75. Mengungkapkan

192 15 0
                                    

Warning: 16K+ words. Terdapat adegan yang bikin naik darah 🔞⚠️

Sekarang pukul empat pagi, langit masih gelap, tetapi Tay anak berumur sembilan tahun itu terbang sembari menggendong tubuh mungil New di depan tubuhnya, dia diikuti oleh paman Brown yang terbang di belakangnya. Setelah semalam meninggalnya Daddy dan membawa New ke bukit, akhirnya anak lelaki tampan itu memutuskan memulangkan si manis.

Dia mengepakkan kedua sayap hitamnya dengan perasaan sedih, ini akan menjadi hari terakhirnya melihat New, karena setelah ini dia akan benar-benar menghilang dari hidup si manis. Sejujurnya ini benar-benar sulit, tetapi semua demi kebahagiaan New.

Saat ini Tay terus mengepakkan sayapnya, udara terasa sangat dingin. Sampai akhirnya dia berada di atas kediaman Adulkittiporn. Dari sini terlihat banyak maid dan penjaga yang berkumpul di tengah halaman rumah, mereka menangis bersama sembari saling menguatkan. Tay pun akhirnya sadar berita meninggalnya daddy sudah diketahui oleh para penjaga serta maid, berarti papa dan Off juga telah mengetahuinya.

Seketika Tay jadi memikirkan bagaimana keadaan papa dan Off. Pasti keduanya sangat sedih, dan ini semua karenanya. Tay kembali mengutuk dirinya sendiri, dia jadi terdiam beberapa saat, sampai sepasang netra keemasannya yang penuh air mata menatap ke omega di gendongannya. Dia harus segera membawa si manis pulang.

Tay menatap ke depan pagar rumah besar ini, dia melihat tidak ada penjaga. Tay pun segera menuju ke depan gerbang, perlahan dia turun sampai sepasang kakinya yang dilapisi sepatu berhasil memijak ke aspal. Dengan lembut Tay menidurkan New di aspal dingin tersebut. Anak lelaki tampa itu jengkok di depan New dan kembali menangis tanpa suara, berat meninggalkan New, dia tidak mau berpisah dengan omega manis ini.

Namun, tiba-tiba paman Brown berdiri di depan Tay. "Pangeran cepat pergi dari sini. Paman yang akan membantu Tuan Nunu masuk ke dalam," suara paman Brown masuk ke dalam pikiran Tay.

"Tapi... aku nggak bisa..." lirih Tay, dia menjawab lewat pikiran.

"Tapi Pangeran harus melakukannya... ayo Pangeran cepat pergi dari sini... nanti ada yang melihat Pangeran, semua akan tambah berbahaya..." paman Brown berkata lirih, dia juga benar-benar sedih.

Akhirnya Tay menatap ke New yang masih memejamkan mata, dia menunduk dan mengecup dahi si manis. Kemudian kedua tangan Tay menggenggam kedua tangan New dengan erat, dia tidak ingin berpisah dengan adik manisnya. "Nunu kamu harus sehat ya... Aku janji... aku akan menjaga kamu... dari jauh... aku janji Nunu..." lirih Tay menahan isakan, lalu menatap New lama.

"Pangeran... cepat pergi..." tegur paman Brown menyadarkan Tay. Akhirnya Tay berdiri, dia masih menatap New. Kemudian anak lelaki tampan tersebut perlahan mengepakkan sayapnya dan terbang menuju sebuah pohon besar yang ada di depan rumah New. Dia berdiri di dahan teratas.

Tay masih menatap paman Brown dan New dari kejauhan, sementara paman Brown melihat sedih New lalu beralih ke pagar. Tiba-tiba, "KEEEEAAARRRRRR! KEEE– ARRRRRR!" paman Brown mengeluarkan suara sangat kencang.

Terlihat para penjaga terkejut, tanpa menghapus air mata mereka segera berlari ke arah gerbang. Pintu terbuka dan semua kaget melihat New tergeletak di aspal. "Tuan!" ucap semua penjaga, mereka melihat paman Brown penuh kewaspadaan. Takut elang itu melakukan hal buruk pada New, sedangkan paman Brown yang tahu mereka waspada, beliau pun mundur ke belakang. Berdiri dua meter di depan mereka.

Semua penjaga kebingungan, tetapi mereka beralih ke si manis. Seorang penjaga dengan lembut menggendong tubuh anak yang baru berusia lima tahun itu. Dia segera membawa tubuh New masuk ke dalam rumah, diikuti oleh penjaga lainnya. Paman Brown pun terbang dan berdiri di sebelah Tay.

Taynew FelicityWhere stories live. Discover now