16. Rasa Sakit

80 9 0
                                    

Beberapa hari telah berlalu, semuanya terasa berat untuk New. Lelaki manis tersebut sedih karena sampai detik ini kakaknya tidak mau bertemu dengannya, padahal New merindukan Off, dia kangen perhatian tulus dari Kakaknya.

Namun, New sadar kalau dia sudah membuat Off benar-benar kecewa, makanya saat dikurung di kamar dia tidak memberontak, karena tahu akan kesalahannya. Padahal New sudah bosan berada di kamar. New hanya ingin berjalan di sekitar rumah, tetapi tetap tidak boleh. New jadi merasa dikurung dalam kandang.

Beruntungnya selama beberapa hari ini Tay selalu menemaninya, mereka teleponan sambil melihat satu sama lain melalui jendela, dalam posisi tertidur berhadapan di ranjang masing-masing. Namun, New sering nakal, dia tetap menyuruh Tay menemaninya di kamar, dan Tay akhirnya menuruti kemauan kucing manis tersebut.

Seperti saat ini, jam menunjukkan sepuluh pagi. New lagi tidur telentang di ranjang sambil menatap Tay yang berdiri di jendela kamarnya. Telinga kucingnya bergerak pelan, sedangkan ekornya bergoyang ke kiri dan ke kanan. Kedua tangan New melambai-lambai minta dipeluk. "Om Tee sinii."

Tay diam, gemas sama tingkah hybrid manisnya, apalagi melihat New memakai piyama panjang putih bergambar polar bear, makin menambah kegemasannya. Sedangkan New juga memperhatikan penampilan Tay yang shirtless cuma memakai celana hitam dan rambutnya sedikit basah, terlihat baru selesai mandi.

"Nanti ada Papa kamu."

New menggeleng. "Papa udah pergi kerja Om, sini main sama Nunu."

"Tapi saya juga harus pergi kerja."

Si manis langsung menatap kaget, dia berubah posisi menjadi tidur tengkurap. Seketika New memasang ekspresi sedih. "Jangan pergi Om Tee."

New mulai memohon, kalau sudah seperti ini Tay benar-benar tidak bisa meninggalkan kucing manisnya itu. Dia harus menidurkan New dulu, kalau New sudah tidur pasti dia akan nyaman di kamarnya.

Perlahan Tay naik ke pembatas jendela dan loncat ke jendela New, lalu masuk ke dalam. Si manis langsung tersenyum memunculkan gummy smilenya, senang ditemani oleh Tay, dia tidak suka kesepian.

Tay gemas melihat New yang sekarang menggerakkan ekornya ke kiri dan ke kanan. Tay pun berjalan dan menaiki tempat tidur, dia duduk bersila di samping si manis. Tangannya refleks menepuk pantat bulat New, membuat New kaget dan wajahnya memerah. "Om Tee suka pegang pantat aku!"

"Empuk, kamu nggak pakai dalaman?"

Tay meremas lembut pantat New, sedangkan New langsung menyembunyikan wajahnya di bantal. "Pakai Om."

"Bohong?"

"Iya bohong, umm Nunu nggak pakai, tadi abis mandi lupa pakai celana dalam," jawabnya polos, benar-benar menggemaskan.

Tay mengelus pantat New, sementara New diam saja, dia suka pantatnya dipijat oleh Tay. Namun, tiba-tiba New salah fokus, dia membuka bantal yang menutupi wajahnya. Lelaki manis itu sibuk memainkan jam tangan yang Tay pakai. "Meoow..."

Tay menarik tangannya, itu membuat New cemberut. "Meow nyaw!"

"Jangan main terus, mending kamu tidur. Saya mau kerja, tapi mau kamu tidur dulu."

New menatap sedih dan berubah posisi menjadi tidur telentang, tangannya menggapai-gapai Tay minta dipeluk. "Jangan pergi Om Tee, sama Nunu aja di sini, kita main bola-bola benang."

Tay gemas, dia perlahan menunduk, dan New segera melingkarkan tangannya di leher sang alpha, sekarang wajah keduanya sejajar. Kucing tsundere ini tidak menyadari tingkah laku menggemaskannya. Bilangnya tidak suka sama Tay, tetapi sikapnya begini.

Taynew FelicityWhere stories live. Discover now