Racun Harmoni

20 5 0
                                    

Sebuah musik mengalun indah dicafe ini membuat Javanica melamun seakan hayut dalam lagu tersebut.

Walaupun jiwaku pernah terluka.

Hingga nyaris bunuh diri

Wanita mana yang sanggup hidup sendiri

Di dunia ini

Lamunan Javanica pecah kala seseorang menaruh minuman secangkir teh dihadapan Javanica. Ini cangkir yang kedua kalinya, Javanica tersenyum sebagai ucapan terima kasih pada waiters yang mengantarkan pesanannya.

"Bisa kita bicara." ucap Nando yang menghampiri Javanica setelah mengantarkan Satya kedepan. Nando menyuruh Satya cepat pulang kerumah, jika tidak ibu mereka berdua akan marah besar. Mau tak mau Satya menurutinya sebelum pergi Satya berpamitan dengan Javanica.

"Mau bicara apa?" tanya Javanica sembari menyeruput secangkir tehnya. Teh di cafe ini terasa enak, manisnya pas dan sepertinya Cafe ini akan menjadi favoritnya untuk berduduk santai.

Nando mengeluarkan sebuah ipad kehadapan Javanica membuat Javanica mengerutkan dahinya bingung kala layar ipad Nando menampilkan rekaman Cctv jalanan.

"Kau pasti tau itu jalan dimana."

Javanica menganggukkan kepalanya tau setelah melihat jalanan ini tak asing baginya.

"Kejadian itu 6 tahun yang lalu, ada kecelakaan dijalan itu."

Javanica mulai fokus melihat vidio Cctv itu, vidio yang menampilan sebuah jalanan yang sedang hujan deras dan tak lama kemudian ada seorang lelaki berjalan dipinggir jalan dengan langkah pelan dan membungkuk memegang perutnya. Pakaiannya sudah basah, lelaki itu memakai kemeja putih dengan celana jeans. Wajahnya tak terlihat jelas direkaman tersebut sampai sebuah motor melaju dengan kecepatan cukup kencang datang dari arah berlawanan

Jalanan tersebut menurun sedikit curam dan licin akibat hujan deras, pengemudi motor tersebut sepertinya kehilangan konsentrasi dan keseimbangan membuatnya menyerempet lelaki tersebut cukup keras sebenarnya pengendara motor ini sudah berusaha keras untuk menghindari lelaki yang sedang berjalan dipinggir jalan dari kejauhan namun karna jalanan licin bahkan hujan masih turun dengan deras membuatnya tak bisa menghindari lelaki pejalan kaki tersebut dan pengendara motor juga reflek membelokan motornya masuk kearah berlawanan yang mana ada sebuah mobil melaju cukup kencang dijalanan menurun. Kecelakaan pun tak bisa dihindari oleh pengendara motor itu dan lelaki pejalan kaki yang terjatuh sudah tak sadarkan diri diatas aspal terselamatkan dari kecelakaan maut tersebut.

Javanica menutup mulutnya shock melihat kejadian kecelakaan tersebut.

"Lelaki itu adalah Satya."

"Benarkah?" tanya Javanica tak menyangka jika lelaki dividio ini adalah Satya.

"Saat itu Satya adalah anak yang nakal disekolahnya, banyak musuh sampai Satya diracunin oleh temannya sendiri. Satya waktu itu masih duduk dibangku sekolah, kedua orang tua kita belum mengizinkan Satya untuk mengendari kendaraan, jadi mau tidak mau Satya naik kendaraan umum. Aku menyesal sebelum kejadian kecelakaan tersebut Satya memintaku untuk menjemputnya setelah kerja kelompok dirumah temannya namun aku menolaknya. Temannya pengkhianat ck sudah kusuruh pada Satya untuk tidak begitu percaya sama orang lain."

Nando meraih ipadnya dari genggaman Javanica lalu menggeser layar tersebut dan menunjukkan kepada Javanica.

"Kamu kenal dengan foto laki-laki ini." ucap Nando dengan menunjuk kearah foto dilayar ipadnya.

"Andrian." gumam Javanica ketika melihat foto yang dimaksud oleh Nando.

"Ya dia Andrian, pengendara motor dividio yang kau lihat. Dia tidak terselamatkan dan meninggal ditempat."

Jiwa MonasritaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang