008.

501 45 3
                                    

Chaterinna menggenggam tangan ibunya dengan erat, mengelusnya lembut serta menatap orang yang paling dia sayang dengan segenap hati. Andai saja dirinya memiliki bertriliun uang di dalam dompetnya mungkin saat ini penyakit ibunya sudah dapat  diringankan dengan cepat.

"Kamu udah nggak tinggal sama Tante kamu, nak?" Tanya sang ibu membuat Chaterinna seketika langsung mengangguk lemas.

Kini Chaterinna dan Heeseung berada di kamar sebuah rumah sakit dimana ibu kandung dari sang gadis masih tetap harus di rawat karena pada bagian kaki sebelah kanannya perlahan mulai mengalami pembusukan karena diabetes yang di deritanya. Tentu saja hal ini membuat Chaterinna menjadi sangat merasa bersalah, dia harus kembali berkerja seperti dulu.

Sudah hampir 3 hari Chaterinna tidak datang ke tempat kerjanya, baik di pasar maupun di Cafe. Karena tidak punya ponsel membuat Chaterinna tidak tahu kabar dan keadaan di sana tanpa dia. Mungkin jika dirinya tiba-tiba kembali, bosnya akan marah besar dan memukul nya.

Atau bahkan menggantungnya?

"Kamu sekarang tinggal sama cowok ini? Kenapa? Memangnya Tante kamu kenapa? Dia ngusir kamu? Nak?" Pertanyaan yang bertubi itu membuat Chaterinna semakin merasa bersalah.

"Iya, aku sekarang tinggal sama temen aku yang ini," ucapnya sambil menunjuk Heeseung yang tengah berdiri di belakangnya.

"Terus Tante kamu?"

"Aku nggak di usir, kok! Aku yang milih buat  pergi soalnya aku merasa nggak enak sama beliau, aku udah banyak ngerepotin dia." Jelas Chaterinna.

Mama Chaterinna menoleh ke arah Heeseung lagi, "kamu jangan macem-macem sama anak, saya. Tolong jaga dia dengan baik, ya? Cuman dia yang saya punya."

Heeseung tersenyum lalu mengangguk, "iya Tante!"

Chaterinna menoleh sinis kearah Heeseung karena masih kesal dengan kejadian kemarin. Sungguh itu terjadi begitu cepat dan tanpa aba-aba, Chaterinna tidak bisa melakukan apapun selain mengikuti alur yang Heeseung buat. Menjaga apanya? Laki-laki mesum seperti dia tidak akan bisa menjaga sesuatu dengan baik.

Heeseung membalas tatapan sang gadis dan langsung memasang wajah mengejek, laki-laki itu pun menaruh tangannya di atas kepala Chaterinna dan mengelusnya pelan.

"Saya bakal jaga dia sebisa saya."

。⁠:゚⁠(Bite To Heal)゚⁠:⁠。

Sesampainya di kediaman yang mulai perlahan mulai muncul warna satu persatu, Chaterinna mendudukkan dirinya di sofa sedangkan Heeseung langsung melengos pergi ke dapur untuk menyiapkan air minum kepada Chaterinna.

"Seung, gue mau kerja lagi." Ucap Chaterinna saat Heeseung baru saja ingin menaruh segelas air hangat di meja ruang tamu.

Heeseung menoleh lalu menggeleng pelan, "nggak, Chat. Lo harus banyak istirahat, gue udah sering bilang soal biaya dan segala-galanya gue bakal tanggung."

"Apaan sih, Seung?! Kenapa harus begitu? Emangnya gue siapa lo? I'm not your priority! "

"But you are the priority! Gue nggak suka di bantah, tolong nurut, Chat."

"Seung, tolong. Gue juga mau di mengerti."

"Gue kurang mengerti dimana nya? You just need to obey, that's more than enough. Masih kurang di bagian mana?" Sahut Heeseung dengan wajah kesal.

Jelas terlihat bahwa laki-laki itu saat ini marah kepadanya, namun tentu saja lagi pula mengapa Heeseung harus marah? Padahal Chaterinna yang ingin bekerja, lagi pula itu tidak akan membuatnya merasa lelah, tidak ada lagi beban yang harus dia pikul di pundaknya.

"Seung,"

"Nurut, Chat. Gue udah bilang gue nggak suka di bantah. Kalau lo mau keluar kabur silahkan sana! Ujungnya gue bakal nemuin lo juga. Mau tetep kerja? Silahkan, biar sekalian gue pukul bosnya. Orang sakit kok di bolehin kerja sampai larut begitu kayak nggak punya otak."

Chaterinna merasa tidak terima, dia pun berdiri tepat di hadapan Heeseung dan menatapnya dengan tajam. "Lo siapa, sih? Ngatur hidup orang terus?"

Heeseung membalas tatapan itu dengan sedikit lebih tenang dari sebelumnya. "Don't cross the line if you don't want to accept the consequences, jangan begini Chat. Gue beneran nggak suka."

Chaterinna menghela nafas berat lalu pergi ke luar rumah di siang terik begini, Heeseung membiarkan gadis itu pergi tapi di sisi lain dia merasa takut Chaterinna sungguhan tidak akan kembali. Manusia memang sulit di mengerti.



























To be continued>>>>>>

BITE TO HEAL | LEE HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang