Stop Insecure!

21 10 0
                                    

Aletta sudah berada di sekolah dan dia duduk di bangku, mengerjakan tugas sambil mendengar musik menggunakan headset.

Tiba-tiba ekor matanya melihat Angga dari jendela luar. Angga sedang bermain bola bersama temannya di lapangan depan kelas Aletta.

Aletta menoleh, lalu beranjak dari bangku. Aletta berjalan keluar dan diri di dekat tiang pendopo sekolah. Aletta memandang Angga dari kejauhan yang terlihat begitu tampan dengan wajah penuh keringat.

“Makin hari perasaan aku makin besar buat dia. Tapi aku gak bisa taruh harapan karena Kak Angga punya jiwa bebas,” batin Aletta.

Aletta tersenyum kecil, kepalanya menyender ke tiang pendopo. Ia ingin sekali memberi minuman pada Angga tapi Angga tidak mungkin terima.

“Angga!” panggil seorang gadis.

Aletta melirik ke arah gadis yang memanggil Angga.

“Kenapa?” tanya ketus Angga.

“Nih minum,” ucapnya.

Dia memberikan sebotol minuman dingin pada Angga, kemudian Angga menerima dan meminumnya.

“Makasih,” ucap Angga.

“Sama-sama. Nanti pulang sekolah kerja kelompok dulu ya? Kalo bisa kita ke taman Bekasi biar puas cari objek buat diamatinya,” katanya.

Aletta menyimak obrolan mereka. Aletta mengetahui siswi yang mengobrol dengan Angga, ia adalah Najla—anggota circle Nayla.

Sudah lama Aletta menjadi musuh bebuyutan Nayla and geng karena Nayla suka Farel tapi Farel tidak pernah membalas cinta Nayla.

“Lo pulang bareng gua aja. Kebetulan gua bawa sepeda,” kata Angga.

“Oke deh. Kita masuk yuk? Bel bentar lagi bunyi,” ungkap Najla.

Angga tersenyum, kemudian mereka meninggalkan lapangan sekolah. Angga dan Najla menaiki anak tangga dan berjalan menuju kelasnya yang berada di lantai tiga.

Aletta meratapi mereka dari jauh. Lagi-lagi hatinya dibuat hancur melihat kedekatan Angga dan Najla. Menurut rumor yang beredar, Najla dan Angga saling menaruh perasaan.

“Aletta!!” Farel berteriak sambil berlari mendekatinya. Aletta tak menjawab dan tatapannya masih tertuju pada anak tangga.

“Woi! Lo kesambet?” tanya Farel.

“Berisik lo!” seru Aletta.

“Lo pasti lagi mikirin si kunyuk, kan? Aduh, Ta ... Lo gak capek apa mikirin dia terus? Dia aja gak mikirin lo,” ucap Farel panjang lebar.

“Bacot deh! Terserah gue mau mikirin siapa,” ketus Aletta.

Aletta melengos dan meninggalkan Farel, sedangkan Farel mengikuti Aletta dan masuk ke kelas.

Aletta duduk di bangku, mengeluarkan alat tulis. Farel duduk di sebelah Aletta dan menghujani Aletta dengan tatapan sinis.

Tiba-tiba guru datang. Mau tak mau Farel berdiri untuk memberi salam karena dia adalah ketua kelas 4-B.
Setelah itu, mereka kembali duduk dan memulai materi pelajaran.

Bel istirahat berbunyi, Farel menarik tangan Aletta menuju kantin. Dia takut Aletta dipalak lagi atau menemui Angga.

“Eh, Farel ... Lo kok mau sih sama dia? Lo ganteng dan kaya raya tapi kenapa deket sama babon kayak dia? Harga diri lo jadi jatuh tau gak?” cibir Salsa.

“Uang gua bisa beli harga diri lo,” jawab Farel.

Farel melengos, lalu menyerobot antrean. Dia memesan dua mie instan dan dua es. Tanpa menunggu lama, pesanannya pun jadi. Farel keluar antrean dan memberikan dua pesanannya tadi ke Aletta.

My Crush Only You Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang