Lagi-lagi Di Bully

69 25 148
                                    

Setelah bel pulang berbunyi, Aletta meninggalkan kelas dan berdiri depan kelas Angga.

"Itu Aletta, kan? Siswi kelas empat, kok dia diri depan kelas kita aja?" tanya seorang siswi yang berada dalam kelas enam tersebut.

"Katanya sih dia suka sama Angga. Tadi juga dia kasih makanan ke Angga tapi sama Angga dilempari kotak makannya," jawab Nayla.

"Rasain, ganjen banget sih jadi bocil! Mana mau Angga sama cewek gendut kayak dia? Hidungnya kayak babi. Terus pipinya lebih bulat dari balon dan rambutnya kayak mangkok," sahut Salsa-circle Nayla.

Mereka memandang Aletta dari jauh sambil berbisik dan menertawakan Aletta, sedangkan Angga menyadari kehadiran Aletta. Namun, Angga enggan menemuinya dan sampai kapanpun dia tidak akan luluh dengan perempuan, seperti Aletta.

"Simulasi ujian selesai. Kalian boleh pulang," ucap guru.

Angga bergegas memasukkan alat tulis dan papan ujian. Ya, akhir-akhir ini moodnya sedang tidak baik karena puluhan tugas dan simulasi ujian yang menghantam dirinya. Maklumlah Angga adalah siswa kelas enam yang sebentar lagi dia akan mengikuti Ujian Nasional jadi dia harus ekstra belajar. Terlebih tuntutan dari Bunda yang selalu membandingkan dia dengan adiknya.

Setelah selesai doa pulang, Angga keluar kelas. Dia melihat Aletta yang berdiri dekat pintu sambil membawa sesuatu di tangannya.

"Hai, Kak Angga."

Aletta menyapa Angga dan berjalan mendekatinya, tapi Angga hanya diam dan pura-pura tidak lihat Aletta.

"Aku minta maaf ya. Aku selalu ganggu kakak tapi aku lakuin itu karena aku cinta sama kakak. Mungkin terlalu cepat aku bilangnya tapi aku jatuh cinta pada pandangan pertama ketika melihat kakak di acara arisan keluarga," ungkap Aletta menjelaskan detail.

Angga menunduk dan menatap Aletta yang setinggi dadanya.

"Denger ya, Cil. Gua nggak pernah suruh lo buat jatuh cinta sama gua jadi gua minta lo berhenti deketin gua karena sampai kapanpun gua nggak bakal suka sama cewek kayak lo. Gua ganteng dan gua bisa dapetin cewek cantik yang lebih sempurna dari lo," sahut Angga dengan jujur.

Aletta membisu, lidahnya kelu dan hatinya kembali remuk. Bahkan jauh lebih remuk dari sebelumnya. Ucapan Angga benar-benar mematahkan harapannya, mungkin inilah saatnya menghapus cinta untuk Angga?

Angga melewati Aletta dan berjalan menuruni anak tangga. Aletta menoleh ke Angga yang berjalan tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Hahaha, makanya jangan ngarep jadi cewek! Angga ganteng jadi gak mungkin dia suka sama lo, mending kubur perasaan lo dalam-dalam!" seru Zahra, anggota circle Nayla.

"Lo pernah ngaca enggak sih? Muka lo tuh jelek banget dan lo sok-sokan mau deketin Angga? Mending mundur deh karena Angga incaran Najla. Sekali lagi deketin Angga, lo berurusan sama gue!" ancam Salsa.

Aletta menghela napas, lalu berbalik dan menjauh dari kelas Angga. Aletta menuruni anak tangga dan hendak meninggalkan sekolah.

"Woi, gendut!" panggil seorang siswi dari kelas 4-B.

Aletta menoleh, melihat seorang siswi berambut keriting serta bertumbuh pendek. Namanya Putri Narisa, salah satu murid yang sering bully Aletta.

"Kenapa?" tanya Aletta.

"Lo belum piket!" seru Narisa.

Aletta berjalan menuju kelas dengan terhuyung-huyung. Dia malas berurusan dengan Narisa tapi dia juga tidak mungkin melawannya karena circle Narisa sangat banyak, sedangkan dia hanya punya Farel sebagai teman sebangku dan sahabat satu-satunya di sekolah.

"Nih lo pel lantainya sampai bersih! Kalo masih kotor, seragam lo yang gue jadiin kain pel!" seru Narisa.

