sebelum membaca, alangkah baiknya meninggalkan jejak lebih dahulu ya teman.
— happy reading —
Javier memasuki kamar nya sembari melepaskan tali pinggang sekolahnya dan meletakkan nya asal.
Javier menghela nafas kasar ketika melihat kamar nya seperti kapal pecah.
Biasanya sang mama selalu membersihkan kamar nya, namun kenapa sekarang tidak?
Javier tersenyum kecut mengingat tadi pagi ia sempat bertengkar dengan mama nya hanya karena aca, gadis sialan itu.
Mungkin saja sekarang mamanya masih marah padanya hingga tadi saat pulang, javier sama sekali tak di sambut seperti biasanya dan kini, kamarnya pun terkena imbas.
Javier melempar tas sekolahnya asal di atas kasur nya hingga membuat sebuah kotak dari saku samping tas nya keluar dan terjatuh ke lantai.
Javier melirik sekilas kotak tersebut.
Kotak itu tadi siang di berikan lingga untuknya, lingga dengan terang-terangan mengatakan bahwa itu dari aca membuat javier menolak keras hadiah tersebut.
Namun dengan keras kepala nya, lingga justru meletakkan kotak tersebut ke dalam tas nya.
Javier mengambil kotak tersebut dan membuka nya.
Isinya hanyalah sebuah kunci kecil, terlihat seperti kunci lemari.
Namun, tunggu!
Ini bukan hanya sebuah kunci.
Javier tentu mengenal kunci ini. Kunci penting yang hanya di miliki guru.
Javier selalu melihat guru memegang ini ketika ujian telah berakhir dan guru dalam masa mengurus nilai nilai murid.
untuk apa aca memberikan nya kunci ini? Bahkan tak ada penjelasan dari gadis itu di dalam kotak ini, hanya sebuah kunci dan busa busa tak jelas.
Javier berdecih, pasti ini akal-akalan gadis itu lagi.
Jangan lupa, aca itu punya seribu cara untuk mendekatinya.
Javier pikir, aca pasti memberikan nya kunci tak jelas ini agar cowok itu penasaran dan dengan sendirinya menghampiri nya seolah olah javier membutuhnya.
Menjijikkan pikir javier.
———
Esoknya paginya, javier menuruni tangga setelah siap dengan seragam sekolahnya.
Pemuda itu memasuki area ruang makan dan duduk bersebelahan dengan sang mama.
Namun ketika baru saja duduk, Airin langsung berdiri dari berpindah tempat duduk menjadi berhadapan dengan javier.
Baiklah, sampai sini javier mulai kesal. Karena pasti mama nya masih mempermasalahkan keributan mereka kemarin pagi.
"Hari ini gak ada bekal?" Tanya javier berbasa-basi.
"Gak." Jawaban singkat itu membuat javier kesal 1 tingkat.
"Nanti javier nongkrong sama yang lain, jadi pulang maleman kayaknya." Ujar javier.
"Seterah."
Baiklah, sampai sini kekesalan nya sudah naik 2 tingkat.
"Mama masih marah?" Tanya javier tanpa menatap airin.
"Menurut kamu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
JAVIECAS [ SEGERA TERBIT ]
Teen Fiction"Gak usah ngancurin hidup gue." - Javier nalendra Aditya. "Gue gak nyakitin lo, jadi kenapa lo hancur?" - Cassandra Zahra Aqila. "Dengan adanya lo di hadapan gue, itu sama aja ngehancurin hidup gue." - javier nalendra Aditya. ••••••• Javier itu luk...