Bagian IV🥀 > gadis itu,namanya Langit Rinai

113 66 114
                                    

"Aku bersyukur,karena takdir telah sedikit berbaik hati pada ku"
_ Aksara

•••

•••

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.


Ini hari keempat sejak Kediaman Maheswara dibiarkan kosong untuk jangka waktu seminggu kedepan.
Hanya beberapa pekerja yang akan datang pada pagi hari,kemudian mereka kembali pulang menjelang waktu makan siang.

Dan selama waktu itu, hanya di habiskan Aksara untuk berdiam diri dikamar nya.
Beberapa luka memar biru sudah mulai menghilang,dan perban di kepalanya pun sudah ia lepas.

Meski enggan,tapi Aksara harus keluar hari ini,karena pemuda itu memiliki pekerjaan part time yang harus ia lakukan siang nanti disalah satu cafe di pusat kota.

Mengenai wajahnya yang pasti sudah dikenali oleh publik,Aksara akan selalu menggunakan masker dan topi saat keluar. Meskipun dalam beberapa kejadian tak terduga,membuat segelintir orang mengetahui rahasia yang Aksara simpan rapat dari orang asing.

Bermodalkan apel setengah busuk yang ia temukan di kulkas ruang makan untuk sarapan. Pagi itu pukul setengah sembilan,Aksara sudah mulai mengayuh sepeda nya menuju tempat ia bekerja.

____

"Sial,sakit banget anjing." Gadis dengan surai hitam sebahu itu mengumpat kasar. Sesekali jemari lentik kasar nya menenkan-nekan bagian tepi dari luka lecet di lutut.

Netra coklat gadis itu melirik sinis pada pemuda yang masih saja mengulurkan tangannya sedari tadi.

"Lo !" Gadis itu menepis kasar uluran tangan Aksara,mulut nya sudah komat kamit tak karuan sedari tadi.
"Punya mata kan ?! Bisa-bisanya siang bolong gini malah nyerepet orang lo."

Aksara yang di tunjuk seperti itu hanya diam,otaknya sedang mencerna hal apa yang harus ia lakukan.

Meski sempat ragu,akhirnya Aksara memilih untuk menarik lengan gadis yang masih asik menggerutu sendirian itu untuk. mengikutinya duduk disalah satu bangku di pinggir jalan.

"Yaa ! Lo ngapain main tarik tarik aja hah ?!" Teriakan melengking gadis bersurai hitam pendek ini mengundang setiap pasang mata di sekitar untuk memperhatikan keduanya.

Aksara hanya tersenyum hingga membuat mata teduh nya menyipit,telunjuk nya ia dekatkan di luar masker,mengisyaratkan agar gadis itu diam. Karena jujur saja, telinga Aksara cukup sensitif untuk mendengarkan suara nyaring gadis disebelah nya.

Setelah memaksa gadis itu untuk duduk diam,Aksara menunduk berulang kali untuk meminta maaf.

"Lo ngapain nunduk nunduk gitu hah ? Kayak mau nyembah aja njir." Gadis itu berujar ketus,tangannya masih sibuk mengipasi luka lecet pada lutut nya.

Satu hal yang Aksara sadari sejak beberapa menit yang lalu,mulut gadis ini sangat ringan mengeluarkan bahasa kasar.

Aksara memilih untuk menjauh dari sana. Ia mendekat pada tempat sampah untuk mencari botol kosong guna menampung air bersih dari kran yang ada di taman,di sebrang jalan.

Yang Disampaikan AKSARA [ ON GOING ] حيث تعيش القصص. اكتشف الآن