Narisa melempar kain pel hingga mengenai wajah Aletta, sedangkan Aletta dan memeras kain pel. Aletta masuk ke kelas, lalu mengepel lantai dari bagian belakang.

"Woi, gajah! Lama banget sih? Lo bisa ngepel gak sih?" bentak Putri Dewi.

"Tau, ketimbang ngepel aja nggak bisa! Pasti gara-gara kelebihan lemak jadi susah gerak," sahut Narisa.

Aletta tidak menjawab, ia berusaha menahan emosi dan mengepel lantai hingga ke depan pintu. Setelah itu Aletta keluar dan menaruh kain pel dalam ember berisi air.

"Lo mau buang ke mana air bekasnya?" tanya Dewi.

"Kamar mandi," jawab Aletta.

Aletta menenteng ember dan hendak berjalan menuju kamar mandi. Tiba-tiba Narisa menarik Aletta, lalu merampas ember tersebut.

"Kamu apa-apaan sih? Mau ngapain coba?" tanya Aletta.

"Kita mau mandiin lo," jawab Narisa.

Tiba-tiba Dewi mencengkeram kedua tangan Aletta, lalu Narisa mengambil ember tersebut dan menuangkan air bekas pel ke atas kepala Aletta.

Seketika tubuh Aletta basah dan bau. Aletta memejamkan mata, lalu menatap Dewi dan Narisa dengan mata berkaca-kaca.

"Kenapa kalian tega sama aku? Aku salah apa sama kalian?" tanya Aletta.

"Hahaha, karena kita benci sama lo! Cewek kayak lo enggak pantas buat sekolah di sini!" seru Narisa.

Narisa mendorong Aletta, dan hendak melayangkan tamparan ke pipi Aletta.

"Berhenti!" teriak Farel sambil berlari mendekati mereka.

Farel mendorong Narisa dan Dewi, lalu menarik tangan Aletta dan berdiri di depannya.

"Keterlaluan kalian! Gua bakal laporin kalian ke kepala sekolah!" seru Farel.

"Lo ngapain bela dia terus? Ini urusan kita sama si babon!" seru Dewi sambil menunjuk Aletta.

"Babon? Muka lo kayak monyet! Minimal lo ngaca sebelum ngatain orang, Aletta tetap cantik meskipun gendut!" bantah Farel tidak terima.

Dewi dan Narisa melengos, lalu mereka pergi dan menuruni anak tangga. Farel menatap Aletta yang berdiri di hadapannya.

"Kenapa lo diem aja? Harusnya lo lawan biar mereka kapok bully lo!" ujar Farel dengan tegas.

"Gue gak punya teman jadi gue gak bisa lawan mereka," jawab Aletta.

"Lo punya gua! Gua bakal selalu lindungi lo!" tegas Farel.

Aletta membisu, fokusnya tertuju pada Farel. Sedangkan Farel mencengkeram kedua bahu Aletta dan menatap Aletta dengan lekat.

"Percaya sama gue ya? Gue siap pasang badan kalo mereka suruh teman-temannya buat bully lo juga," tutur Farel mencoba meyakini.

Aletta menghela napas, kemudian dia mengangguk kecil.

"Makasih udah selalu ada buat gue. Kalo engga ada lo, gue engga bakal betah sekolah di sini," kata Aletta.

"Sama-sama. Lo juga alasan gue betah di sekolah ini dan setelah sahabatan sama lo, gue gak pernah bolos sekolah dan lebih fokus belajar karena gue ngga mau gak naik kelas untuk ketiga kalinya," sahut Farel.

"Kita pulang yuk? Mama gue pasti udah nyariin," ajak Aletta.

"Ayo!" sahut Farel.

Farel menggenggam tangan Aletta, kemudian mereka menuruni anak tangga. Sesampainya di lantai bawah, Farel dan Aletta meninggalkan sekolah yang sudah sepi.

Mereka berdiri di parkiran sekolah, lalu Farel mengambil sepeda dan menuntunnya keluar gerbang.

"Lo pulang duluan aja, Rel. Biar gue jalan kaki," titah Aletta.

"Gua pulang bareng lo," jawab Farel.

"Sepeda lo gimana? Lo gak mungkin kuat bonceng gue," kata Aletta.

"Gua tuntun lah," jawab Farel.

Farel menuntun sepeda dan kembali berjalan meninggalkan sekolah, sedangkan Aletta menyusul dan berjalan di samping Farel.

My Crush Only You Where stories live. Discover now