencoba ingin menampar wajah Niki tapi sayang tangannya terikat.

"Lo juga berisik." sungut Niki tak mau mengalah.

"Eh kalian! gimana kalian ada disini?" kedua laki-laki itu menoleh ke arahnya.

"Dah bangun juga lo." kata Niki.

"Itu kita gak ingat." jawab Junghwan " Lo juga ngapain disini?" tanyanya balik.

Haerin berpikir mengingat-ingat kembali "Ah itu, gue lagi ada di rooftop terus di rooftop itu ada Eunchae."

Seketika kedua laki-laki itu mengingat kejadian sebelum Mereke berada disini.

Niki ingat dan dia kesal "Gue waktu itu lagi mau pulang sendirian karena Junghwan lagi ada rapat atau apalah pokoknya kegiatan OSIS, nah gue lewat gang kecil yang cepet untuk ke komplek Hybe-"

"Bukannya di situ sarang preman." potong Haerin dengan wajah polosnya.

"Ye markonah jangan motong." sembur Junghwan.

Haerin hanya merotasi kan bola matanya malas merespon laki-laki berbadan besar itu tapi berhati Hello Kitty kalau kata Sullyoon.

Niki melanjutkan "Nah dan bener kata Haerin di sana sarang preman dan gue udah pasrah aja tuh kalau malam itu gue bakalan tinggal nama, pas ada salah satu preman mau mukul gue. Gue merem tapi gue ngerasa aneh karena gak ada rasa sakit, dan ternyata gue buka mata preman-preman itu dah pindah alam dan yang bunuh preman itu....coba tebak."

Junghwan dan Haerin mencoba berpikir siapa yang membunuh preman-preman tersebut.

"Eunchae kan?" bukan Junghwan dan Haerin melainkan Sullyoon yang sedari tadi menyimak pembicaraan ketiga sahabatnya.

Haerin menoleh ke arah Sullyoon, Sullyoon juga menatap ke arah Haerin.

Tiba-tiba pintu bergeser memperlihatkan seorang gadis dengan pakaian serba hitam seperti ninja . Tak salah lagi itu Eunchae dengan senyum simpul sambil menyilang kedua tangannya. Semua orang di dalam ruangan itu mengalihkan perhatian nya ke arah Eunchae.

"Selamat pagi teman-teman." sapa nya membuat Sullyoon berdesis kesal.

Niki menatap Eunchae dengan tatapan horor "Sejak kapan kita temen lo?"

"Ja bener tuh! Sejak kapan kita temen lo." Junghwan memanas-manasi.

Eunchae hanya tersenyum lantas ia masuk ke dalam ruangan yang sempit itu. ia berjongkok menyamakan tinggi mereka di tengah-tengah mereka di ikat.

Eunchae yang tadinya tersenyum kini menjadi datar "Maaf, tapi aku terpaksa."

Sedangkan keempat orang tersebut hanya diam mencerna apa yang sebenarnya Eunchae ingin kan dari mereka.

"Pelayan lepaskan tali mereka!" panggil Eunchae kepada pelayan yang sedari tadi menunggu di luar.

kedua pelayan itu masuk lantas mengikuti perintah Eunchae. Eunchae berdiri berjalan menuju pintu. Mereka ber empat sudah terlepas dari tali langsung saja di dorong pelayan untuk keluar.

"Jangan dorong-dorongan lah!" bentak Niki kesal dia hampir saja terjatuh.

mereka di tuntun keluar dan Eunchae berada di depan mereka layaknya pemimpin. Sekarang mereka di kelilingi pelayan, pelayan yang tadinya dua kini menjadi semakin banyak berjumlah 12 orang.

Haerin mendekatkan dirinya pada Sullyoon "Kak Sullyoon ini kok corak ruangan nya kek jaman dahulu ya? Apa lagi arsitektur nya." bisiknya.

"Iya juga ya gue baru ngeh." Sullyoon mengangguk menyetujui ucapan Haerin

"Kita akan ke ruangan khusus." ujar Eunchae ia mendengar bisikan Haerin dan Sullyoon.

Sampai lah mereka ruangan yang di maksud tersebut Eunchae masuk terlebih dahulu diikuti keempat remaja tersebut.

Eunchae lantas duduk "Ayo duduk." Eunchae mempersilakan keempat remaja tersebut.

mereka hanya menurut dan duduk. Posisi mereka saat ini berhadapan dengan Eunchae. Eunchae sibuk membuka lembaran-lembaran kertas dan melihat satu-persatu.

"Kita ngapain?" tanya Haerin menerawang tempat mereka berada.

Eunchae hanya diam dan masih sibuk dengan gulungan kertas.

"Tuan Eric tolong bawakan gulungan kertas ini kepada yang mulia Raja." Eunchae memberikan gulungan kertas itu ke arah pelayan pribadinya.

"Baik putri saya akan melaksanakan."

Keempat remaja itu mengernyitkan keningnya bingung. Sementara itu Sullyoon sedang berpikir keras mencerna situasi.

Saat itu juga ia baru menyadari suatu hal yang terpikir dalam otaknya. Apa mungkin mereka di bawa ke dunia lain ? dan Eunchae adalah seorang anak dari raja?.

"Benar kok Sullyoon benar sekali" sahut e
Eunchae membaca pikiran gadis tersebut.

"Lo bisa baca pikiran gue?!" Sullyoon kaget sedikit berteriak.

Eunchae menghela napasnya lalu menatap satu-persatu wajah keempat remaja tersebut "Jadi saya membawa kalian kesini sebab pasti ada tujuannya, yaitu menurut ramalan 18 tahun lalu akan ada pemberontak dan mahluk rendah atau bisa di sebut monster dari dunia bawah akan menyerang dunia kami-"

"Lalu apa hubungannya dengan kami berempat?" tanya Niki memotong penjelasan Eunchae sedikit ketus.

"Jangan memotong penjelasan saya tidak sopan, baiklah mari kita lanjutkan. Jadi monster tersebut juga akan menyerang dunia kalian. Dan kalian lah orang terpilih tersebut."


••

setiap cerita ku bakalan muncul Soodam. Soalnya saya cingtah sama Soodam

readers: gak nanya:v

how you feel it when you read ?

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 07 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

The AlgaireWhere stories live. Discover now