009.

507 46 4
                                    

Matahari masih begitu terik untuk di bilang sudah mulai sore, namun Heeseung masih saja menunggu kedatangan Chaterinna lagi setelah 2 jam pergi dari rumahnya karena pertengkaran kecil tadi. Sungguh awalnya dia memang ingin menghiraukan karena pasti Chaterinna akan kembali ke sini pada akhirnya, namun entah mengapa itu malah membuat Heeseung khawatir.

Buru-buru Heeseung mengambil kunci mobil yang tergantung di dekat televisi ruang tamu dan bergegas untuk segera pergi mencari Chaterinna. Belum genap membuka pintu, gagang besi di hadapannya tiba-tiba bergerak dan perlahan pintu pun terbuka dengan sendirinya, menampilkan wajah datar Chaterinna di sana.

Heeseung menghela nafas lega, "untung aja nggak di culik om-om."

Chaterinna berdecak sebal, "tadinya mau ke rumah sakit ketemu mama, tapi di jalan ketemu anak-anak masih kecil jualan pistol air sambil kepanasan banget,"

Heeseung melirik sebuah kantung plastik cukup besar di tangan Chaterinna yang ternyata isinya sekitar ada 10 pistol air mainan untuk anak-anak. Laki-laki itu sempat terkejut sebelum akhirnya tertawa heran.

"Lo beli semua mainannya? Terus ongkosnya habis? Makannya balik lagi ke sini?"

Merasa tidak ada yang salah dengan ucapan Heeseung barusan Chaterinna pun mengangguk pelan dan langsung masuk ke dalam rumah itu lagi dengan perasaan sedikit kesal. Padahal niat awalnya mau kabur, terlebih lagi dia habis marah-marah kepada Heeseung.

"Makan dulu, Chat. Habis itu minum obat, besok kita konsul lagi ke dokter buat chek keadaan lo." Jelas Heeseung setelah melempar kunci mobilnya ke atas sofa.

Chaterinna jadi merasa bersalah, sikapnya terlalu berlebihan tadi padahal jelas-jelas seseorang ada yang tengah begitu perduli kepada kehidupannya yang amat malang.

"Gue mau mandi dulu, panas banget soalnya." Guman Chaterinna pelan lalu masuk ke kamar mandi setelah mengambil handuk berwarna pink yang sengaja Heeseung belikan kepadanya kemarin malam sekalian menunjuk gadis itu saat marah karena kejadian kemarin pagi.

Heeseung duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, di pikir-pikir sepertinya Chaterinna membutuhkan ponsel untuk memberi kabar kepadanya dan begitu pun sebaliknya. Heeseung berpikir sejenak menghitung gajinya bulan ini cukup atau tidak untuk membeli seluruh keperluan Chaterinna, baik pakaian, peralatan mandi, makan, ponsel dan sebagainya.

Heeseung memejamkan matanya sejenak, perutnya mulai lapar. "Nyari di mana coba siang-siang begini?" Berujar pelan sebelum tiba-tiba Heeseung terkejut bukan main saat ada semprotan air mengenai baju hingga wajahnya.

Heeseung melotot saat menyadari Chaterinna lah pelaku utama dari penyemprotan air ini. Di depan sana ada sang gadis yang sedang cekikikan sambil memegang pistol mainannya. Dari pada harus di anggur kan, lebih baik di mainkan dengan seharusnya bukan?

Heeseung berdiri lalu berjalan mendekat kearah Chaterinna, gadis itu tentu saja masih asik menyemprotkan air itu ke tubuh serta muka Heeseung. Laki-laki itu tertawa terbahak-bahak.

"Lo bener-bener!" Heeseung mengambil pistol mainan lain yang ada di kantung plastik itu dan mengisinya dengan air di kamar mandi dengan terburu-buru karena Chaterinna masih saja menyemprotkan air itu kepadanya.

Heeseung membalas perbuatan Chaterinna, mencoba saling menghindar tapi ujungnya naas, keduanya basah kuyup.

"Cukup, Chat. Nanti sakit." Ucap Heeseung saat Chaterinna masih mencoba mengisi pistol air itu dengan air keran di sini.

"Lo kurang basah, nggak impas. Ini rambut gue aja sampai basah semua!"

Heeseung tertawa kecil, "makannya jangan cupu, dong!"

BITE TO HEAL | LEE HEESEUNG Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang