Happiness 23

588 61 9
                                    


"udah gue bilang amanda cuman bisa nyakitin lu doang" -sinis Jessi

"amanda brengsek!" -umpat Kathrina

"sst.. Diem dulu jangan berisik kalian" -sahut Christy

"dir, awas ya lu kalau masih mau balik ke amanda, lu gak sadar akhir-akhir ini kalian sering ribut? Itu cuman nambah beban lu tau gak!. Udah cukup lu selalu luluh sama manda kalau dibujuk,

lu berhak nentuin, kalau lu sakit sama manda yaudah lepas, atau gak sebaliknya. Tapi inget, gue orang pertama yang paling gak setuju kalian balik" -ucap Jessi dengan wajahnya yang menahan amarah

"lagian kalian juga belum resmi pacaran, menurut gue itu hal yang mudah kalau lu mau berhenti berhubungan sama manda" -sahut Kathrina

Christy menghela nafasnya mendengar teman-temannya yang tidak ingin berhenti berbicara.

"kak, setelah aku pikir-pikir kakak emang banyak sakitnya sama kak manda. Sebelumnya aku mikir kalaupun kak indira sakit hati sama kak manda, kak manda yang jadi obatnya, tapi ternyata pikiranku salah ya?" -ujar Raisha

"indira juga salah, dari awal amanda udah bilang kan, dia cuman bikin luka buat indira. Tapi gimana respon indira? Tetep mau juga" -balas Christy

"chris, lu kenapa si? Kenapa belain manda? Gak kasian lu sama indira?!" -sinis Jessi

"gue bukan gak kasian, tapi indira juga harus inget dari awal amanda udah ngingetin dia.

dir, temuin manda. Bikin dia sadar kalau kamu tu gak pantes dapetin ini semua, aku setuju sama omongan jessi, hak kamu buat mutusin untuk lanjut atau enggak. Bicarain hubungan kalian mau gimana selanjutnya, aku rasa kamu belum puas kemarin ngomongnya, aku yakin masih ada yang pengen kamu sampaiin ke manda" -lanjut Christy

"selesaiin hubungan yang gak pernah kalian mulai itu dir! Atau mau gue temenin buat ketemu amanda?!" -sahut Jessi kembali

‎Indira terdiam, mencerna ucapan-ucapan temannya. Ia sedang memandang langit mendung dari jendela kamarnya dengan kepalanya yang tertidur di lipatan tangannya. Setelah mendengar ucapan-ucapan tadi ia jadi teringat ucapan ayahnya.

Benar, ia tidak bisa terus-terusan lemah ketika Amanda membujuknya. Kali ini Indira harus terlihat tegas, ia memang belum merasa puas saat ini. Haruskah dirinya menemui Amanda lagi? Ia ragu, ia merasa takut. Bagaimana jika dirinya dibuat goyah oleh Amanda?

Ah tidak! Indira harus percaya dengan dirinya bahwa ia akan menyelesaikan masalahnya tanpa luluh jika Amanda membujuknya.





Indira menangis dalam pelukan ibunya, ia menceritakan semua yang terjadi antara dirinya dan Amanda. Belum ada keberanian darinya untuk bercerita kepada sang ayah. Jadi ia memilih untuk menceritakannya kepada ibunya terdahulu.

"hei, gapapa sayang. Jangan nangis ya? Mama paham sama perasaanmu, mama papa udah pernah ngingetin ke kamu kan? Kalau memang semua sudah kejadian dan kejadiannya malah yang gak kamu inginkan,

sekarang kamu pikirin apa yang harus kamu lakuin setelah ini, ingetkan kata papa? Gak semua harus kamu milikin walaupun kamu suka dengan hal itu"

"kenapa nangis?"

Indira menjauhkan kepalanya yang tersandar pada pundak ibunya setelah mendengar suara ayahnya. Ia mengusap-usap kedua pipinya, lalu memeluk erat lengan ibunya.

"kenapa?"

Gracia memberikan isyarat kepada Shani dengan kejaman matanya, bermaksud untuk meminta Shani mendekat.

Happiness [End]Where stories live. Discover now